Jadi dalam 2 bulan terakhir ada beberapa warga negara asing (gak usah sebut negerinya ya, biar gak kejebak stereotip 😛) begitu agresif nawar rumah, dan tanah sebelah. Yang menyebalkan cara mereka berstrategi dan berkomunikasi kerasa merendahkan.
Detail nanti ya, mau lap-lap meja dulu.
Pertama, mereka datengin langsung, dengan wajah gak ramah.
Kulagi cangcutan motong rumput halaman sore-sore. Tiba-tiba ada si WNA nongol di pager, tanya, "Siapa yang punya rumah ini?"
Aku: "Saya yang punya. Ada perlu apa?"
WNA: "Berapa anda beli rumah ini?"
Aku tanya lagi: "Ada perlu apa?"
WNA: "Berapa anda beli rumah ini?!"
Aku: "Ada urusan apa??"
Terus si WNA melengos. Cih, apaan sih,
Jul 26, 2020 • 13 tweets • 3 min read
Tergiur rayuan 'passive income', jadi beberapa tahun lalu bangun kosan kan.
Nyatanya gak pasif-pasif banget sih. Sering kali mesti aktif nagih penghuni bandel, melerai mereka yang cekcok atau meresahkan warga, dan eitss, ada yang kabur segala setelah rusak berbagai fasilitas 👌
Pernah ada yang kabur ninggalin kamar hancur lebur, dari dinding yang penuh cap aneka tangan sampai plafon bagai tertimpa hujan meteor. Udah kayak TKP kriminal, sih.
Oct 2, 2019 • 14 tweets • 3 min read
Merasa perlu cerita kisah menjengkelkan, yang bisa saja terjadi padamu kelak.
Ini tentang orang-orang yang menggunakan duka dan kematian sebagai peluang bisnis, salah satunya adalah calo makam.
Calo makam itu bisa berwajah ramah, berbaju gamis, tampak tulus membantu keluarga yang baru saja kehilangan anggota tersayang—seperti yang kami alami seminggu lalu.
Aug 10, 2019 • 69 tweets • 14 min read
Tepat 4 tahun lalu, 10 Agustus 2015, aku terkena serangan stroke hemoragik; pembuluh darah pecah di otak kiri--setidaknya begitu diagnosis dokter atas pemeriksaan CT scan.
Tiba-tiba saja cara kerja otakku berubah.
-- A Thread --
Berhubung pecah di otak kiri, kemampuan berbahasa jadi kacau. Anehnya, saat itu, aku merasa mengerti dan bisa berkomunikasi, tapi rupanya yang terdengar cuma racauan tanpa arti. Teman & tetehku bilang mirip bahasa Rusia campur Belanda.
Tapi yang ngeri bukan itu.