My Authors
Read all threads
A THREAD.
Sesuai janji, saya akan cerita ketika Presiden #GusDur mampir ke Ponpes Mbah Liem di Klaten Jateng. Salah satu pengalaman menarik dlm hidup saya.

Sekadar buat hiburan anda semua yg gabut stlh bbrp hari di rumah. Setuju ya?
Jadwal Pres Gus Dur itu selalu padat setiap hari, dimanapun berada. Di dlm maupun luar negeri.
Pd Kunjungan Kerja ke daerah dlm 1 hari selalu ada beberapa titik acara. Bisa 2, 3, 4 atau lebih kalo ada acara dadakan atas permintaan beliau. Dan seringkali acara dadakan mmg muncul.
Saking padatnya acara beliau, seringkali perangtat kepresidenan kekurangan personil. SOPnya, setiap titik yg akan dikunjungi Pres itu harus ada rakor, lalu tim survey, kmd tim advance H-1 sebelum acara. Namun pd era Pres Gus Dur, seringkali SOP terpaksa dilewatkan.
SOP seringkali terpaksa dilewatkan terutama ketika Presiden Gus Dur tiba2 menghendaki mengunjungi suatu tempat atau menghadiri suatu acara. Biasanya acara Haul Ulama, Istigotsah atau sekadar menyambangi rumah seseorang. Dia itu bisa tokoh, bisa juga 'orang biasa' gak tahu siapa.
Atau bisa juga mengunjungi tokoh2/pemimpin agama non muslim.

Acara2 dadakan ini selalu punya 2 dampak yang sama :
1. Bikin kita perangkat presiden kalang kabut setengah mati.
2. Bikin orang atau sekumpulan orang2 yg didatangi girangnya bukan main.

Can relate, yes?
Bagaimana tidak membuat perangkat presiden kalang kabut. Biasanya perintah Pres untuk mampir ke suatu tempat disampaikan mendadak di lapangan ketika acara sudah akan berakhir. Dan kadang tempat yg ingin dituju tidak ada yg tahu lokasinya karena tuan rumahnya gak ngetop blas.
Gimana caranya mengatasi masalah ini? Karena kita harus segera mungkin kirim Tim Advance staf Istana dan Paspampres. Pengamanan wilayah juga harus sgr dikerahkan ke titik acara.
Tentu seorang Presiden gak mungkin dibiarkan datang ke suatu titik tanpa pengamanan sama sekali.
Dan yg paling penting, kita menghindari si tuan rumah kena serangan jantung karena tiba2 seorang Presiden Gus Dur sudah berdiri di depan pintunya.

Protokol Istana juga harus cek banyak hal. Spt apa ruangannya, dimana Pres akan duduk, siapa saja yg akan bertemu Presiden, dll dll.
Pokoknya begitu kita dengar Presiden berkenan ada acara tambahan, otomatis kepala langsung nyut2.
Belum lagi masalah nanti Pres akan disuguhi apa oleh tuan rumah. Food Security juga hrs pastikan makanan minuman 100% aman untuk Presiden dan sesui dg menu diet rekom Tim Dok Pres.
Soal menu diet rekom Tim Dokter Kepresidenan ini seringkali membuat kita pusing tujuh keliling dan degdegan.
Karena apa? Karena seringkali YM Bapak Presiden Gus Dur tidak patuh. Terutama ketika Ibu Negara Shinta Nuriyah Wahid kebetulan pas tidak ikut kunjungan kerja itu.😭
Sbg contoh, Presiden Gus Dur hrs menghindari makanan yg bersantan atau cemilan manis. Tapi ketika makanan2 spt itu ternyata disediakan tuan rumah, dg tenangnya Presiden Gus Dur menyantap dg lahap.
Saya selalu 'ngilu' dan stress berat tiap kali menyaksikan hal spt itu. Tahu knp?
Saya 'ngilu' dan stress karena 2 alasan:
1. Khawatir dg dampak kesehatan Presiden.
2. Ini yg paling menakutkan. Biasanya tiap pulang dr Kunjungan Kerja ke daerah, di Istana Ibu Negara akan bertanya, 'Bapak tadi dahar (makan) apa mas?'.

Mati aku!
Jawab jujur ajur, bohong dosa.
Masih pada nyimakkah?
Lanjut ya.
Lagian saya suka heran. Orang2 yg didatangi itu kok ya tau aja menu kesukaan Pres. Dan kok bisa aja mrk nyiapin dlm waktu yg singkat.
Rendang, gulai otak, rawon dengkul, nasi liwet, tahu campur koyor, dll. Pokoknya menu2 yg tiap hari dibawah pengawasan ketat Ibu Negara
Makanya tiap kali pulang dr Kunjungan ke Daerah tanpa Ibu Negara, sebisa mungkin saya langsung melipir, ngumpet dan menghilang. Jangan sampai bertemu Ibu Negara. Atuut!

