Tersebutlah dulu kala sosok bernama Abdi Manaf. Ia punya putra kembar, Hasyim dan Abdissyam.

Dari garis Hasyim, lahir Abdul Muthallib, lalu Abdullah, lalu Kanjeng Nabi Saw; juga ada Abu Thalib dgn putra bernama Ali, dgn putra Hasan dan Husein. Dari garis Abdissyam lahir Umayyah, lalu dua anaknya bernama Harb dan Abul Ash.

Harb punya anak bernama Abu Sufyan. Abul Ash punya anak²: Hakam, Affan, dan Shafiyah.

Shafiyah dinikahi Abu Sufyan (sepupunya), punya anak Ramlah, masyhur disebut Ummu Habibah, kelak dinikahi oleh

Segala kesulitan, keberatan, dlm hidup, msl dlm berbisnis, scr rohani spiritual bisnis adalah penyakit, yg disebabkan oleh dosa. Obatnya adalah istighfar. قال رسول الله صلي الله عليه وسلم الا أدلكم علي دائكم ودوائكم إن دائكم الذنوب ودوائكم الاستغفار

Kanjeng Nabi Saw dawuh: kuberitahu kalian ttg penyakit kalian dan obatnya. Sesungguhnya dosa adlh sumber penyakit dan istighfar adlh obatnya.

Entah siapa yg ngawali ajaran bhw penyakit 'ain menjalar melalui postingan foto lalu menyebabkan jerawat, panu, diare, sawan, burik, omset anjlok, randhedit, dsb., lalu cara proteksinya dgn nulis caption masya Allah. Dear, jika suatu pagi kamu terbangun dgn perut mules banget, plus tukul ngeremboko 3 jerawat, lalu kamu bilang "aduh aku kena 'ain gara² postingan 3 hari lalu", pirtinyiinnyi "punya bukti apa atas klaim trsbt?" Bukankah amat mungkin gangguan td krn sebab makanan, pikiran, dst?

Masa kekhalifahan Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, sayyidina Umar bin Khattab memiliki suatu perbedaan pendapat dgn khalifah. Maka ia pun mengusulkan agar gaji (bisyarah) para sahabat pemangku jabatan dibedakan antara mereka yg berislam sblm Fathu Mekkah dgn sesudahnya. Argumennya naqli n aqli sekaligus. Dalile gk mainmain, surat al-Hadid 10 --yg scr tekstual memang sgt selaras dgn pikiran Sayyidina Umar. Naqlinya adalah bhw para sahabat pra Fathu Mekkah jelas lbh duluan dan banyaklah perjuangan dan perngorbannya bg Islam dibanding mereka yg

Seorang perempuan Yaman, bernama Nabisah, memiliki masa lalu kelam, di antaranya berzina. Ia bertobat. Suatu saat, seseorang melamarnya melalui pamannya. Pamannya gamang krn tahu masa lalu Nabisah; antara menceritakan kpd palamar dan menutupinya. Maka ia pun pergi ke Madinah, sowan kpd khalifah Umar bin Khattab Ra.

Sayyidina Umar berkata padanya, "Apakah kau hendak membuka apa yg Allah tutupi? Jika kau menyebarkan aibnya, aku akan menghukummu sbg percontohan bg seluruh negeri. Nikahkanlah dia sebagaimana nikahnya muslimah yg menjaga kehormatannya."

Sak teges-tegese Sayyidina Umar bin Khattab dlm menegakkan hukum Islam, beliau selalu menerapkan prinsip ini:

نحن نحكم بالظواهر والله يتجلى بالسرائر

Kita hanya berhak menetapkan hukum scr lahiriah, adapun kebenarannya scr batiniah merupakan wewenang mutlak Allah Ta'ala. Dlm riwayat, sayyidina Umar berkali-kali melepaskan orang yg dituduh melanggar hukum karena pertimbangan tdk bisa terlacak buktinya scr lahiriah.

Yg sgt mayshur ialah kala beliau membebaskan seseorang yg dikabarkan berzina.

Sekelompok sahabat Nabi Saw yg miskin sambat kpd beliau Saw (karena merasa kalah bondo dibanding orang² kaya dlm beramal).

Kanjeng Nabi Saw dawuh (di antaranya):

وفي بضع أحدكم صدقة

Saat berhubungan badan itu pula sedekah. Mereka bertanya (dgn gumun):

أيأت أحدنا شهوته ويكون له فيها أجر

Nopo estu naliko nekani syahwate njuk niku keparingan pahala?

