Mitologue | Horror, Mitologi, Misteri Profile picture
May 9, 2023 85 tweets 8 min read Read on X
Di kampungku setiap ada orang yang meninggal sebelum 40 hari, dia pasti datang menjemput orang lain untuk ikut mati.

Itu selalu terjadi, kali ini, tanda-tandanya ada pada ibuku, tolong...

"40 Hari"
-A Thread- Image
Selama perjalanan libur lebaran, aku mendapat cerita dari narsum tentang betapa mengerikannya kampung tempat dia tinggal,
Namanya, kampung layat, sebab kampung ini amat sering mengalami kematian setelah kematian, dan kematian kedua biasanya dari para pelayat.
Konon, dia diajak oleh almarhum untuk ikut dengannya, hal ini sudah terjadi sejak turun temurun, kepercayaan yang menjelma nyata menjadi momok yang menakutkan bagi setiap warga desa.

Bagaimana bisa?
Nanti malaman kita mulai ya, asli ini cerita merinding abis gw nulisnya.
Sementara, RT, tandai, like atau bookmark thread ini agar tidak hilang.

yok, tinggalkan jejak,
kamu percaya orang meninggal sebelum 40 hari masih bergentayangan?
“Telah meninggal dunia, Akung Bin Pulan, 78 Tahun, pada hari ini 12 Januari 2013, jam 23:47”

Pengeras suara (Toa) masjid mengumumkan berita kematian seorang kakek sebatang kara yang semasa hidupnya menghabiskan waktu sebagai petani singkong.
Kabar mengenai kematian selalu menjadi momok menakutkan bagi warga Kampung Layat, pasalnya, desa ini seperti terkena kutukan empat puluh (40) hari—
—Konon, Arwah orang yang meninggal di desa tersebut akan berkeliaran mencari kawan semati untuk dijemput.
Terlampau malam, jenazah Mbah Akung akan di makamkan esok pagi.
Satu desa mendadak senyap, para warga yang masih terjaga dan semula berada di pos ronda, hingga warung kopi serentak bergegas terbirit-birit pulang ke rumah mereka masing-masing.
***

Adzan subuh berkumandang,
Bu Ani beranjak dari kasur menuju sumur halaman belakang, ia hendak mengambil wudhu.
Rumah Bu Ani terletak di sebelah rumah Mbah Akung. Selama almarhum sakit, Bu Ani salah satu orang yang turut merawatnya, sebagai tetangga dekat yang sudah mengenal Mbah Akung sejak dia kecil,
Bu Ani merasa iba pada kakek tua sebatang kara yang ditinggal meninggal oleh istrinya sebelum sempat memiliki anak.
Sumur itu berada terbuka di halaman belakang rumah yang berbatasan langsung dengan tanah kebun singkong milik Mbah Akung.
Bu Ani mencabut sumpalan bak agar mengalir air untuk dirinya wudhu, saat membasuh wajah, Bu Ani menyadari ada yang memperhatikannya dari arah kebun.
Merasa merinding, Bu Ani mempercepat gerakan wudhunya, setelah membasuh kaki, dia berdiri tegap melempar pandang ke arah sosok tersebut,
Berdiri sosok Mbah Akung berpakaian lusuh penuh tanah di antara pohon-pohon singkong miliknya.
Mbah Akung menatap datar Bu Ani,

“Ya allah, si mbah, subuh-subuh sudah di kebun, mbah?” sapanya.
“Buk, bicara sama siapa to?”

Tegur Nira, anak Bu Ani yang melihat ibunya berbicara seorang diri ke arah kebun.
“itu loh, Mbah Ak—” Kalimatnya tersendat kala melihat sosok yang ditunjuk hilang begitu saja.

“Buk! Mbah Akung udah meninggal, tadi malam.” Jelas Nira.
“masa? Ngawur kamu, Nir, ah!” Bu Ani menolak percaya.

