Ketiga fitnah itu, adalah Fitnah Ahlas, Fitnah Sarra dan Fitnah Duhaimah. Semua itu terjadi antara sesama muslim.
“Ingat, titik tekan fitnah peperangan dan pembantaian ini adalah terjadi sesama muslim, bukan dengan orang kafir. Sebab, kalau perang melawan orang kafir itu disebut ibadah bukan fitnah,” demikian disampaikan penulis buku “Fitnah dan Petaka Akhir Zaman”, Abu Fatiah Al-Adnani.
Pertama Fitnah Ahlas, adalah fitnah peperangan dan pembantaian antar sesama muslim.
Peristiwa ini dimulai dari pembunuhan khalifah Utsman bin Affan. Sejak kejadian itu hingga kini, umat Islam masih bergelut dalam pertikaian dan peperangan.
Sesuai dengan apa yang disabdakan Nabi, bahwa sekali pedang seorang mukmin tertancap pada tubuh seorang mukmin lainnya, maka itu akan sangat sukar untuk diangkat.
Itu artinya, ketika telah terjadi sekali penikaman, maka peperangan dan pembantaian antar umat Islam akan terus belanjut. Dan kita temui hingga hari ini fitnah ini masih bergulir.
Fitnah kedua, adalah Fitnah Sarra’; yaitu fitnah harta dan kesenangan dunia.
Fitnah ini menimpa kaum muslimin, ungkapnya, sejak berkuasanya Dinasti Umayyah. Dan puncaknya terjadi ketika industri minyak ditemukan.
Dan fitnah yang terakhir yang tengah melanda kaum muslimin ialah Fitnah Duhaima’, yaitu fitnah aliran sesat dan pemikiran menyimpang.
Perkembangan aliran sesat dan pemikiran menyimpang saat ini sangat luar biasa. Nyaris tidak terbendung.
Betapa pemikiran sekulerisme, pluralisme dan libralisme dan sebagainya berkembang dengan begitu pesat dan diyakini sebagai kebenaran.
Termasuk dalam golongan ini juga ialah kelompok ‘Takfiri Ekstrim’, yaitu mereka yang sangat mudah mengkafirkan orang muslim di luar kelompok mereka, hanya karena tidak sefaham dengan pemikiran yang dimiliki.
Tiga fitnah inilah yang tengah menyerbu umat Islam saat ini. Betapa secara fisik mereka disibukkan oleh perselisihan dan peperangan antar sesama muslim.
Kemudian secara pemikiran/ideologi mereka diserang oleh aliran-aliran sesat dan pemikiran-pemikiran menyimpang seperti sekulerisme, liberalisme dan pluralisme.
Sedangkan dari aspek hati, tuturnya, mereka dikuasai oleh cinta terhadap harta dan kesenangan dunia.
— Seminar Akhir Zaman di PONPES HIDAYATULLAH Surabaya Oleh Abu Fatiah Al-Adnani Tahun 2016 —
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
INILAH SEJARAH YANG TIDAK BOLEH DILUPAKAN OLEH KITA SEMUA ANAK CUCU HARUS TAHU.
- utas -
Tgl 31 Oktober 1948 :
Muso dieksekusi di Desa Niten Kecamatan Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH. Lukman dan Nyoto pergi ke Pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).
Akhir November 1948 :
Seluruh Pimpinan PKI Muso berhasil dibunuh atau ditangkap, dan Seluruh Daerah yang semula dikuasai PKI berhasil direbut, antara lain : 1. Ponorogo, 2. Magetan, 3. Pacitan, 4. Purwodadi, 5. Cepu, 6. Blora, 7. Pati, 8. Kudus, dan lainnya.
Tgl 19 Desember 1948
Agresi Militer Belanda kedua ke Yogyakarta.
Tahun 1949 :
PKI tetap Tidak Dilarang, sehingga tahun 1949 dilakukan Rekontruksi PKI dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun 1965.
PEMBERONTAKAN DIAWALI DI SILUNGKANG. MASSA BERGERAK SAAT TENGAH MALAM TAHUN BARU 1927. NAMUN PERSIAPAN YANG TAK MATANG MEMBUAT PEMBERONTAKAN ITU DAPAT DIPATAHKAN.
- a thread -
(2)
Sebelum Silungkang, pemanasan menuju pemberontakan bukan terjadi di Sumatera Barat saja. Tetapi sampai ke Aceh. Di Aceh propaganda komunisme, juga menempuh kisah yang sama. Marxisme tak banyak diminati masyarakat aceh kecuali bagi sejumlah orang non aceh atau yang tak sepenuhnya
berdarah Aceh di perkotaan. Namun ketika propaganda komunisme mengawinkan antara komunisme dengan Islam, dengan tujuan membebaskan orang-orang dari pajak dan kerja paksa serta menggelorakan penghancuran kompeni di seluruh Aceh dan Sumatera, oleh Partai Komunis, masyarakat segera