Gogo Profile picture
Professional social climber 🪜 To earn more 💸: https://t.co/cL9UlSthwD To work less 💤: https://t.co/Zo0xHbDHBZ For startups ⚙️: https://t.co/k6jzDLt7NE

Oct 11, 2021, 15 tweets

Habis punya anak, dikejar2 sama @almas_p kalo harus mulai nabung/invest edukasi anak

Awalnya ga suka bahas karena saya merasa financially savvy

"Udah kusimpen kok duitnya dari gaji di US selama 7 taun terakhir... Santuy... Pasti cukup"

Sebuah 🧵

Terinspirasi dari Instagram Storiesnya @reinharthrm tentang biaya edukasi, liat simulasinya. Ternyata mahal juga ya. Terus daku jadi penasaran coba bikin simulasiku sendiri.

Monggo yang mau copy templatenya: docs.google.com/spreadsheets/d…

Awalnya ngecek inflasi harga pendidikan. Katanya harga pendidikan ini inflasinya gila2an (menurut artikel di US bisa sampai 2-3x overall inflation). @reinharthrm sendiri naruh asumsi 10% per tahun

Kzl juga, apalagi saya rasa univ itu makin ga relevant (at least untuk bidang IT)

Akhirnya tanya alumni univ dari berbagai angkatan dan beberapa jurusan. Terus dapet deh angka inflasi. Kesimpulannya, ternyata inflasi biaya pendidikan di Indonesia itu rata2 15% per tahun!

If this doesn't freak you out, it means tiap 5 taun SPP anak itu naik 2x lipat!

Habis itu coba mulai bikin simulasinya.
- Gimana kalo cuma nabung di tabungan biasa?
- Gimana kalo tiap tahun nabungnya ditambah - assuming kita naik gaji?
- Gimana kalo kita ga mau nabung selamanya?
- Gimana kalo diversifikasi investasi?

Bisa ceki2:
docs.google.com/spreadsheets/d…

Di sini kita asumsi agak mahal biaya edukasinya. Ngeliat keponakan umur 7 tahun udah bisa nasehatin saya tentang being good listener dan critical thinkingnya jalan, saya jadi convinced edukasi yang bagus (dan mahal) itu penting.

Doi sekolah di international school (lupa namanya)

Ternyata kalo nabung terus, ga cukup gan

Pas anaknya masuk S1 udah negatif tabungannya. Ga tanggung2, harus nombok 27 milyar rupiah!

Makanya demi nyekolahin anak orang tua bisa sampe pada jual tanah gitu ya?

Kalo kontribusinya kita naikin dikit2 (tiap tahun naik 5%), agak mayan mengurangi beban. Terus saya juga coba kalo masukin ke deposito instead of tabungan biasa.

Mayan lah, bisa mengurangi beban dari 27 milyar ke 18 milyar.

Terus saya coba lagi simulasi kalo coba berhenti kontribusi setelah bbrp tahun

Kan capek ya kerja sampe tua, apalagi IT itu rentan burn out

Ternyata bisa tuh ga kerja asal kontribusinya naik lebih banyak tiap tahun dan invest ke aset yang lebih agresif (surat hutang misalnya)

Akhirnya, simulasi yang paling savvy

Gimana kalo kita diversifikasi: ada bbrp untuk short term masukin ke deposito, mid term masukin ke surat hutang, long term masukin ke saham Ini biasanya yang disuruh sama financial planner.

Ternyata bisa stop kerja setelah 10 tahun!

Key take awaynya apa nih?

Sebenernya cuma mau sharing hasil pembelajaran pribadi. Kebetulan udah susah2 bikin Google Sheet simulasinya. Siapa tau bisa dipake sama khalayak ramai. Di internet kok agak oversimplify dan data inflasi harus masukin sendiri

simulasideposito.com/simulasi_tabun…

Di Google sheetnya sudah ditandain juga variabel mana yang bisa diganti:
1. Masukin ke sekolah mana
2. Kontribusi per bulan
3. Asumsi growth dari investasi
4. Berhenti kerja abis berapa taun
5. Inflasi pendidikan per tahun (harusnya ga usah ganti)

docs.google.com/spreadsheets/d…

Kalo ada ide gmn buat bikin simulasinya makin enak dipakai dan makin akurat (dapet data inflasi yang lebih tepat, dapet data kenaikan saham dan deposito yang lebih tepat) bisa langsung ngontak saya. Nanti ku coba benerin simulasinya

Btw ini data sourcesnya ya kalo mau verify sendiri:
1. Biaya inflasi: survey temen2
2. Biaya pendidikan: docs.google.com/spreadsheets/d…
3. Kenaikan deposito: money.kompas.com/read/2021/04/2…
4. Kenaikan saham dan surat hutang per tahun: bareksa.com/id/data/reksad…

Back to the top:

Kalo mau copy simulasinya dan edit2 sendiri sesuai kebutuhan, bisa ceki2 di sini: docs.google.com/spreadsheets/d…

Share this Scrolly Tale with your friends.

A Scrolly Tale is a new way to read Twitter threads with a more visually immersive experience.
Discover more beautiful Scrolly Tales like this.

Keep scrolling