“Ibuk yang ngawur, wes gantian, aku juga mau wudhu.” Balas Nira.
Ibu Ani mematung terkesiap, kala kabar kematian Mbah Akung tersiar di toa, dirinya sudah terlelap.
Seketika sekujur tubuhnya berdesir merinding, Ibu Ani tampak cemas, sebab, mereka yang meninggal sebelum empat puluh hari, akan menampakkan diri pada orang yang ingin mereka ajak mati.
************

Lanjut besok ya guys, badan mulai gak enak nih. 🙏
Rehat dulu, takut ketemu mbah akung :(
********

Suasana pagi di Kampung Layat terasa lebih sunyi dari biasanya, tak ada lalu lalang para petani membawa cangkul, pengarit rumput, gembala domba, hingga orang-orang yang silih berganti memanggul karung-karung pupuk untuk perkebunan mereka.
Pemandangan itu berganti dengan raut cemas kerumunan orang yang melayat ke rumah duka Mbah Akung.
Kepala desa turut hadir, dia memberikan instruksi pada pengurus paguyuban musholah untuk membereskan pemakaman Mbah Akung sebaik-baiknya,
“Kasian, tidak ada keluarganya.” Ujar Pak Desa pada Urip, salah satu marbot yang ditugaskan untuk memandikan jenazah Mbah Akung.
Tak ada yang berani memandikan jenazah Mbah Akung. Ketika ada kematian, selain keluarga almarhum, warga lain sejatinya menghindari berada di dekat mayit berlama-lama,
sebab mereka khawatir benang pati mayit menyangkut ke mereka—benang pati ialah semacam ikatan batin dari almarhum kepada mereka yang masih hidup,
benang pati tersulam dari rasa sayang, kasih, benci, amarah, bahkan dendam yang ada pada diri almarhum.
“Nggih, Pak.” Manut Urip pada Pak Kades.

Urip, pria paruh baya, tak terlalu tinggi, berusia sekitar 40 tahunan dengan pakian koko dan kopiah putih di kepalanya penuh perasaan was-was melangkah pelan masuk ke rumah Mbah Akung.
Urip adalah orang ke lima yang akhirnya lapang dada menerima tugas memandikan jenazah Mbah Akung dari Pak Kades,
tak lain alasannya karena dirinya Iba dengan Mbah Akung, sosok yang dikenalnya murah hati,

Mbah akung pernah membawakan sekarung singkong hasil panen ke rumah Urip saat dia dan keluarganya sedang terhimpit ekonomi bahkan untuk makan pun berharap belas kasih orang lain.
Rumah Mbah Akung terasa pengap dan berbau apek. Urip terkejut, cukup banyak benda-benda klenik dan berhala yang terpajang di sudut-sudut rumah ini.
Dia juga menemukan nampan kecil berisikan bekas sesaji yang membusuk.
Selama hidup, Mbah Akung memang dikenal sebagai dekat dengan hal-hal berbau mistik, dia seorang sepuh yang disegani sedari dulu karena dianggap memiliki kemampuan supranatural—
---Mbah Akung, sering dimintai tolong untuk meruwat rumah, menyembuhkan santet dan sebagainya.

Tapi semua itu dia lakukan dengan ikhlas tanpa pernah meminta imbalan.
Memasuki rumah ini, serasa menjadi lebih dekat dengan sosok yang diketahuinya paling pemberani,
Mbah Akung di masa terakhir hidupnya bahkan menyebut kalau kutukan empat puluh hari ini dipelihara turun temurun oleh satu pihak yang memuja iblis,
teringat satu peristiwa besar di kepala Urip pada satu tahun silam, kala kematian Ninik Tini yang menggemparkan seantero kampung layat setelah sosoknya bangkit dari tanah kubur.
******
Guys sementara yang mau baca duluan Bab 2 (lanjutan) bisa kalian baca di karyakarsa ya, download lanjutannya di link berikut :
karyakarsa.com/mitologue/40-h…

Dukungan kalian sangat berarti untuk aku terus menulis, terima kasih 🙏
Di thread akan tetap update menyusul.
BAB 2 - NINIK TINI

