Habis punya anak, dikejar2 sama @almas_p kalo harus mulai nabung/invest edukasi anak
Awalnya ga suka bahas karena saya merasa financially savvy
"Udah kusimpen kok duitnya dari gaji di US selama 7 taun terakhir... Santuy... Pasti cukup"
Sebuah 🧵
Terinspirasi dari Instagram Storiesnya @reinharthrm tentang biaya edukasi, liat simulasinya. Ternyata mahal juga ya. Terus daku jadi penasaran coba bikin simulasiku sendiri.
Awalnya ngecek inflasi harga pendidikan. Katanya harga pendidikan ini inflasinya gila2an (menurut artikel di US bisa sampai 2-3x overall inflation). @reinharthrm sendiri naruh asumsi 10% per tahun
Kzl juga, apalagi saya rasa univ itu makin ga relevant (at least untuk bidang IT)
Akhirnya tanya alumni univ dari berbagai angkatan dan beberapa jurusan. Terus dapet deh angka inflasi. Kesimpulannya, ternyata inflasi biaya pendidikan di Indonesia itu rata2 15% per tahun!
If this doesn't freak you out, it means tiap 5 taun SPP anak itu naik 2x lipat!
Habis itu coba mulai bikin simulasinya.
- Gimana kalo cuma nabung di tabungan biasa?
- Gimana kalo tiap tahun nabungnya ditambah - assuming kita naik gaji?
- Gimana kalo kita ga mau nabung selamanya?
- Gimana kalo diversifikasi investasi?
Di sini kita asumsi agak mahal biaya edukasinya. Ngeliat keponakan umur 7 tahun udah bisa nasehatin saya tentang being good listener dan critical thinkingnya jalan, saya jadi convinced edukasi yang bagus (dan mahal) itu penting.
Doi sekolah di international school (lupa namanya)
Ternyata kalo nabung terus, ga cukup gan
Pas anaknya masuk S1 udah negatif tabungannya. Ga tanggung2, harus nombok 27 milyar rupiah!
Makanya demi nyekolahin anak orang tua bisa sampe pada jual tanah gitu ya?
Kalo kontribusinya kita naikin dikit2 (tiap tahun naik 5%), agak mayan mengurangi beban. Terus saya juga coba kalo masukin ke deposito instead of tabungan biasa.
Mayan lah, bisa mengurangi beban dari 27 milyar ke 18 milyar.
Terus saya coba lagi simulasi kalo coba berhenti kontribusi setelah bbrp tahun
Kan capek ya kerja sampe tua, apalagi IT itu rentan burn out
Ternyata bisa tuh ga kerja asal kontribusinya naik lebih banyak tiap tahun dan invest ke aset yang lebih agresif (surat hutang misalnya)
Akhirnya, simulasi yang paling savvy
Gimana kalo kita diversifikasi: ada bbrp untuk short term masukin ke deposito, mid term masukin ke surat hutang, long term masukin ke saham Ini biasanya yang disuruh sama financial planner.
Ternyata bisa stop kerja setelah 10 tahun!
Key take awaynya apa nih?
Sebenernya cuma mau sharing hasil pembelajaran pribadi. Kebetulan udah susah2 bikin Google Sheet simulasinya. Siapa tau bisa dipake sama khalayak ramai. Di internet kok agak oversimplify dan data inflasi harus masukin sendiri
Di Google sheetnya sudah ditandain juga variabel mana yang bisa diganti: 1. Masukin ke sekolah mana 2. Kontribusi per bulan 3. Asumsi growth dari investasi 4. Berhenti kerja abis berapa taun 5. Inflasi pendidikan per tahun (harusnya ga usah ganti)
Kalo ada ide gmn buat bikin simulasinya makin enak dipakai dan makin akurat (dapet data inflasi yang lebih tepat, dapet data kenaikan saham dan deposito yang lebih tepat) bisa langsung ngontak saya. Nanti ku coba benerin simulasinya
1️⃣ Komentar paling sering "itu kalau 200 PR nge-reviewnya gmn?"
Ingat: code review itu subjective, bergantung yang review. Kalau objective mending suruh linter aja yang review dan fix
Artinya biar kode kita direview cepet, kita harus bikin orang pede sama kerjaan kita...
... jadi kita harus bangun reputasi (read: social capital) bahwa kita:
- bikin kode yang bagus, gampang dimaintain, ga buggy
- good communicator
- kalo issue kita bisa urus sendiri
- tau yang penting (bakal ngobrol2 dulu sebelum push) dan yang ga penting (bisa YOLO)
Orang paling penting untuk diurusin adalah manager kita. Mereka mempengaruhi 80% karir kita (promosi, kerjaan, arahan)
Regardless kerjaan yang udah di-assign, kita ambil satu kerjaan manager kita
Benerin process, lead meeting, run survey
Ask for weekly 1:1
Jangan lupa untuk memikirkan diri sendiri
Start career conversion sesering mungkin (at least sebulan sekali) 1. Gimana cara promosi 2. Ada kesempatan promosi atau ngga 3. Ada mentor dan sponsor tak 4. Perlu nunjukin skill apa 5. Perlu beresin project apa
Saya sudah review ribuan resume dan bantu ratusan mentee keterima pekerjaan yang "lebih baik" (pindah negara, 1100% naik gaji, atau digaji $800k/tahun)
Saya mau share tipis2 kesalahan dalam menulis resume yang bikin resume kita tidak di-notice
👇
Nulis action, bukan impact
🚫: "I write JS code"
❌: "Maintain CMS dashboard"
✅: "Reduced 80% operational cost by building CMS dashboard"
🌟: "Reduced 80% operational cost and saved $200,000/year by building CMS dashboard for the logistic team in React"
Saya pernah mencapai puncak tangga karir paling tinggi seorang engineer: menjadi peternak lele selama 4 tahun
Tangga karir software engineer:
Intern -> software engineer -> tech lead -> EM -> director -> VP -> SVP -> CTO -> CEO -> peternak lele
Selain ternak lele yang menarik adalah ternak cacing sutra (buat pakan lele)
Ternak lele susah btw. Few key takeaways:
1. Bibit harus yang bagus banget. Bisa beli dari badan pemerintah setempat 2. Lele bagusnya tempat panas. Kalo dingin dia ga gerak, jadi ga makan 3. Pelet muahal bgt, 70% COGS 4. Makanan non-pelet murah, tapi ga bisa for big scale farm
People optimize for small money by jumping between companies, especially on E5 level below. Big money starts at E6+. To get there you need to gather knowledge - usually by staying for a prolonged amount of time in a domain/team.
Reminded of what he said after watching this video:
Tho probably he said it out of trying to keep me, underpaid E5 (senior engineer) at that time, around
I did stay, ended up getting promoted, and was on track for the compensation mentioned in the video
Jump companies every 2 years -> you accumulate interviewing skill.
Jump companies after 3+ years -> you accumulate skill and knowledge about company's long term decision.