, 12 tweets, 3 min read
Angka kesakitan di Indonesia rata-rata 10% dari populasi.
Kalau 100% penduduk bayar BPJS, artinya 90% yg sehat membantu 10% yg sakit, dan agak ga mungkin defisit.

Masalahnya baru 79,4% yg ikut dan blm semua bayar rutin. Padahal angka kesakitan tidak byk berubah.
Menaikkan tarif BPJS harus jadi langkah terakhir. Yg perlu dilakukan adalah memaksimalkan jumlah kepesertaan. Entah dengan mendaftarkan PBI / promosi BPJS mandiri.

Sdh hampir semua dokter ikhlas dgn BPJS, byk pasien jasa sedikit, tinggal BPJS
Profesional layaknya asuransi lain.
Asuransi swasta mahal, tapi asuransi negara yg murah juga ga mau.

Kita pengennya ga usah bayar iuran apa-apa, pengen semua-semua gratis, termasuk berobat, termasuk operasi besar, termasuk cuci darah, termasuk kemoterapi.

Tapi jajan makanan sebebas-bebasnya, merokok sepuasnya.
Kita negara penghasil apa? Hasil apa yg bisa untuk menutupi kebutuhan kesehatan? Minyak? Udah ga banyak. Emas? Ga byk jg.

Ya terpaksa patungan dari kita, untuk kita, oleh kita.

Melalui BPJS.

Tinggal BPJS kelola dengan baik dan mumpuni.

Semua demi Indonesia.
Anggap bayar BPJS itu sedekah, dengan harapan tidak akan pernah pakai. Uang kita terpakai oleh sesama manusia yang memang membutuhkan.

InsyaAllah, bila kita dengan ikhlas membantu masyarakat, dapatnya berlipat-lipat.
Atau jika tidak bisa dianggap sedekah,

Anggap kita ber 9, sedang membantu 1 teman kita yang membutuhkan.

Nanti saat kita membutuhkan, 9 teman kita akan datang membantu.

Ini kan kenikmatan luar biasa, terasa gotong royong sebangsa dan setanah air.
Kalau cukup berat untuk membayar, segera daftarkan PBI, jadi pemerintah yang bayarin.

Tapi terdaftar.
Hai @BPJSKesehatanRI harusnya bukan kewajiban saya untuk menjelaskan ini semua.

Harusnya ini bagian dari tugasmu.

Ini hanya karena saya cinta Indonesia dan seluruh rakyatnya.
Program kesehatan nasional ini hanya bisa berhasil kalau 3 orang (pihak) mau kerjasama.

Karena bagaimanapun juga ketiganya saling membutuhkan.

Orang Pertama adalah warga.
Orang kedua adalah dokter dan RS.
Orang ketiga adalah BPJS dan pemerintah.
Tapi saya lihat dan baca replyan, isinya adalah kecurigaan satu pihak ke pihak lain.

Rangkuman yg saya baca
Kecurigaan warga masyarakat :
- gaji petinggi bpjs & dokter yg membedakan pelayanan

Kecurigaan bpjs :
- warga pada malas bayar & dokter yg ga mau dukung.
Kecurigaan dokter :
- warga yg byk nuntut & bpjs yg bayarnya kecil.

Ya kalau ini semua diterus2in kecurigaannya, JKN ga bakal berhasil. Semua pihak akan rugi. Bukan salah satu aja. Ga ada yg untung sama sekali.
Jadi ayo teman-teman warga, teman-teman pengelola bpjs, dan teman-teman sejawat.

Kita bahu membahu melakukan kewajiban masing-masing.

Sekuat yang kita bisa, bareng-bareng kita sehatkan Indonesia.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with dr. Gia Pratama

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!