Sekitar satu tahun sebelumnya, kampung Layat digemparkan kabar kematian salah seorang paling dermawan di desa yang juga merupakan Ibu dari kepala desa.
Ninik Tini tutup usia secara mendadak saat sedang mengaji, dirinya dikenal sebagai sosok yang aktif menghidupkan berbagai kegiatan di musholah desa.
Namun hari itu, ada yang tak biasa dari kematian Nini Tini, mayitnya membiru, Pak Kades mengatakan bahwa rumah sakit mendiagnosa Ninik Tini meninggal akibat pecah pembuluh darah.
Namun tepat di ubun-ubun kepala Ninik Tini, terus mengalir darah kental berbau amis dari setiap lubang-lubang inderanya—hidung,
--mulut, kedua telinga, bahkan maaf, darah juga keluar dari alat kelamin dan duburnya.
Darah itu terus merembas sampai jasad Ninik Tini dibalut dengan kain kafan.

Tak berlama-lama menerima layatan, kepala desa dan keluarganya terburu-buru memakamkan jenazah Ninik Tini.
Peristiwa ganjil tak berhenti sampai di situ, Jenazah Ninik Tini seperti menolak di kuburkan—di liang lahat jasadnya sulit di miringkan ke kanan.
Beberapa kali mayit Ninik berbalik sendiri bahkan merobohkan papan-papan penyangga mayit.

“Astagfirullah, berbalik lagi Pak Ustad, berat sekali dimiringkan.” Ucap Yanto,
Tidak masuk diakal, sudah tiga orang turun ke liang tapi masih tampak keberatan sampai sulit memiringkan jenazah Ninik Tini.
Darah yang merembas di kain kafan kian banyak dan basah. Pak ustad pun tampak kebingungan sampai derap langkah tersaruk-saruk datang mendekat dari arah belakang,
“Pak Kades, kamu sendiri yang memiringkan jasad ibumu. Sampaikan maaf padanya atas perbuatan yang hanya kamu sendiri yang tahu.” Ujar Mbah Akung dengan raut cemas.
Orang-orang yang mengantar kubur terkejut namun tak mengerti dengan maksud ucapan Mbah Akung.

Dirinya yang dikenal dekat dengan mistik dan klenik cukup untuk membungkam banyak pertanyaan yang tak sempat diutarakan.
“Saya? Kenapa?” tanya Pak Kades

“Lakukan saja, kasihan ibumu.” tegas Mbah Akung.
Karena disaksikan oleh banyak orang, Pak Kades tak lagi mengelak, dengan ragu dia menuruti Mbah Akung turun ke liang lahat.
Tampak pak kades mendekat ke telinga jenazah Ninik untuk menyampaikan sesuatu yang tak dapat didengar, kemudian, pelan dia membaringkan jenazah sang ibu.
Benar saja, jasad Ninik Tini bisa dibaringkan dengan mudah dibanding oleh tiga orang sebelumnya.
“Alhamdulillah” spontan para warga mengucap bersamaan meruntuhkan cemas.

“Ayo, cepat kuburkan.” Pinta Mbah Akung.
Pak Kades keluar dari liang lahat, rahangnya mengeras, di tengah keramaian Pak Kades menoleh ke arah Mbah Akung yang sudah berjalan menjauh.
Tak sengaja, langkah Mbah Akung menabrak Urip yang sedang berjalan ke arah makam.

“Astagfirullah, jangan melamun Mbah, mau kuantar?” tawar Urip.
Pandangan Mbah Akung tampak kosong menerawang ke satu tempat yang hanya dirinya sendiri yang tahu.

“Rip, celaka kita rip, Desa ini celaka.”
Tubuh Mbah Akung melemas dan roboh ke tanah namun ditahan oleh Urip. Dirinya kala itu belum mengerti arti dari ucapan Mbah Akung.
Tiga hari sepeninggal Ninik Tini, warga desa kampung layat masih mayoritas menahan diri untuk tidak keluar rumah.
Pasalnya, sekali pun orang shalih yang meninggal, kutukan empat puluh hari itu tidak pandang bulu, apalagi pemakaman Ninik Tini yang terbilang janggal.
Tengah malam, sekitar pukul 01.00 dini hari, suara kresek toa masjid berbunyi, tak lama, terdengar kumandang shalawat dari suara tak asing didengar oleh warga kampung layat.

