Hasyim Muhammad Profile picture
Islam adalah caraku bagaimana aku merespons dunia, bukan bagaimana aku ingin dunia merespons aku. #islammasadepan
The Lancars Man Profile picture LukmanToriaya Profile picture Nicko Heyri Profile picture 3 subscribed
Dec 25, 2023 4 tweets 3 min read
"Tak Ada Capres yang Tak Retak"
-utas-

Tulisan ini saya persembahkan bagi yang merasa capresnya sempurna. Percayalah, bagi orang lain, capres Anda juga banyak kekurangannya.

- Capres 01
Ketika saya ungkit tentang Pilgub DKI 2017 yang pemenangnya menunggangi agama, pendukung 01 banyak yang membalik tudingan itu ke Ahok. Ketika sudah ada perintah dari "induk buzzer", maka para buzzer akan menyuarakan hal yang sama. Mereka bersama-sama menuding Ahok yang melakukan politik identitas.

Saya jelaskan di sini, kenapa Anies saya sebut menunggangi agama.

Sebenarnya, di Pilpres 2014 dan 2019 juga sama, Prabowo juga menunggangi agama, hanya saja Prabowo tetap kalah (meski menunggangi agama).

Prabowo dan Anies secara pribadi bukanlah Islam garis keras, namun keduanya (2014, 2017, 2019) memanfaatkan fanatisme agama untuk berkampanye.

Saya sebut "menunggangi" karena menggunakan narasi-narasi:
- calonnya yang paling Islam
- memilih calonnya itu jihad
- tak memilih berarti musuh Islam
- tak memilih dituduh PKI
- dll yang sejenis.

Yang menyuarakan ini tentu bukan tim sukses resmi. Isu ini disebarkan melalui grup WA, media sosial dan melalui circle keagamaan.

Jika ini saya sampaikan, pendukungnya akan selalu DENIAL dengan mengatakan itu hanya dilakukan oknum pendukung.

Saya menolak denial itu karena tim sukses resmi juga tak pernah menyanggah suara-suara itu. Tak ada sangkalan secara resmi bahwa mereka tak sependapat dengan oknum tersebut.

Yang terjadi, justru memperkuat narasi itu. Yang terjadi malah menggaet endorse ijtima ulama dan ulama-ulama yang mempertegas bahwa calonnya paling Islam, dst.

Bayangkan, Prabowo yang jelas tidak identik dengan dunia Islam pun 2 kali mendapat endorsement seperti itu. Itu bukti bahwa menunggangi agama itu nyata adanya. Bukan karena calonnya "lebih Islam", tapi mereka akan mendukung siapapun yang menunggangi Islam.

Menunggangi agama: 2014 kalah, 2017 menang, 2019 kalah.

Jika di 2024 metode menunggangi agama ini kembali menang, akan menjadi PRESEDEN BURUK bagi demokrasi kita. Akan menjadi preseden buruk bagi Islam yang akan terus dijadikan "tunggangan" di masa depan. - Calon 02
Salah satu hasil penting dari reformasi 1998 adalah kita bisa membatasi jabatan presiden.

Jokowi yang sudah menjabat sebagai Presiden selama 2 periode kali ini terlihat ingin melanjutkan kekuasaannya melalui Gibran dengan menggandengkannya bersama Prabowo.

Selain "mengondisikan" koalisi partai yang sangat gemuk, Jokowi juga sangat mungkin memberikan pengaruh kekuasaannya hingga bisa mengubah konstitusi melalui MK sehingga Gibran bisa menjadi cawapres.

Terlalu naif kalau kita bilang hasil MK itu kebetulan. Apalagi ketika MKMK sudah jelas mengatakan telah terjadi pelanggaran etik.

Pelanggaran etik tentu bukan pelanggaran hukum. Pencalonan Gibran tak melanggar norma hukum, namun jelas melanggar norma yang lain. Dan itu tidak dengan mudah kita abaikan dengan hanya memakai umpatan "ndasmu".

Pendukung Prabowo-Gibran sudah pasti akan DENIAL mengatakan bahwa toh nanti yang memilih kan rakyat. Namun harus kita sadari bahwa kekuasaan sangat mungkin mempengaruhi suara pemilih. Dan itu jelas tidak fair bagi paslon yang lain.

