, 71 tweets, 9 min read
My Authors
Read all threads
Jujur, karna ini "based on true story" gw masih ga bisa percaya. Karna ini bener2 kek, whaat??! Percaya ga percaya, ini adalah seklibat kisah nyata kelam yg dialami keluarga sahabat gw.
Monggo...
@bacahorror #bacahorror

-a thread-
Selamat malam para pemburu kisah horor, malam kali ini gw pengen berbagi kisah kelam yg dialami sahabat gw sendiri. Berhubung sudah mendapat ijin share, laaaannnjjoott .
Lokasi masih di sekitaran kota istimewa, yogyakarta. Mohon maaf sebelumnya, nama dan lokasi (tetep) disamarkan. Dan karna doi cerita sambil nangis2,gw sih berharap tulisan gw dpt di mengerti yak.
Pukul 8.10 pagi.
Suasana pedesaan jogja yg sejuk, angin pagi yg menyegarkan terasa membuka paru2. Kicauan burung kenari yg pelan beralun pun mengiringi senyum keluarga ini. Tarian padi yg memanjakan mata, terasa tak mau beranjak untuk pergi dari ke asri-an rumah ini.
Ani, seorang ibu muda yg ramah, kalem, sholehah ,wanita jawa jogja banget. Dia adalah istri dari Atan(sahabat gw).
"wes di terno sekolah yah, si Revan? "(sudah diantarkan ke sekolah yah, si Revan?) . "uwes, dino iki sido pindahan to buk? "(sdh, hari ini jdi pindahan kan buk? )
Ani mengangguk sambil melanjutkan mengaduk masakan di wajannya. Awal baru untuk keluarga Atan. Mereka akan pindah ke kontrakan baru.
Karna sebelumnya mereka tinggal di rmh orang tua Atan. Mungkin karena sungkan dengan org tua, mereka memutuskan untuk cari kontrakan.
"sarapan o sek yah. "(sarapan dulu yah)
"Yoo, sek iki tanggung. Tak naleni sisan ben ngko kari mangkat. "(iyaa, bntar sekalian ini nanggung, saya iket dulu biar nanti tinggal brgkat)
Usai sarapan, Atan dan istri langsung membawa perabotannya ke rmh kontrakan baru.
Di dusun M*****g,B****l. Rmh sederhana, yg lumayan untuk ditinggali karna padat penduduk. Dan tetap di suasana desa, sama seperti rmh org tuanya. Terlihat damai, namun penuh kejanggalan.
Kawasan ini termasuk kawasan padat, hampir semua rmh terisi keluarga. Banyak rumah gedong besar, megah, namun terlihat kosong. Sesekali terlihat seorang yg menyapu halaman rmh gedong itu. Tapi bisa dikatakan, jarang.
Meskipun padat penduduk, tak terlihat saling rukun. Karna mereka tak saling tegur sapa ketika berpapasan. Mungkin karena mereka org kaya, batin Atan dan Ani.
Singkat cerita, Atan dan keluarga sudah menempati kontrakan barunya. Seminggu pertama mereka habiskan untuk bertamu ke rmh tetangga. "srawung" istilah jawa yg berati silahturahmi.
Etika menjadi warga baru di desa, harus memperkenalkan diri. Meskipun harus dari rmh ke rmh, satu per satu.
Tak terasa sebulan mereka lalui, beberapa kejanggalan mulai mereka pertanyakan ke diri sendiri.
Mulai dari setiap mlm jam 1 dini hari, selalu terdengar suara seretan kaki di teras rmh. Uang simpanan yg mendadak hilang, sampai teriakan histeris dari tetangga yg tiba2 dan hilang begitu saja.
Hari senin, pukul 9.35 pagi.
"permisssiii... " suara tetangga mengetuk pintu. Ani yg baru mencuci baju pun bergegas membukakan pintu.
"oalaah, Bu Asih, monggo2 bu.. Pinarak mlebet ngriki"(silahkan masuk bu, monggo)
"heleh rausah nduk, ming meh ngenehi oleh2,wingi aq sak kluarga dolan ning malang, iki ming sithik rapopo yo, mugo do doyan. "(aah... Gausah dek, ini cuma mau ngasih oleh2,kemaren habis dri malang)
Obrolan asik berlanjut. Ani yg teringat cuciannya lalu menghentikan obrolan itu, dan Bu Asih pun pulang.
Semua terlihat wajar. Tak ada keraguan sedikitpun. Ani tak tau, bahwa oleh2 itu adalah modus jebakan yg membawa malapetaka untuknya.