“Astagfirullah, Ninik Tini?”
Urip terbangun dari tidur mengenali suara kumandang shalawat yang dia dengar. Sontak dia membangunkan Janah, istrinya.
Janah ketakutan memeluk Urip, dia yang sepengajian dengan Ninik Tini amat mengenali suara tersebut.

“Astagfirullah, Mas.”
Suara shalawat itu kian lama tak lagi terdengar fasih, tapi hanya nadanya saja dengan gumam senandung mengayun.
Rasanya tak hanya urip dan janah yang gemetar ketakutan di dalam rumah mereka, warga kampung layat seperti dibangunkan serentak oleh suara tersebut, namun tidak ada satu pun dari warga yang berani memeriksa langsung.
Esok paginya, tersiar kabar tak kalah mengejutkan, ketika penjaga TPU melapor ke desa bahwa kuburan Ninik Tini terbongkar berantakan dan Jasadnya hilang.
Menjalar cepat dari mulut ke mulut berita bahwa Ninik Tini bangkit dari kubur.
Warga desa ketakutan, kala magrib sudah tidak ada yang berani keluar rumah.
Keluarga kepala desa tampak panik. Mereka mengendus ada pencurian jasad di kampung layat terhadap jenazah Ninik Tini,
Namun ini pertama kalinya terjadi di desa ini, apakah mungkin ada seseorang yang mencuri mayit?
Para warga lebih mempercayai Ninik Tini bangkit dari kubur dibanding kabar penggondolan mayit tersebut.
Kepala desa yang tampak terpukul menggagas sebuah pengajian yang dipimpin oleh Ust. Yusuf, satu desa dihimbau untuk hadir sekaligus dalam rangka memohon keselamatan pada tuhan dan meruwat desa dari bala malapetaka.
Hampir seluruh warga desa hadir dengan membawa sedikitnya hasil panen mereka untuk dijadikan persembahan tolak bala yang nantinya akan disumbangkan ke desa-desa sekitar.
Meski dikenal sebagai desa terkutuk, namun Kampung Layat menjadi desa paling subur dan makmur dibanding desa-desa lainnya.
Para warganya sejahtera meski selalu dirundung ketakutan dan dekat dengan gagasan kematian.
Semula acara pengajian dan ruwatan tersebut berlangsung khusyuk sampai satu jamaah perempuan tampak pucat--
—dirinya melihat sosok Ninik Tini mengenakan mukena dengan wajah hitam seperti gosong duduk bersila menyeringai didekat mimbar (tempat imam) yang memang kosong.
Ninik Tini duduk menatap jamaah perempuan itu satu beris di belakang lingkaran para warga.
Gerakan tubuhnya mengikuti jamaah lainnya mengucap kalimah dzikir dengan menggerakan kepala ke kiri dan kanan yang mana kian lama semakin cepat.
--BERSAMBUNG--

Lanjutan Bab 3 dan 4 sudah bisa kalian download dan baca duluan di karyakarsa yang setiap harinya update bab baru,
klik link berikut :
karyakarsa.com/mitologue/40-h…

Cuma 5K, gunakan kode voucher : 40Hari

Kouta promo terbatas.
Dukungan kalian sangat berarti untuk saya terus menulis dan akun ini berkembang, terima kasih 🙏

Bab 3 akan update berkala di Thread twitter mulai senin depan ya,
Jangan lupa follow agar tidak terlewat updatenya.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Mitologue | Horror, Mitologi, Misteri

Mitologue | Horror, Mitologi, Misteri Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @mitologue

Oct 20, 2023
Pernah dengar Ritual Jual Anak ? …

Jenis Pesugihan dari ‘laut’ yang masih menggeliat di sekitar kita.
Menumbalkan anak yg berujung pada petaka satu keluarga dan darah turunan.

