Thread by @BakarSmith

لينفق ذوسعةٍ من سعته QS.65:7
الواصلون إليهِ alhikam ibn atha’illah
وَمَن قدرَعَليهِ رِزْقُهُ QS.65:7
السّائِرُونَ إلَيهِ alhikam ibn atha’illah

[Menjadi Manusia Rohani]
Ulil Abshar Abdalla
*hal. 210-211

Hendaklah bersedekah org2 yg kaya dari kekayaannya, yaitu org2 yg t’lah berhasil raih ma’rifat, ilmu sejati, org2 yg “wushûl” atau sampai kepada Tuhan. Begitu juga org2 miskin, yg terbatas rezekinya,(msh dlm tahap perjalanan kpd Dia) hendaknya mrk jg bersedekah.
*konteks tasawuf

Liyunfiq dzuu sa’ah min sa’atih, waman qudir ‘alaih rizquh falyunfiq mimmaa aataah Allaah.
(masing2 org hendaknya bersedekah sesuai dgn apa yg t’lah Allah berikan padanya)
*dzuu sa’ah -yg memiliki kelapangan- ialah derajat wushûl,
*qudir ‘alaih-yg msh dlm tahap batas perjalanan

Mereka yg (kaya) t’lah sampai pd kebenaran hakiki, biasanya kan menjumpai keluasan pandangan, dan krn itu menjadi bijak, dia mampu meletakkan swatu kejadian dlm tmptnya yg proporsional, nggak mudah lakukan “penghakiman” kpd org laen, pd keyakinan mereka yg berbeda.😊

Sbaliknya, mrk yg msh dlm tahap perjalanan itu biasanya berpandangan sempit, jadi tampak lebih galak dan keras, bahkan sok paling religius ketimbang mereka yg t’lah sampai pd puncak pengetahuan ttg kebenaran sejati.

Masing-masing org, kata Syekh Ibnu ‘Athaillah akan berinfaq sesuai dgn wawasan kebenaran yg ia miliki, si “kaya” scr spiritual kan bersedekah dari kekayaan spiritualnya, juga yg “miskin” akan berbagi pengertian dan pemahaman yg ia punya.

Walhasil, jika kita mau memiliki keluasan pandangan dan wawasan spiritual, harusnya bisalah kita longgarkan ikatan diri dgn hal2 yg bersifat material, perlahan blajar utk mengasah ketajaman ruhaniah, sbb di sinilah org akan miliki pandangan yg luas dan jalani hidup yg bijak🙏😊🙇‍♂️