Selesai mencuci, tanpa ragu Ani pun memakan oleh2 itu. Kebetulan apel pemberian Bu Asih itu terlihat menyegarkan bagi Ani.
Pukul 4.00 sore
Atan yg sedari pagi merasa kurang enak hati, terburu buru pulang kerja. Seolah ada hal yg menunggunya dirmh.
Dan benar saja, ketika Atan membuka pintu, terlihat Ani kejang dilantai dan matanya melotot seperti mau lepas.
Sontak Atan pun berteriak meminta tolong. Dan warga yg mendengar pun berdatangan. Anehnya, mereka cuma melihat, bukan menolong.
Atan yg geram pun menunjuk salah satu warga untuk menelpon rumah sakit.
"hehwh! Pak! Telpuno rumah sakit, ora gur pentelang penteleng! "(woy pak! Telfon rs, jgn cuma lihat2!) seruan Atan.
Sesampainya dirmh sakit, Ani di periksa dan anehnya, dokter tak menemukan penyakit atau hal apa yg baru saja memimpa Ani. Heran, geram, dan tak percaya semua di rasakan Atan. "sing genah dok, bojo kejang ,koe omong ra enek opo2?"(yg jelas dok, istriku kejang kmu bilang ga papa?)
"tenang mas tenang, meskipun saya bilang seperti itu, istri bapak tetap harus rawat inap, karna kondisi melemah. Besok saya observasi lagi". Jawab dokter dengan suara tenang.
Duh gaes ,pengen lanjut tp nguantuk pol jee.... Sesuk neh yo, turu sek
Nb:semua baru mulai, carita ini panjang, cuma saya singkat2...dan lanjot besok
Bingung, emosi, lelah dirasakan Atan. Berbagai spekulasi bermunculan di kelapanya. Guna-guna kah, santet kah, atau hanya sekedar salah makan.
Orang tua Ani pun ikut menemani di rumah sakit. Pertanyaan seperti, apa, kenapa, bagaimana pun muncul. Atan yg masih bingung pun hanya diam dan menitipkan Revan anaknya kepada neneknya, kemudian berjalan keluar.
Hanya rokok sebagai teman di malam itu. Menemani sepanjang malam dengan penuh kesedihan. Istri yg selalu tersenyum ramah ketika Atan berangkat dan pulang kerja, sekarang terbujur lemah di dalam ruangan rumah sakit.
Seminggu berlalu, kesehatan Ani mulai membaik. Atan pun bergegas menyelesaikan administrasi rumah sakit dan membawa Ani pulang.
Ada yg aneh ketika hendak masuk ke dalam rumah. Ani tampak ketakutan,tak mau masuk ke dalam rumah.
"ngopo e buk? "(kenapa mah? )
"wedi yah,nek ning gene ibuk sek ngono pie to? "(takut yah, kalo ke tempat ibuk dulu gtu, gmana?)
Seketika itu Atan paham, bahwa kemaren ada yg "ngerjain" istrinya. Karna dalam seminggu memang Ani bungkam soal apa yg menimpanya. Atan pun menyimpan tanya, dan hanya harapan semoga semua baik2 saja.
Atan pun bergegas membawa keluarganya kembali ke rumah ibuk, orang tua Ani.
"koe urung omong lho buk, jan jane ono opo? Aku khawatir, pikiranku wes sing ora ora. "(km belum bilang lho mah, sebenernya ada apa? Aku khawatir, dipikiranku sudah yg aneh2.). Lirih tanya Atan.
"ngko nek tekan omah, tak omong yah. Saiki lek di tekanke, selak pegel"(nanti aku cerita yah, skrg cepetan sampe rmh, keburu capek) jawab Ani tersengal sengal. Karena memang masih pucat wajah Ani kala itu, dan lemas.
Sesampai di rmh ibuk, semua Ani ceritakan. Tentang siapa dan apa semua ini. Meskipun ragu, Ani tetap mengatakan spekulasinya.
"Bu Asih? Lhoh, kui kan omahe let gang pindo ko nggene dewe lho buk, kok aneh ngono yo? Iki ra beres buk! "(bu Asih? Rmhnya kan berjarak 2 gang dari tempat kita, kok aneh gtu ya? Ini ada yg ga beres). Dengan muka heran, alis yg menyatu bak emosi yg menyakinkan bahwa ini benar2
Kejahilan gaib. Suara lantang Atan bersamaan langkahnya keluar rumah, "tak takokke wong pinter sek buk, ojo metu ko ngomah sek, tunggu aq muleh"(aku mau tanya org pinter/dukun dulu mah, jgn keluar rmh dulu, tunggu aku pulang).