“A THREAD”

#CeritaHorror Image
Image
Sebelum kita mulai cerita, sehabis membaca capture di atas, barangkali kalian punya saran untuk narasumber atau pernah mengalami kejadian serupa, boleh reply di bawah ya,

Nanti malam kita mulai ceritanya
Maaf telah menunggu lama, kisah-kisah janggal yg terjadi pada narsum masih terjadi sampai saat ini, ngeri bgt emg ni pesugihan.

Untuk itu, thread ini ‘terinspirasi’ dari beberapa kisah pelaku pesugihan Getih Anak/yg lebih dikenal dgn nama lain ‘Jual anak’

MARI KITA MULAI. Image
Read 156 tweets
May 14, 2023
Kerasukan saat sedang mengaji, dan sosok hantu Ninik Tini berdiri di depan imam saat sedang shalat ghaib mencari jasadnya yang hilang.

"40 Hari Setelah Kematian : Bab 3-4"

A Thread
@IDN_Horor @bacahorror @JeroPoint @bagihorror #bacahorror Image
Untuk yang baru datang, sila baca bagian sebelumnya (Bab 1-2) di sini :
BAB 3 : KEDATANGAN

Ninik Tini duduk bersila menatap janah yang napasnya mulai tersengal karena ketakutan.
Read 45 tweets
May 12, 2023
Aku magang sebagai perawat di RSJ, ketemu orang gangguan jiwa udah biasa ya, tapi di RS ini ada 'sosok suster' tanpa kepala yang kerap meneror sampai para pasien mengamuk, ada yang kerasukan, bahkan satu waktu pernah sampai angka kematian meningkat dalam satu malam.

A Thread Image
thread kali ini ditulis langsung oleh narasumber,
kita mulai agak malaman ya, silahkan tandai, RT, like atau markah dulu judul thread di atas agar nggak kelewatan,

silahkan tinggalkan jejak,
****
Panggil aja aku Sarah,
aku di sini gak akan menyebutkan tempat apalagi nama dari RSJnya, karena sampai saat ini masih beroperasi
Read 19 tweets
Apr 11, 2023
"Kamu boleh berhenti bermain ketika kamu sudah menemukan jasadnya!"

ANAK PEREMPUAN DI JENDELA
Thread Horror

@JeroPoint @IDN_Horor #ceritamisteri #horor #ceritaserem #ceritasetan Image
Halo berjumpa lagi dengan gue Mito! Kali ini gue akan berbagi kisah tentang seseorang yang membeli rumah tua di desa.
Namun, setelah membeli rumah itu, yang dia dapat bukan hanya Rumah, namun dia juga mendapatkan segala memori dan tragedi kelam yang terjadi rumah tersebut.
Read 214 tweets
Feb 5, 2023
SANTET TALI GHAIB - USAI
(Bagian Terakhir)

Maya sedang berada Di Ambang Kematian. Mampukah Maya bertahan untuk memperjuangkan Hidupnya??

@JeroPoint @IDN_Horor @bacahorror_id @diosetta @qwertyping Image
Halo, Sekarang kita berada di babak terakhit Santet tali Ghaib. Untuk kalian yang sudah mengikuti dari awal perjalanan Maya, ini adalah kisah yang disampaikan oleh Azis dan seluruh Cerita ini ia dengar dari mulut Ibu maya sendiri.

Bagaimana Kabar maya?
Sebelum Lanjut, Mohon Bantuan Re-tweet, Like dan Follow akun @mitologue

Terimakasih.
Read 146 tweets
Jan 21, 2023
Kemarin, kantor baru kami semakin menjadi-jadi.
Di pohon besar depan kantor, ada satu perempuan dan anak kecil yang bergelantungan, makhluk berbulu setinggi plafon. Mereka meneror kami sejak awal kepindahan kami ke tempat ini.

A Thread Image
tandai dulu ya, nanti maleman kita mulai.
Sambil nunggu, kamu punya pengalaman horror di kantor kah?
Maaf membuat kalian menunggu lama.

kemarin kemarin, Gue dan Orang yang bersangkutan tentang ini memutuskan untuk bertemu secara tatap muka.
Read 116 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(