KURSUS MELUKIS CAT AIR ONLINE GURUH RAMDANI

Bagi teman2 yang tertarik untuk belajar melukis cat air secara realistik, kali ini saya akan membuka pendaftaran kursus secara online. Materinya terdiri atas dua kompetensi dasar, yaitu (1) menggambar bentuk dan (2) Melukis cat air, yang akan diselenggarakan selama 12 kali pertemuan.

KARYA SENI YANG LUAR BIASA
Ini adalah salah satu karya seni yang paling saya kagumi, buatan Maurits Cornelis Escher (M.C. Escher), seniman kelahiran Leeuwarden (Netherlands, 17 Juni 1898), yang berjudul "Snakes", dibuat pada tahun 1969. Sekilas lalu tidak ada yang terlalu istimewa di sini, selain secara geometris sangat terukur, dan mungkin ada yang berpikir, "ah! Tinggal Bikin saja di CorelDraw."

Sebelum Lebaran saya memposting soal kemungkinan terjadinya lonjakan Covid akibat mudik, dan dampaknya terhadap orang kampung yang dikunjungi, dg mengambil satu screen shoot Netizen. Banyak yang mempertanyakan soal keabsahan beritanya, dan minta link beritanya, namun tidak saya tanggapi.

Ada yang dengan polosnya menyatakan, "kita kan tidak bisa meramal masa depan," katanya.

Data BPJS bocor, ribut. Data nasabah Bank dan Leasing sudah lama bocor, pada diam saja.

Padahal data yang menyangkut keuangan lebih berbahaya jika bocor. Dan masyarakat terganggu sekali ketika ada Bank atau Leasing yg tidak berkaitan dg kita menawarkan rayuan maut supaya bikin kartu kredit, atau kredit konsumtif.

DO'A DAN LEVEL BERAGAMA

Seseorang pernah berkata:

Bagi anak-anak atau orang yang baru belajar agama, supaya mengimani kehadiran Allah dalam kehidupan ini mereka harus diming-imingi hadiah, maka disuruhlah mereka berdo'a untuk kehidupan yang lebih baik. Tapi bagi orang yg sudah mencapai tahap Sufistik, justru dilarang berdo'a, karena Allah itu maha pemberi, dan tidak perlu diminta pun pasti akan melimpahkan rejekinya (dalam pengertian yg luas). Tumbuhan tumbuh tanpa meminta untuk tumbuh.

Dalam soal mainan, ada jenis anak yang konsumtif dan yang ada jenis anak yang produktif atau kreatif

Tipe yang pertama adalah tipe anak yang mengkonsumsi mainan yang sudah jadi dibuat pabrikan, seperti robot, boneka, dan sebagainya, yang tinggal dimainkan saja. Sementara tipe anak yang kedua tidak senang mainan yang sudah jadi, dia senengnya bikin sendiri. Kalaupun dibelikan mainan yang sudah jadi maka dia tidak akan betah berlama-lama memainkannya, atau justru malah dibongkar pasang untuk memenuhi rasa haus atau rasa penasarannya.

ORANG ITU YANG DIPEGANG UCAPANNYA

Ada seorang bujangan yang bikin status semacam ini di Facebook, “susah nyari istri, wanita zaman sekarang tidak ada yang mau diajak sengsara!” Status ini di-share di wall yang lainnya, dan kontan saja menimbulkan reaksi dari kaum hawa. Ada seorang teman perempuan yang berkomentar semacam ini, “lha siapa pula yang mau diajak sengsara?”

Anggap saja tulisan ini pun adalah reaksi dari status tersebut, karena tergelitik untuk mengomentari dan tersenyum- senyum sendiri membacanya.

Jadi begini:

Menikah itu memang membuka pintu rejeki, dengan catatan kalau tujuan menikahnya benar, bukan dilandasi nafsu syahwat semata atau nafsu ingin cepat kaya. Karena menikah memang membutuhkan ekonomi, tapi menikah bukanlah transaksi jual beli. Rejeki dalam pernikahan itu datangnya dari ketenangan bathin yang dipenuhi rasa syukur terhadap berapa pun rejeki yang didapat. Karena kalau hanya sekedar dipenuhi nafsu lantas berpikir menikah lalu dua bulan kemudian langsung punya rumah besar dan mobil, ya bubar!

ANAK BERBAKAT TIDAK BISA DIAJARI
(UTAS BAGIAN 2)

Pada hakekatnya anak berbakat (di dalam seni rupa) itu tidak bisa diajari, karena kemampuannya sudah melekat dalam dirinya secara alamiah. Hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mendidik anak yang berbakat itu adalah dengan memberinya stimulus (rangsangan) saja untuk mengasah potensinya tersebut. Bukan memolanya dan mencetaknya menjadi foto copy sang guru.

ANAK BERBAKAT TIDAK BISA DIAJARI
(UTAS BAGIAN 1)

Sejauh pengamatan saya, anak-anak yang langganan juara melukis di masa kanak-kanak, apalagi juara lomba mewarnai, sangat jarang yang jadi seniman hebat ketika mereka sudah besar (*). Karena imajinasinya tidak berkembang sesuai hakikatnya, dan dipola secara sejak dini oleh pendidikan sanggar. Sehingga sepintas lalu memang gambarnya bagus. Tapi tidak ada beda antara anak sanggar satu dengan yang lainnya, atau kesan keseluruhannya, "seragam".