Emosi, buru buru, kesedihan mendalam takut langkahnya terlambat. Atan mengegas motornya kencang menuju rumah Mbah Jiwo. Orang yg di yakini Atan sebagi orang pinter/ahli supranatural alias dukun.
Dulu waktu kecil, Atan memang sempet belajar ilmu kebatinan dengan beliau. Maka dari itu, Atan tak ambil pusing langsung menuju ke rmh gurunya itu.
Sesampai di dpn teras rmh Mbah Jiwo, Atan terkejut, karena ternyata Mbah Jiwo sudah menunggunya dan bertampang sedih bak orang berbela sungkawa.
"Assalamualaikum mbah,kulo badhe... "(salam mbah, saya mau...) "MENENGOH! Wong lanang ra cak cek, ndue pikir kesuen! Ngopo? Ragu po? Sinau seprono seprene sih ra dong! "(DIAM!,Laki2 ga cekatan, lamban berpikir. KENAPA?! ragu? Belajar dari dulu masih gagal paham)
Dengan membalikan badan, Mbah Jiwo menjawab salam Atan dengan nada keras. Ternyata Mbah Jiwo sudah menunggu sejak pertama kali Atan melihat istrinya kejang.
Tanpa Atan cerita, Mbah Jiwo paham apa yg sedang terjadi, bahkan lebih paham daripada Atan.
"ono sing lagi golek tumbal, dong koe? "(ada yg sedang mencari tumbal, ngerti km?) jelas Mbah Jiwo kepada Atan sembari menghidupkan rokok lintingan. Atan yg sudah ketakutan atas keterlambatan langkah sikapnya pun hanya menunduk dan gemetar.
"Bu Asih",batin Atan. "HOOH, hahaha.. "(iya, -ketawa-) tawa menggelegar kencang ditutup dengam raut muka geram Mbah Jiwo. Atan yg terheran, karna batinnya terbaca oleh Mbah jiwo hanya tercengang menatap mbah jiwo.
"waaannniii koee?? Aasuuu laaknat!! "(berani kamu? Anjing laknat!) teriak Mbah jiwo sambil menunjuk arah depannya, pintu rmhnya. Atan yg duduk di sampingnya terkaget dan mundur.
Sesosok Anjing berbulu hitam pekat dan sedang mencengkram kepala di kakinya. Besar dan berdiri tegak bak manusia berada di depan matanya.
Tak lama, sosok itu lari menjauh.
"koe ngerti Tan? Kae mau sing meh mangan bojomu! Bojomu wes dadi sasaran tumbal pesugihan, yoiku tonggomu, Asih"(ngerti km Tan, td adalah sosok yang memakan mau memakan istrimu! Istrimu sdh jdi sasaran tumbal pesugihan, tetanggamu, Asih)
"aku kudu pie mbah? Aku wegah nek kudu kon kelangan ibune anaku! "(aku harus gimana mbah, aku ga mau kalo harus kehilangan Ani) ."telat Tan, aku gur iso nahan, ora iso ngilangi, kebacut jero"
(terlambat Tan, aku cuma bisa menahan, ga bisa menghilangkan, sudah terlanjur dalam). Atan yg syok, hanya bisa berdiri setengah suku dan meneteskan air mata. Penyesalan yg dalam ia rasakan, karena terlambatnya menyikapi situasi.
1 tahun berlalu, Ani yang dari seorang wanita ramah periang, berubah menjadi wujud tak berdaya. Layak mayat hidup, yg hanya terbujur di kamar dan hanya bernafas. Badan yg kian mengurus, ujung2 tangan dan kaki yg membusuk, menjadi pemandangan setiap hari untuk Atan dan anaknya.
Sepulang kerja, Atan ke rmh Mbah jiwo. Niatnya untuk menyudahi derita istrinya. "mbah, mpun mawon...mesake Ani, tp sido yo mbah, nyowo dibales nyowo"(mbah, sudah saja, kasihan Ani, tapi jadi ya mbah, nyawa dibalas nyawa).
"yo! Aku wes ngiket asune, bakal gampang nek gur mbaleke ala ne"(iya, aku sudah ikat anjingnya, bakal mudah untuk mengembalikan kelakuan jahatnya).
Esok harinya Atan dan keluarga besar mengantarkan Ani ke peristirahatan yg terahkir. Tak disangka, istrinya menjadi korban kegilaan harta tetangganya. Dan tak diduga, pindah kontrakan bisa kehilangan nyawan.
Tak menunggu lama, seusai pemakaman, Atan langsung ke rmh Mabh jiwo. Dengan berbagai macam ubo rampih( seserahan) ritual sudah disiapkan.
