“RI sebagai pusat peradaban Islam dunia?”

Narasi ini terdengar indah, tapi mari kita telaah isinya: apakah ini visi kemajuan, atau rekayasa sejarah untuk menutupi luka budaya?

Pernyataan Menag:
“Indonesia bisa menjadi pusat peradaban Islam dunia.”
(Menag Nasaruddin Umar, 2025) Seketika banyak orang bangga.
Tapi, Apa sebenarnya peradaban Islam itu?

Apa yang dimaksud peradaban Islam?

Biasanya yang dimaksud:
Masjid megah, Kaligrafi, Filsuf Muslim zaman Abbas iyah, Jubah, gamis, jilbab, Syariat

Tapi, tunggu dulu. Apakah semua itu benar ciptaan Islam?

Dogma DELUSI membuat manusia merasa paling baik dan lebih suci diantara manusia lainya.

Mempercayai sesuatu yang tidak nyata sebagai sebuah Kebenaran, walaupun apa yang dipercayai itu tidak bisa dibuktikan melalui metode apapun dan tidak pernah bisa dibuktikan oleh siapapun. Gampangnya, delusi adalah Keyakinan SEMU, mempercayai sesuatu tak nyata seolah sebagai sesuatu yang nyata.

Orang yang terperangkap Delusi lebih berbahaya daripada orang yang memendam kebencian. Karena Delusi merupakan penyakit kejiwaan.

Delusi terlahir dari Dogma.

KTP

Ada pesan di setiap dialog yang cukup menarik untuk kita cari tau benang merahnya kenapa agama tertentu bisa jadi mayoritas...

Ptgs kecamatan : assalamualaikum..

Mbah Karsono : Monggo..

Petugas kecamatan : kok di jawab monggo 🤔

#NusantaraBukanKhilafah Ptgs kecamatan : Nama lengkap?

Mbah Karsono : KARSONO

Ptgs kecamatan : menawi agama?

Mbah Karsono : kejawen!

Ptgs kecamatan : kejawen tidak ada mbah, hanya ada 6 agama, bagaimana kalau tulis islam saja.

Mbah Karsono : yo ojo, aku ora tau sholat

Petugas kecamatan : podho 😱

Kutip!

TUHAN TIDAK ADA...

Di sebuah hari, Buddha berjalan-jalan ditemani Ananda berkeliling desa. Di tengah perjalanan pagi itu, seorang anak muda berwajah tegang seperti baru selesai berdebat, datang mendekat dan bertanya; "Buddha, benarkah Tuhan itu ada?" Dengan tenang Buddha menjawab, "Tidak ada". Dan mereka melanjutkan perjalanan.

Ketika siang mulai terik, Buddha dan Ananda hendak berteduh di bawah pohon. Kebetulan di sana ada seorang anak muda lain sedang duduk merunduk dengan wajah gundah.

Cukup mudah bagi kita untuk berteriak lantang dan memberi label sesat kepada orang lain yang berseberangan paham dengan apa yang diyakini. Berkoarlah yang keras, sebut nama kebesaran Tuhan lalu sembunyilah dibalik ketiak agamamu.

https://twitter.com/mx00711/status/1578148454110748673?t=01O87ZCFxMkT-Ndnd5hdAA&s=19

Di sana akan aman dan nyaman dibawah lindungan suara mayoritas.

Namun pernahkah kita berpikir dan sejenak apa itu yang disebut ajaran sesat, ajaran setan.
Kesesatan bagi saya adalah kegelapan bathin karena ego yang mengkristal, ego yang menggunung.

Orang bijak pernah mengingatkan bahwa apakah seseorang suka berbicara, sedikit berbicara ataukah diam, kata-kata cela pasti akan diterimanya.

#NusantaraBukanKhilafah
#BudayaLenteraNusantara
#SpiritualNusantara Dalam media sosialpun, hal demikian terjadi.
Ketika mengunggah postingan ataupun berkomentar bahkan sekalipun postingan atau komentar tersebut berhubungan dengan moral, ia pun masih memungkinkan memperoleh celaan.

PITITUR
Anak : Ibu.. Kenapa ibu selalu terlihat cantik. Aku ingin seperti Ibu, beritahu aku caranya.

Dengan tatapan lembut dan senyum haru, sang Ibu menjawab,

@Diordanxe : Untuk bibir yang menarik, ucapkanlah perkataan yang baik...

#SpiritualNusantara
#BudayaLenteraNusantara Untuk pipi yang lesung, tebarkanlah senyum ikhlas kepada siapa pun…

Untuk mata yang indah menawan, lihatlah selalu kebaikan orang lain…

Untuk tubuh yang langsing, sisihkanlah makanan untuk saudara mu yang kurang mampu...

Ada salah satu Nasihat Leluhur khususnya di Jawa, yaitu SERAT yang terdapat pada WULANG REH untuk KESUKSESAN HIDUP TENTERAM dan SELAMAT.

Nasihat tersebut sangat bagus, sederhana dan mudah dipahami, dapat menuntun kita menjalani kehidupan damai.

#NusantaraBukanKhilafah Alangkah indahnya jika generasi mileneal bersedia kembali kepada ajaran Leluhur sendiri tentu akan dapat menciptakan kehidupan yang harmony dan untuk kesuksesan dirinya sebagai individu.

Filosofi Kain Tenun Lurik

Kain lurik merupakan salah satu dari kain Nusantara yang syarat akan makna. Kain ini berasal dari daerah solo dan jogja. Lurik tidak dapat dipisahkan dengan adat, filosofi ataupun makna dari pemakainya.

#NusantaraBukanKhilafah
#BudayaLenteraNusantara Filosofi dan makna kain lurik tercermin dari motif dan warna lurik. Motif dan warna tersebut mengandung nasehat, petunjuk, harapan, permohonan, dan bahkan kekuatan spiritual dalam kepercayaan tradisi Adat Jawa. Motif atau corak dari kain lurik beserta filosofinya sebagai berikut;

MUI dan belasan ormas Islam lainnya yang menolak pembangunan Curug Go'ong (batu satangtung) milik komunitas Adat Karuhun Urang (AKUR) Sunda Wiwitan Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur, sebenarnya mereka itu para ormas kadrun dungu yang KAFIRFOBIA.

#NusantaraBukanKhilafah

https://twitter.com/AremaNita__/status/1281599423466729475

Mereka yang tidak pernah diganggu ibadah di tanah leluhur Sunda, lalu ntah mengapa mereka malah yang jadi kesurupan, ribut2, ngancam2, dan ngerecokin ritual adat kepercayaan Sunda.

#NusantaraBukanKhilafah

Masyarakat adat Sunda Wiwitan mengumpulkan 1.000 kentongan dalam rangkaian upacara adat Sunda Wiwitan di Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Ajaran Madrais di antaranya mengajarkan ritual berdoa dalam keheningan dan kesunyian di depan tungku perapian. Api hanya diperbolehkan dinyalakan dengan pembakaran bambu atau awi dalam bahasa Sunda. Menurut Dewi Kanti Setianingsih (42), putri bungsu Djatikusumah dari delapan bersaudara itu, istilah awi ini yang kemudian dikembangkan menjadi kata asal wiwitan.