Menurut perhitungan saya, Prabowo-Gibran dengan segala fasilitas (negara) yang mendukungnya, akan sulit dikalahkan. Lawan Prabowo-Gibran seperti melawan incumbent.

Jika Prabowo-Gibran menang di 2024, maka hal tersebut juga akan menjadi PRESEDEN BURUK bagi demokrasi kita. Demokrasi yang seharusnya menjadi perwujudan suara rakyat yang mengendalikan kekuasaan, ternyata justru bisa dikendalikan kekuasaan.

Sebuah preseden buruk ketika kekuasaan bisa mempengaruhi pengakan hukum.
Oct 2, 2023 8 tweets 6 min read
"Kenapa saya tetap beragama Islam ketika saya tahu ada ayat Quran yang menurut saya kurang tepat diterapkan saat ini?"

-sebuah utas-

#islammasadepan #islamdenganlogika

PRINSIP TERDASAR: Saya meyakini bahwa Muhammad itu utusan Tuhan. Saya juga meyakini Quran itu firman Tuhan.

Prinsip itu adalah iman saya. Namun di sini saya hanya ingin menjelaskan apa saja yang menyebabkan saya tetap meyakini Islam meski ada beberapa aturan Quran yang saya percaya kurang bisa diterima logika zaman sekarang. Apalagi di masa depan.

Tentunya, alasan inilah yang membedakan Islam yang saya yakini dengan Islam pada umumnya saat ini.

Yang membedakan keyakinan saya dengan kebanyakan muslim saat ini adalah:
1. Nabi Muhammad itu hanyalah pembawa pesan.

Nabi bukan superman. Bukan orang yang sakti. Bukan tukang sihir. Bukan Nabi yang punya mukjizat yang di luar nalar.

Nabi Muhammad juga tidak mahatahu. Sebagai Nabi, beliau tidak kemudian jadi tahu segalanya tentang masa depan, beliau tidak tahu perkembangan teknologi akan seperti apa, beliau tidak tahu bagaimana ilmu kedokteran akan seperti sekarang, dst.

Salah satu tugas utama Nabi Muhammad adalah memurnikan tauhid. Ke-Esa-an Allah. Janganlah kita membuat pembanding terhadap Allah. Jangan meniru banyak umat sebelumnya yang kemudian mendewakan (menuhankan) sang utusan.

Nabi Muhammad adalah utusan. Utusan adalah manusia biasa.

Namun celakanya, kita sering dengar muslim yang mengucapkan, "Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu."

Kenapa jadi menyejajarkan Nabi dengan Allah? Kenapa kita jadi menyalahi ajaran utama Nabi Muhammad sendiri?

Nabi itu tidak lalu bertanya jawab dengan Allah atas segala hal. Bahkan untuk mewahyukan Quran pun, Allah menyampaikan melalui Malaikat Jibril.

Sekali lagi, Nabi Muhammad adalah utusan. Tapi beliau adalah manusia biasa.
Aug 15, 2023 6 tweets 2 min read
Saya orang Mojokerto, wong ndeso. Saya menyaksikan banyak saudara atau tetangga yang hijrah ke Jakarta sejak saya kecil untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Sebagian besar berhasil, sebagian lain kembali lagi ke Mojokerto karena tak kuat hidup di rantau.

Saya pribadi, tak pernah sekalipun ingin tinggal di Jakarta.

Apalagi saat mendengar berita seperti kondisi udara di Jakarta saat ini, saya benar-benar semakin yakin pilihan saya untuk tetap di kota kecil adalah pilihan tepat.

Saya selalu ingat salah satu lirik lagu Iwan Fals berjudul "Lagu Dua" yang bilang: Jakarta sudah habis.

Salut bagi Anda yang "kuat" tinggal di Jakarta. Saya jelas tak kuat. Saya tetap di Mojokerto saja. Sebuah tempat "di mana Tuhanku menitipkan aku". Oh ya, salah satu hal penting yang saya pertimbangkan dalam memilih tempat tinggal adalah akses ke bandara.

Mojokerto punya keunggulan dalam hal ini karena hanya berjarak 30-45 menit ke bandara internasional Juanda.

Warga Jakarta bisa saja lebih lama perjalanan menuju bandara.
May 2, 2023 9 tweets 2 min read
Hari Buruh
-utas unpopular opinion-

Upah minimum, dan segala yang menyamankan profesi buruh, hanya akan membuat buruh akan terus jadi buruh. Bahkan banyak buruh yang bercita-cita anaknya pun untuk jadi buruh.