Sehari semalam suntuk tak pindah dari posisi pertama duduk. Dan tak henti Mbah jiwo bergumam. Entah apa yg ia ucapkan. Atan hanya disuruh untuk fokus menjaga lilin dan mengganti dupa ketika habis. Dan tak boleh pergi dari lokasi.
Selasa kliwon pukul 2.35 dini hari. Tepat 33 jam bersemedi, Mbah jiwo memuntahkan bulu hitam dari mulutnya. Dan berkata, "jikukno kopi ireng ning mburiku. "(ambilkan kopi hitam di belakangku). Atan yg mendengar itu pun bergegas mengambilkan kopi.
Kopi itu bukan diminum, melainkan buat kumur kemudian disemburkan ke mukan dan badan Atan. "uwes rampung ngger, ngko bar subuh melu aq ning sawah."(sudah selesai nak, nanti setelah subuh ikut aku ke sawah)
Atan menunduk dan menganggukan kepala. Seolah paham bawasannya nanti pagi2 buta akan diperlihatkan sosok asli sang pelaku pesugihan. Atan pun langsung membersihkan peralatan ritual dan membasuh diri dengan air bertabur kembang.
"ayo le.. Tak dudohi wujud e"(ayo nak, tak kasih tau wujud aslinya). "njih mbah"(iya mbah). Berdua berjalan menuju persawahan di dekat rmh kontrakan Atan. "wes tak obong omahe, wes tak pateni asu wedok e, kari koe pie? Anak karo bojone sisan? Hahaha.. "(sudah saya bakar rumahnya,
Sudah saya bunuh anjing wanitanya, tinggal km gimana? Anak dan suaminya sekalian? -tertawa puas-). "mboten mbah, ben sing urip ngrasake opo sing tak rasake. "(ga usah mbah, biarkan yg idup ngerasain apa yg aku rasakan.)
Dari kejauhan tampak kerumunan petani di tengah sawah. Mereka berdua pun mendekat, dan memastikan. Sosok manusia setengah anjing tergeletak mati ditengah sawah. "iki wujud pelaku pesugihan ning ndeso kene, omahe wes tak obong, ayo podo diusir seko ndeso kene, SAIKI! "
(ini wujud pelaku pesugihan di desa sini, rmhnya sudah saya bakar, ayo bareng2 kita usir penghuninya, SEKARANG!). Seruan mbah Jiwo ke petani2 yg berkerumun. Mereka pun mengikuti perintah dukun itu, dan menuju rmh megah yg sudah gosong terbakar api goib(konon api goib membakar,tp
Tak nampak) hanya dampaknya yg bisa di lihat mata telanjang. Suami dan anak2 Bu Asih sudah di depan rmh. Mereka hanya terdiam kosong tak bergeming sedikitpun. Ketika di teriaki salah seorang warga "minggat koe seko kene! "(pergi km dari sini). Tanpa suara keluarga Bu asih jalan
Menjauhi kerumunan warga. Ada yg memukul, ada yg meludahi, ada yg sekedar mencela. Tp seolah kebal, keluarga itu hanya jalan kosong menuju sawah dan menggendong ibunya yg sudah tak berwujud manusia itu pergi,dan pergi begitu saja.
3 bulan setelah pengusiran itu, temen gw si Atan masih syok. Dia tak mau kerja, hanya melamun di dpn teras rmhnya. Dan gw sebagai temen hanya bisa support untuk move on, jangan terbelenggu. Yg sudah terjadi menjadi pelajaran untuk jangan diulangi kesalahan.
4 tahun berlalu, dan sekarang Atan sudah bekerja lagi, dan ia sudah memiliki istri lg. Dan sungguh tak disangka, istrinya yg sekarang sangat merip dengan Ani. Semua masih menjadi misteri. Dan gw ga bisa mengulik lebih jauh soal kelanjutan keluarga Atan.
Well, hikmah dari semua ini adalah. Jadilah Pria sejati, yg selalu cekatan dalam pengambilan sikap, apalagi untuk keluarga. Prioritaskan kenyamanan, keamanan keluargamu. Dengan cara mendekatkan diri kepada ALLAH SWT. Dari - NYA semua berawal, dan berahkir.
Semoga temen2 yg membaca ini juga bisa mengambil hikmah.
Ahkir kata saya @OmDiill Pamit undur diri, mohon maaf atas ketanggungan yg menyebalkan dan typo. Sampai jumpa di fakta sekitar kita selanjutnya.
Matur sembah nuwun.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Om_Dil

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!