How to get URL link on X (Twitter) App
Tampak menjuntai tasbih di tangan sang pangeran. Berbeda misalnya dengan lukisan Nicolaas Pieneman yang menggambarkan situasi yang sama. Atau juga sketsa A.J. Bik yang menunjukkan potret Diponegoro pada tahun-tahun ditangkapnya (1830).
Konon, raja-raja Britania Raya tersebut keturunan dari Sancho Alfonsez. Ia adalah anak pasangan Alfonso VI dg Isabela atau Zaidah. Dari ibu inilah diklaim tersambung nasab dg Rasulullah
Kitab tersebut dicetak di Surabaya (percetakan milik HBNO/ PBNU). Tapi, tercantum di sampul, penerbitan tersebut atas usaha dari Majelis Consul NU Malang.
Pertama, ttg penisbatan Kiai Shiddiq, ayahnya Kiai Machfudz, yg disebut sbg pengarang "Nadzam Safinah". Ini tak tepat. Yg benar adl Kiai Ahmad (Qusyairi) bin Shiddiq bin Abdullah, yg tak lain kakak Kiai Machfudz.
sebenarnya utas ini berangkat dari buku katalog yang disusun oleh @BLMalay dan Bernard Arps dalam sebuah pameran pada 1991 di Jakarta. Dari katalog ini, ada satu bagian yang menarik menurut kami. Yakni, penggunaan aksara Pegon dalam surat-surat para raja tersebut.
Pria kelahiran 27 Agustus 1922 di Setui, Kalimantan Selatan tersebut, mengalami kejadian mencekam tersebut, saat terbang dari Bandara Polonia, Medan. Ia yang kala itu menjabat Wakil Perdana Menteri Republik Indonesia usai menghadiri Muktamar ke-21 Nahdlatul Ulama.
Pesantren Darul Ulum yang berdiri cukup besar di Dusun Gembolo, Desa Purwodadi, Gambiran, Banyuwangi ini, tak bisa terlepas dari KH. Syamsul Mu'in Kholid selaku pendirinya. Ada cerita panjang yang melatarinya. Tak serta merta lantas membesar sendiri.
Coba baca di footnote no.67 ini. Dalam teks yang dimaksud adl angklung dari Banyuwangi. Tapi, definisi di footnote "untuk memunculkan bunyi, angklung harus digoyangkan".
Foto di atas adl Kiai Nur Salim dari Desa Grogol Kec. Giri yg berpose dg sejumlah santrinya di Masjid Al-Falah. Foto diambil pada tahun 1950-an.
Asal-usul nama Banyuwangi kerap dikaitkan dengan legenda Sritanjung - Sidopekso. Sebuah kisah yang telah ada beratus tahun lamanya. Sejak masa Hindu-Budha. Namun, seiring waktu, nilai2 Islam turut mewarnai epos tersebut.
Sebagaimana diketahui, proses berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) tak semata sbg sebuah perwujudan dr gairah pergerakan. Yg mungkin hanya berkutat pd serangkaian rapat & kajian. Mendirikan NU lebih komplek. Ada serangkaian konfirmasi spiritual yg harus dilakukan oleh para pendirinya.
Sedangkan hewan yang kedua adalah hewan yang paling senang kebersihan.
Proses hukum yang tak memenuhi prinsip-prinsip keadilan bukanlah barang baru. Setiap zaman selalu saja ada kisahnya. Seperti halnya yang dialami oleh Kiai As'ad. Ia #NggakSengaja dipenjara karena kasus hukum yg tak jelas.
Sebagaimana diketahui, Bung Karno baru naik haji pada 1955. Padahal, Pemerintah telah mengurus haji secara khusus sejak 1951. Tentu, "keengganan" Presiden pertama Indonesia tersebut, jadi rasan-rasan tersendiri di benak rakyat.
Saat Darul Islam Ancam NU Banyuwangi
Sebelum memulai utas ini, mari terlebih dahulu kita membacakan suratul fatihah kepada Nyai Hj. Ahmad Dahlan.
pada halaman awal ini, tertulis jelas jika kitab ini merupakan karya KH. Abdul Wahab yang ditulis untuk pekerjaan takmir masjid Paneleh Surabaya yang akan melakukan renovasi pelebaran masjid.
Hubungan NU dengan kalangan habaib tersebut dapat kita telusuri dalam hubungannya dengan Rabithah Alawiyah, sebuah organisasi yg menaungi para habib di Nusantara.
Adiknya tersebut bernama KH. Imam Moehtadi Thohir yang tinggal di Dusun Langring, Desa Jambesari, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi.