[Menyalahkan Diri Sendiri - a #PictureThread ]
Pernahkah kamu merasa sudah melakukan hal bodoh yang tak termaafkan?
atau merasa berdosa atas seseorang yang mengalami hal buruk karena ketidakhadiranmu?
Mungkin, kamu perlu mengenali perilaku self-blame.
[cnt]
Menyalahkan diri sendiri (secara berlebihan), dalam konteks ini, berarti perilaku menyakiti diri secara emosional dengan tidak pantas.
Mengapa tidak pantas? Karena ada faktor diluar kendali yang sebenarnya lupa kita perhitungkan, dan seolah" kita yang lepas kendali.
Perilaku Self Blame kurang lebih terjadi dengan alur kyk gini :
1. Ada kejadian yg gk kita inginkan, baik menimpa diri kita atau orang terkasih kita.
2. Kita menyalahkan diri sendiri, baik karena kita nge-judge diri sendiri, atau 'dorongan penyalahan' dari sekitar kita.
...
3.Akhirnya, rasa takut, bersalah, sedih, dsb mulai menghantui diri kita.
Self Talk kita jadi 'negatif' :
'salah aku ya ini...'
'kok aku gabisa berlaku "benar" sih?'
'semua gara-gara aku..'
*skema ini bersifat personal yah gengs, beda" tergantung kejadiannya, karakter msg", dsb
Lalu, mengapa seseorang bisa melakukan Self Blaming secara berlebih?
Menurut sumber yang kubaca dan kucoba cari hubungannya, bisa dikatakan kalo faktor utama self blaming adalah :
-Hal-hal diluar kendali kita, yg tanpa sadar kita pikir/coba kendalikan-
misalnya, next
A. Ketidaksempurnaan pada Idealisme Kita.
Punya idealisme itu BOLEH bgt kok, malah sebaiknya kita punya sebagai acuan diri kita.
tetapi, ada kalanya kapasitas tubuh kita sedang atau belum bisa mencapainya, atau bisa juga lagi apes.
mnrtku, kta prlu menyadari adanya hal tsbt.
2. Unprecise Responsibility.
Hal yg sdg kta miliki, kta kerjakan, kta jalani, dkat dngn kita, terkadang seolah" jadi sesuatu yg harus kita kendalikan.
Pdhl, ada hal yang hanya bisa kita usahakan, tapi faktor luar yang mnntukan akhirnya,
bhkn, gk bsa kta kendalikan sm sekali.
3. Karakter Personal dan Kondisi Lingkungan
Setiap orang tentunya punya tendensi menyalahkan diri yg beda dngn orang lain berdasarkan karakter msg".
Tetapi, pengaruh lingkungan tumbuh kembang saat kecil, circle pergaulan dll, tentunya akan berpengaruh pada mindset kita juga.
Kalau sekitar kt isinya org" yang sring nyalah-nyalahin orang lain tiap ada masalah (gak solutip pula?!)
pada akhirnya, kita bakal kepengaruh jadi suka nyalahin diri sendiri karena kena disalahin, atau ikutan jadi tukang nyalahin orang lain gaksih (!).
#yourcirclefreflectsyou.
Self blaming itu diawali dengan prilaku, tetapi jika tidak disadari dan diakui, lama" bisa jadi habit.
Beberapa hal dibawah ini bisa jadi salah satu/beberapa solusi untuk kita.
(tentunya, efeknya beda-beda ya bund untuk tiap orang, 'you do you' kalo kata kak @fellexandro wkwk)
Menurutku, manusia tuh punya batasan dan kapasitas (yang tentunya bisa bertambah/berkurang) dengan pengalaman yang kita jalani.
Semoga, kita bisa mengakui dan menghadapi perilaku self-blame pada diri kita ketika hal tersebut muncul, kemudian memprosesnya.
dan... untuk diri ini, yang pernah kusakiti karena ego yang luput dari perhatianku...
maafkan aku, yah?
cr : instagram.com/p/COZeH7ZMk44/…
Sumber" untuk dibaca lebih jauh, dan mengenal Self Blaming lebih detail.
[1] mentalhelp.net/blogs/are-you-…
[2]psychologytoday.com/us/blog/enligh…
[3] psychologytoday.com/us/blog/tech-s…
[4]psychologytoday.com/us/blog/commun…
for more contents about #PictureThread and #MentalHealthDoodles, pls kindly check my ig instagram.com/wantja (it'll means a lot <3)
[END]
Share this Scrolly Tale with your friends.
A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.