Ingin memuliakan buruh? Didik jadi pengusaha! Jika perlu modali. Selama kita terus menyamankan profesi buruh, bangsa kita nggak akan jadi bangsa maju.

Kita akan selamanya jadi bangsa buruh. Atau kalau mau pakai kata kasar: Bangsa babu! Bangsa Jongos!

Kita akan selamanya ribut dan marah kalau ada tenaga kerja asing kerja di negara kita.
May 1, 2023 4 tweets 2 min read
Saya bilang PDIP sombong, itu agak terkait dengan pendapat saya tentang terlalu pede-nya PKB, Demokrat, dan Golkar menawarkan Ketum-nya untuk bacawapres.

Semuanya sombong. Merasa yakin bahwa capresnya bakal menang hanya dengan suara partainya. Dikira partainya dapat suara 50%. Image Mendapatkan suara di Pileg (kursi DPR) dengan memenangkan Pilpres, itu 2 hal yang berbeda. Kecuali, partaimu dapat suara 50% di Pileg, itu kamu baru berhak sewenang-wenang menentukan capres-cawapres sendiri dan nggak butuh dukungan partai lain.

Memangnya suara partaimu berapa?
May 1, 2023 10 tweets 2 min read
Bila sebuah BPKB mobil kita sudah digadaikan di leasing, apakah kita bisa menjual mobil kita? Secara legal ya sudah tidak bisa.

Begitupun ketika PKB, Demokrat dan Golkar ingin "menjual" lagi Ketua Umum-nya sebagai cawapres, ya nggak bisa dong. Kan, partainya sudah "digadaikan"? Ketika sebuah partai memutuskan untuk berkoalisi dengan partai lain, itu seperti "menggadaikan" (menjaminkan) partainya untuk mendukung pasangan capres-cawapres koalisi tersebut.

Nah, partai sudah "digadaikan" seperti itu kok masih mau "menjual" ketua umumnya jadi cawapres?
Apr 30, 2023 5 tweets 1 min read
Terkadang dalam menilai seseorang, kita perlu sebuah garis batas hitam-putih. Dia orang baik atau tidak. Itu yang terpenting.

Kenapa saya (meski guyon) sering sebut dokdes Ryu Hasan sebagai capres andalan saya? Krn saya menilai orang seperti dia, TAK MUNGKIN NYOLONG UANG NEGARA. Begitu pula ketika saya memilih Jokowi saat 2014. Kita bisa melihat bahwa: dia orang baik. Saya menilai tak mungkin orang ini (Jokowi) itu jahat sampai membuat anaknya jadi konglomerat, misalnya... Atau dia bakal pakai aparat untuk bunuh orang yang beda pendapat misalnya.
Apr 30, 2023 6 tweets 2 min read
Cak Imin, AHY, Airlangga, kok bisa ya kepedean dicawapreskan?

Memangnya kalo mereka jadi cawapres bisa bantu suara berapa sih?

Maksudnya suara pemilihnya ga mungkin lebih besar dari pemilih partainya kan?

Cawapres itu dicari yang bisa ambil suara di luar partai!!! ImageImageImage Misal nih, dari data suara DPR RI:

Anies = Nasdem 10,26%, Demokrat 9,39%, PKS 8,7% =28,35%
Prabowo = Gerindra 13,57%, PKB 10,09% =23,66%
Ganjar = PDIP 22,26%, PPP 3,3% = 25,56%

Lalu AHY jadi cawapres Anies, cak imin jadi cawapres Prabowo, apakah AHY dan cak imin nambahin suara?
Apr 29, 2023 8 tweets 2 min read
Saya Swing Voter Capres 2024
-utas-

Sejauh ini, 3 capres yang ada tak membuat saya tertarik untuk mendukung.

Saya mendukung Jokowi selama ini karena Jokowi istimewa. Penilaian ini tak akan berubah.

Dan dari ketiga capres yang ada, "bagi saya" belum ada yang "istimewa". Kalau ditanya, siapa yang istimewa bagi saya: ya Ahok! Tapi kan nggak mungkin dia dicalonkan.

Bisa juga: Budiman Sujatmiko.