Kanjeng Nabi Saw menjelaskan:

Tsabit al-Bunani mencium tangan Anas bin Malik Ra dan menempelkannya ke wajahnya sambil berkata: "Tangan ini (Anas) telah menyentuh tangan RasuluLlah Saw."

*

Orang tua, guru, ulama, kiai, orang² saleh, mursyid, dst, melalui amal² saleh dan baik merekalah Allah beri keberkahan

https://twitter.com/piscesbigwins/status/1490155242306306048

Mencium tangan mereka sbg tabarrukan, dgn punggumg menunduk sbg ta'dhiman adalah kebaikan yg masyhur. Kecuali dlm niat menyembahnya. Tetapi, adakah kita menunduk dan mencium para sesepuh saleh dgn maksud memyembahnya?

Kukira takada.

Al-Qur'an adalah KalamuLlah. Maka, semua teks dan makna yang ada padanya seyogianya senantiasa diimani dan dipahami di dlm batin sang mukmin sebagai dari sisi "Kata dan Makna Allah Ta'ala" sehingga menjadi serba Tak Terbatas, Maha Luas, Maha Agung, dan finally WaLlahu a'lam. Walaupun kita punya ilmu mumpuni dlm takwil al-Qur'an, lalu dengannya kita mendulang tafsir begini begitu, lalu mengatakan, mengajarkan, menuliskan, dan menyiarkannya, seyogianya di kedalaman hati takwil-takwil diri tadi selalu diiimani dan dipahami sbg 'kecil di hadapanNya'.

Kanjeng Nabi Saw punya seorang sahabat dr Anshar yang 'mbois'. Namanya Sawadah bin Amr. Rambutnya disemir kuning 😁 dan selalu memakai parfum.😁 Tiap Kanjeng Nabi Saw menatapnya, ia gemetaran, menundukkan wajah. Beliau ikut dlm berbagai peperangan bersama Kanjeng Nabi Saw. Suatu hari, dlm sebuah pasukan, Kanjeng Nabi Saw melihat pasukannya berbaris. Ada seseorang yg menjorok maju. Beliau Saw mendekatinya dan melesakkan kayu (atau siwak) ke perutnya. Luruskan, luruskan...

Tak dinyata, orang tersbut berkata: pembalasan itu setimpal, wahai Rasul.

Kanjeng Nabi Saw punya sahabat (maaf) 'ndeso', beliau Saw menyayanginya. Beliau Saw dawuh: Zahir adalah orang desa bagi kita dab kita adalah orang kota bagi Zahir.

Suatu hari, beliau Saw pergi ke pasar dan dilihatnya Zahir berdiri. Beliau Saw mendekap memeluknya dr belakang. Zahir yg tak tahu siapa pelakunya meronta sambil berteriak, "Siapa ini, lepaskan...." Saat menoleh, dilihatnya Kanjeng Nabi Saw yg memeluknya. Zahir pun membiarkan punggungnya menempel erat ke dada beliau Saw.

Beliau Saw dawuh (dgn bercanda): 'Siapa mau membeli budak ini?'

Imam Malik bin Anas menyukai makanan minuman lezat, jg buah-buahan. Dalihnya adalah untuk menjaga dan menguatkan kesehatan tubuhnya dan kesehatan tubuh mrpakan pendukung bg kecerdasan akal dan ilmu (thalabil 'ilm).

Buah yg amat digemarinya adalah pisang. Ya, gedang. Beliau berkata: "Tidak ada buah yang lbh mirip dgn buah penghuni surga selain pisang. Buah ini bisa didapat dlm musim dingin dan panas (segala musim)."

Beliau mendasarkan pandangan ini pd surat ar-Ra'd 35: "Buahnya tak kenal henti dan (begitupun) rindangnya."

(sanad gedang)

Abu Hanifah menyodorkan uang kepada seseorang yg duduk di majelisnya dgn pakaian kumal. "Belilah pakaian bagus, perbaguslah penampilanmu."

Orang itu menjawab, "Aku tak butuh pakaian bagus, ini sdh cukup sbg zuhudku." Beliau berkata lg, "Tidakkah engkau pernah mendengar hadis bhw Allah Ta'ala suka melihat jejak karunia rezekiNya pada hambaNya?"

(iki sanad leh macak tsakep, keren, mbois)

هل جزاء الإحسان إلا الإحسان

Hal terbaik adalah melakukan perbuatan baik, sekecil apa pun kita melihatnya; semua perbuatan baik tidak pernah kecil (walau bentuk dan dampaknya kecil), sbb semua perbuatan baik berarti nyelarasi perintah Gusti Allah Ta'ala dan Kanjeng Nabi Saw, dan senantiasa menarik kebaikan² yg lebih besar dan lebih besar lagi, sampai tak terbatas, bahkan hingga ke akhirat.

Menyingkirkan batu dr jalan bisa jadi sebab bagi selamatnya seseorang dr kecelakaan. Betapa besarnya itu!

Imam Syafii rahimahuLlah Ta'ala menasihatkan dgn takwilnya pd hadis "siapa yg beriman kpd Allah Ta'ala dan hari akhir, maka berkatalah yg baik atau diamlah" begini:

(Hadis tersebut dari Abu Hurairah Ra dgn disahihkan Imam Bukhari dan Muslim) 1. Jika engkau hendak menyampaikan suatu nasihat (ilmu, kebaikan) pd liyan, pastikan kondisi dan caranya berjalan dgn baik. Pikirkan dan pertimbangkan dgn saksama sblm melakukannya, semata demi terpeliharanya kebaikan (harmoni, kedamaian).

فبما رحمة من الله لنت لهم....

Yen sampeyan mulang, nuturi, jgn pake ungkapan dan ekspresi keras, tp welas asih, ngerangkul, lan ngopeni.

Mulo rasa-mu kudu dijaga rahmah, agar tk terpancar ke ungkapan lan ekspresine.

Ngeneki angel, sbb kudu diwiwiti dari 'diri yg dirahmatiNya'. Kukira masuk akal bgt mengapa dlm surat Luqman perintah shalat diletakkan duluan dr perintah amar ma'ruf nahi munkar.

Sbb wong nek 'selesai dgn shalate', insya Allah saget rahmah tuturan lan tumindake.

قل يعبادى الذين اسرفوا علي انفسهم لا تقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرحيم

Katakanlah: wahai hamba-hambaKu yg tlh kadung berbuat dosa, janganlah putus asa dr rahmat Allah Ta'ala, sesungguhnya Allah Ta'ala menghapus semua dosa, sesungguhnya Dia.. ...Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat ini membuatku gembira sekali krn rasanya insya Allah semua kita akan diampuniNya dgn keluasan rahmatNya dan syafaat Kanjeng Nabi Saw.

Di masa kekhalifahan Umar bin Khattab, beliau menunjuk Muadz bin Jabal untuk membagikan sedekah yg sgt banyak kpd para masakin.

Istrinya bertanya, "Apakah engkau membawa pulang sejumlah hadiah sebagaimana layaknya para wali (gubernur)?" Muadz menjawab, "Tidak, aku tk mungkin melakukannya krn selalu dlm pengawasan."

Istrinya agak kesal, "Engkau sgt dipercaya oleh Rasulullah Saw dan Abu Bakar ash-Shiddiq, bagaimana bisa kini engkau diawasi oleh khalifah Umar?"

Muadz diam saja.

Urip ki sajake simpel: berimanlah, berbuat baiklah (dlm urusan dgn Gusti dan sesama), jgn melakukan dosa² besar/keji, jgn putus asa dr rahmat Gusti (pengampunan dan pertolonganNya).

Semuanya dlm kadar semampumu (tidak meremehkan, tidak ngotot² keterlaluan menyiksa diri). Hormatilah dan muliakanlah Kanjeng Nabi Saw, keluarganya, dan para sesepuh, dst. Lalu hiduplah layaknya patute manungso. Niscaya Rahmate Gusti Swt lan syafaate Kanjeng Nabi Saw akan 'menutupi' lubang² dlm hati lan lelakune diri.

Kiat bisnis paling penting

1. Pahami kotak segmen pasarmu. Konsisten di situ. Kuasai karakter²nya, lalu berikan dan antarkan ke kotak pasar tersebut. Fokus aja ke situ, jgn tergiur ke kemilau² kotak pasar lain. 2. Jgn terllu mikirin untung rugi. Dua asas ini auto include dlm bisnis. Parameter paling rendah adlah sepanjang operasional bisnismu jalan, itu sdh oke. Jk pun blm jalan skrg, pertahankan tuk jalan. Makin kuat mengoperasikan dlm segala cuaca, makin sip.

Kuncinya: jangan berlebihan, jangan melampaui batas.

Apa pun.

Sgala yg mengandung itu rawan madharat, sbb menggelapkan mata pikiran dan hati. Kedanan ma dunyo, yo madharat. Abai pd dunyo, yo madharat.

Benci dgn sangat, madharat. Bahkan cinta dgn sangat banget, ya madharat.