Pagi ini, aku kelepasan marah-marah sama Trah.

Jam 7.05 pagi, Trah bangun kesiangan, ini karena dia “melanggar” kesepakatan untuk tidur malam tepat jam 9.

Alhasil dia bangun ga seger, masih males2an ga mau mandi, ga mau sarapan. Padahal perlu berangkat ke sekolah jam 7.30. Mbak mengajak “ayo Trah mandi”
*Trah masih loading*

Mbak mengajak lagi ke 2,3,4,5 kalinya
*belum respon*

Aku sembari olahraga merasa perlu stepped in. Tapi aku aga tersulut. Karena dia ga jawab2. Yang ada jadi merentet kemana2

“Trah, masa harus Mama ingetin teruss?”

“IT IS SO HARD TO BE A BIG BROTHER”,

ujar anak pertamaku sambil menangis sesaat sebelum tidur.

Aku tanya “Kenapa Trah merasa begitu?”

Dia jawab,

“I have to be brave all the time”
“Aku harus ngalah terus sama Nada”
“Semua yang aku pegang diambil, direbut, dia blg punya dia” Konteks :

“Brave/ Berani” - dia sering dengar dia dibanding2kan sama adiknya yang emang lebih rebel & apa2 sendiri

“Ngalah” - tendensi keluarga (eyang, mba dll) meminta Trah yg ngalah untuk adiknya

“Adiknya yang rebut, dia yg dimarahin” - krn respon reaktif ketika adu fisik

Hati super deg karena ga sengaja liat video asisten rumah tangga melakukan kekerasan ke anak & balita 😭, mereka pasti trauma 😭😭

Tidak ada anak yg pantas menerima perlakuan seperti itu dari siapapun

Dari 2016, saya memakai art & nanny. Berikut hal yg saya lakukan untuk jaga2 Selama 6 taun, saya juga gonta ganti mba dan nanny. Awalnya juga bingung, takut... merasa bersalah ninggal anak juga. Tapi saya memang memilih bekerja karena saya butuh & mau kerja.

Pertama saya cari2 yayasan ya. Waktu itu berbekal google saja. Paralel sy bikin list pertanyaan

Setelah punya peran sebagai seorang Ibu, untuk mau atau mampu "mengembangkan diri" itu ga mudah ya. Banyak yang harus dipikirin, ya anak, ya keluarga...

Makanya tak jarang yang kemudian menunda mimpi karena ada banyak prioritas yang dihadapi Aku saat ini kerja di start up yang fokus pada ibu muda, kami bertanya ke 1100 Ibu tentang ketertarikan pada kelas pengembangan diri GRATIS secara online.

46% Tertarik JIKA ada waktunya
36% Tertarik mengikuti

Sisanya Kurang Tertarik & Tidak Tertarik sama sekali

Bahas self love postpartum yuk!

pas share di ig, 84% ibu pernah merasa ga suka sama badan setelah melahirkan. Dan ini beberapa hal yang mengganggu para Ibu Self love itu easier said than done,
mesti mengalami,
melalukan
melakukan

aku akan cerita dari sudut pandang aku yah

Kamu percaya ga kalo sebelum lahir, kamu memilih ibumu dan pernah melihat jalan kehidupanmu sendiri? namun saat di dunia kamu akan perlahan lupa..

Jawaban Trah bikin aku percaya tulisan di atas... aku ngomong gini awalnya

"makasih yaa udah mau jadi anak-anak Mama, Trah & Nada memilih lahir melalui Mama, aku senaaaang sekali"

dan ini jawabannya.. kaget sih

Lagi-lagi perempuan seolah-olah harus memilih BEKERJA atau KELUARGA.

Padahal tak sedikit yang ingin melakukannya secara bersamaan, bekerja sembari menumbuhkan keluarga, namun kultur / sistem dari perusahaan tidak berpihak untuk mendukung perempuan. Setelah cuti melahirkan, sy pribadi ingin terus kembali bekerja dan pasti juga banyak perempuan yang demikian. Byk yg perlu kami usahakan agar kami kembali bekerja. Tapi apakah perusahaan MENDUKUNG para Ibu untuk kembali bekerja?

💫 ASI > adakah ruang laktasi di kantor (con't)

Mencegah Kekerasan Seksual Pada Anak - sebuah thread

Zaman udah makin gila dan bisa sangat terjadi di sekeliling kita. Pencegahan yang utama bisa dilakukan : membuat anak-anak kita berdaya.

Aku ingat pernah dapat ini dari page mba @NajelaaShihab, semoga bermanfaat juga. 1. Biasakan untuk mengikuti kata "tidak" atau "stop" yang muncul dari anak. Misal saat kita kelitikin atau ga mau dicium. Kalo ia bilang stop, then stop.

Di sini anak sedang belajar mengendalikan dan merasakan kenyamanan tubuhnya sendiri. Kita perlu menghargai.

Baru sekitar 2017 an lah aku tau kalo sesuatu yang lagi aku jalani itu ada sebutannya:

🥪 Sandwich Generation 🥪

Posisi di antara menanggung orang tua sekaligus menghidupi & merencanakan masa depan anak Pas single, menanggung orang tua masih sanggup dijalani. Begitu ada anak, mulai pontang-panting.

How can i handle this?
Gimana merencanakan yang terbaik untuk anak, tetap bisa bahagiain ortu, bahagiain diri dan wujudin keinginan serta mimpi2ku...

tapi tetep waras??