Saya bukan pendukung PDIP, makanya saya tak akan selalu sama dengan apa yang didukung PDIP. Tapi misal PDIP mengusung Budiman Sujatmiko, ya saya dukung.
Mar 21, 2023 16 tweets 3 min read
Pendapat Kenapa Beli Mobil Baru
-utas-

Saya dulu pernah punya pendapat: Kalau kita belum bisa beli sebuah mobil dalam kondisi baru, sebenarnya KITA BELUM SIAP UNTUK BELI MOBIL ITU.

Tiap type dan merek mobil itu ada biaya perawatan dan risiko. Meski bekas, risikonya tetap baru. Misal kita sekarang punya uang untuk beli mobil seharga Rp 150-an juta (tunai atau kredit tak kita bahas), kita mau pilih mana: Agya baru atau CRV tahun 2013-an yang usianya sudah 10 tahun?

Keduanya mungkin harganya sama, CRV 2013 mungkin masih terlihat lebih mewah. Pilih mana?
Sep 8, 2022 14 tweets 3 min read
"Arti Sunnah"
-utas-

Ketika saya bilang: siwak, berkuda, atau memanah bukanlah ajaran agama, saya dituduh anti-sunnah.

Padahal itu cuma beda MENGARTIKAN SUNNAH. Kalau sunnah diartikan meniru persis semua yang dilakukan Nabi, saya pikir itu nggak paham konteks tentang sunnah. Tak bisa bedakan mana tindakan Nabi yang merupakan wujud dari "pesan" Allah kpd Nabi, dan mana tindakan Nabi yang berdasarkan teknologi dan budaya saat itu.

Tak bisa bedakan mana yang harus ditiru persis, dan mana yang perlu digali maksud kenapa Nabi melakukan/memerintahkan itu.
Jun 3, 2022 19 tweets 5 min read
"Kolom Agama dan Budaya"
-utas-

Saya meyakini agama dan budaya seharusnya kita pilah.

Memilah bukan berarti menjauhkan keduanya. Keduanya tetap dalam konteks menjalankan Islam. Namun dengan memilah, kita jadi paham mana yang harus meniru persis Nabi dan mana yang tidak. ImageImageImageImage Nabi Muhammad adalah utusan Allah untuk menyampaikan ajaran agama dengan segala ritual ibadahnya, namun untuk urusan hidup keduniaan, tak perlu kita meniru persis apa yang dilakukan Nabi.

Kita harus memandang Islam ke masa depan, bukan kembali ke masa lalu.

#islammasadepan
Jun 1, 2022 11 tweets 2 min read
Utas penjelasan:

Saya beropini seperti diartikan menyamakan Jokowi dan Anies.

Ada yg mengartikan: Jokowi dituduh A, Anies dituduh B, kok disamakan?

Sel dalam otak saya tergelitik. Entah logikanya gimana.

Yang saya samakan itu fenomena "anti"-nya. Bukan penyebabnya. 😔 Bagi cebong:
Jokowi difitnah, tapi Anies memang tak bisa kerja.

Ya sama saja, bagi kadrun:
Anies difitnah, tapi Jokowi memang anti-Islam.

Semua itu kan SUDUT PANDANGMU. Dan itu TERSERAH!

Tapi yang jelas keduany melahirkan fenomena anti-Jokowi dan anti-Anies.
May 19, 2022 14 tweets 3 min read
"Move On"
-utas-

Ada orang yang suka ungkit2 bahwa Singapura dulu negara Melayu dan sekarang dikuasai pendatang. Atau suka bilang bahwa Spanyol dulu pernah dikuasai Islam.

Itu adalah orang2 yang tak bisa move on.

Itu seperti fans MU yg sukanya cuma ngomongin zaman Sir Alex :) Ada juga yang suka mengungkit bahwa Islam dulu pernah mendominasi ilmu pengetahuan dunia.

Orang-orang itu semacam terjebak di romantisme zaman dulu yang terlihat lagi bingung bagaimana caranya bisa mengembalikan kejayaan yang dia banggakan.
Apr 25, 2022 11 tweets 3 min read
Saya sama sekali tak setuju jika anjing disebut binatang paling hina. Dalam sejarah Islam, sering sekali anjing jadi cerita yang baik. Sama sekali tak menunjukkan bahwa anjing itu hina dan kotor.

Bahkan soal najis, saya termasuk yang yakin bahwa anjing tidaklah najis. Anjing adalah sahabat terbaik manusia. Dia bukan makhluk yang hina.

Apr 23, 2022 8 tweets 2 min read
Saya pernah mengagumi Amien Rais.
Saya pernah mengagumi Cak Nun.
Saya pernah mengagumi Anies Baswedan.
Saya pernah mengagumi UAS.
Saya pernah mengagumi Aa Gym.
Saya pernah mengagumi Yusuf Mansur.

Jika sekarang tak lagi, bukan karena saya yang berubah, tapi mereka yang berubah. Ada yang anggap tulisan saya ini berarti: SEMUA ORANG BERUBAH, HANYA SAYA YANG TAK BERUBAH.

Tidak. Banyak tokoh yang tak berubah.

Ada yang dari awal saya kagum dan hingga sekarang saya tetap kagum.

Ada juga yang dari awal saya tidak kagum, dan sampai sekarang juga tidak.
Apr 17, 2022 18 tweets 3 min read
"Cebong-Kadrun 2.0"
-utas-

Meski Jokowi sudah tak mungkin lagi melanjutkan jabatannya di tahun 2024, tapi suara (pemilih) Jokowi dan anti-Jokowi, terus dipelihara oleh kedua belah pihak.

Cebong-Kadrun akan tetap hadir di Pilpres 2024 nanti. Kita mungkin banyak yang terganggu dengan adanya polarisasi cebong-kadrun, tapi orang-orang di atas sana, masih menganggap bahwa pendukung Jokowi maupun anti-Jokowi adalah kantong suara yang efektif untuk dikendalikan.
Oct 23, 2021 11 tweets 4 min read
“Anjing Harusnya Tak Najis”
-utas-

Dari 4 mazhab, hanya 1 yang mengatakan bahwa anjing tak najis. Hal ini berakibat banyak muslim memusuhi anjing, khususnya di muslim Indonesia. Jika kita mau berpikir logis, harusnya anjing itu tidaklah najis.

#islammasadepan #islamdenganlogika Celakanya, karena anggap anjing itu najis, banyak orang muslim di Indonesia jadi takut luar biasa akan anjing. Bahkan banyak yang membenci dan anggap anjing adalah hewan yang boleh disakiti. Mengerikan!

Cobalah kita pikir lagi saat ini. Apa benar air liur anjing itu najis?
Sep 18, 2021 26 tweets 6 min read
“Wajah Islam di Masa Depan”
-utas-

Islam itu ribet. Itu yang kita lihat pada Islam saat ini. Sedikit-sedikit haram. Semua dilarang. Mau makan saja repot, mau bergaul dengan orang lain yang tak seiman juga repot. Apa benar begitu?

#islammasadepan #islamdenganlogika Islam tak seharusnya menjadikan kita pribadi yang ribet. Islam itu melaksanakan ibadah sesuai Rukun Islam, lalu hidup dengan aturan: tidak makan babi, darah dan bangkai, tidak minum miras, tidak judi, tidak zina. Dan itu tidak ribet.
Sep 12, 2021 25 tweets 5 min read
“Pentingnya Logika dalam Beragama”
-utas-

Berbicara tentang Tuhan atau tentang agama, mau tak mau kita mengorbankan sedikit logika untuk kita sandarkan pada sebuah dasar yaitu: keyakinan.

Namun, tak mungkin juga kita beragama tanpa logika.

#islammasadepan #islamdenganlogika Saya tak akan membahas bukti ilmiah keberadaan Tuhan seperti tuntutan para penganut atheisme karena memang itu tak bisa dibuktikan. Tapi justru saya harus akui bahwa saya adalah salah satu dari 90% penduduk bumi yang percaya bahwa Tuhan itu ada.
Sep 4, 2021 31 tweets 6 min read
“Memilah Agama dan Budaya”
-utas-

Saat Nabi bersabda tentang siwak sebagai pembersih gigi, lalu ada yang mencatat dan memasukkan itu dalam buku hadis, tiba-tiba siwak menjadi ajaran agama. Sekarang masih banyak yang anggap siwak adalah sunnah yang harus diikuti. Salah kaprah! #islammasadepan #islamdenganlogika

Bagaimana jika saat Nabi bicara, “Kalau keluar kota naiklah unta,” lalu ada yang mencatat dan memasukkan sabda itu dalam buku hadis? Apakah naik unta jadi ajaran agama?