Ngapunten Bu Nyai...😔
Nah suatu hari ketika acara Kunker di Jateng, di acara terakhir, setelah 3 acara, Pres Gus Dur berkenan untuk 'mampir' ke Ponpes asuhan Mbah Liem di Klaten. Nanti dalam perjalanan menuju Bandara Adi Sumarmo Solo beliau berkenan 'mampir sejenak' di sana.
Jreeeeng....!!
Meski saya 'lemas' mendengarnya karena saya sudah cukup lelah hari itu, tapi saya cukup bersyukur.
Bersyukur karena tempat yg dituju semua orang sdh tahu. Saya saat itu kebetulan juga 'sudah tahu' siapa mbah Liem meski belum pernah bertemu secara pribadi.
Dengan begitu, teman2 staf Istana, Paspampres dan pengamanan wilayah TNI/Polri bisa segera bergerak kirim Tim Advance untuk persiapan. Gak perlu tanya kiri kanan dulu cari informasi.
Media juga bisa sgr mengirimkan wartawannya ke titik lokasi.
Sbg info, bagi yg belum tahu; Mbah Liem adalah seorang ulama zuhud sepuh yang sangat dihormati di kalangan NU.
Nama lengkap beliau KH Muhammad Moeslim Rifa'i Imampuro.
Kabarnya beliau bangsawan Kasunanan Surakarta tapi memilih hidup di tengah masyarakat sbg ulama.
Sosok Mbah Liem ini memang sangat istimewa. Istimewa lahir batin.
Fisik tubuhnya kecil ramping, usia saat itu sudah cukup sepuh, lebih dr 70 tahun. Penampilannya super bersahaja dan cenderung 'nyentrik'. Kalau orang gak kenal/tahu pasti tak menyangka beliau seorang ulama besar.
Allahyarham Mbah Liem.
Alfatihah.. Image
Saya pernah dengar cerita sahih, sebutan 'Mbah' ini juga atas permintaan beliau sendiri. Beliau tidak berkenan dipanggil dg sebutan mulia 'Kiai' sesuai dg kapasitasnya, tapi cukup dg sebutan 'Mbah'.
Dari sini kita bisa raba betapa beliau sangat 'andap asor'. Rendah hati.
Ulama alim nasionalis yang mempopulerkan slogan 'NKRI Harga Mati' ini juga dipercaya sebagai orang waskita. Punya kelebihan mampu 'weruh sak durunge winarah'. Mampu merasakan hal2 yg akan terjadi.
Lha saat itu Gus Dur yang notabene seorang Presiden dan Mbah Liem yang 'rakyat biasa' itu hubungan keduanya saling sangat menghormati. Sikap mulia kedua beliau ini sudah lama terjadi dan tidak berubah sedikitpun pada saat itu.
Oya, satu hal lagi.
Mbah Liem kalo 'ngendikan' (berbicara) volumenya cukup keras dengan artikulasi tidak terlalu jelas. Bagi orang awam, ucapan beliau sulit dimengerti.
Jadi kepada orang2, biasanya beliau didampingi santri atau putranya sebagai 'penterjemah'.
Namun saking hormat dan cinta tulusnya masyarakat kpd beliau, setiap ucapan dan tindakan beliau selalu dinantikan orang terutama para santri dg harapan membawa barokah hidup. Kemanapun beliau melangkah santri berebut mencium tangan beliau.
Maaf break bentar ya. Bikin teh anget dulu.
Belum ngantuk kan?
OK lanjut ya.

Singkat kata, sore itu Presiden Gus Dur dan rombongan tiba di Ponpes Mbah Liem di Klaten. Saya lupa nama Ponpes sederhana itu.
Sampai disana, ternyata sudah berkumpul ribuan orang. Tua muda laki perempuan. Bahkan ada bbrp ibu muda menggendong anak tercintanya.
Paspampres dibantu Banser dg seragam loreng khasnya terlihat setengah mati menahan massa agar tidak menutupi jalan masuk ke Ponpes.
Pakaian mereka basah kuyup oleh keringat.
Kerumunan wartawan juga berdesak agar bisa dapat angle terbaik kedatangan Presiden.
Dh sangat perlahan akhirnya mobil Pres Gus Dur sampai juga di gerbang Ponpes.
Mbah Liem terlihat sudah berdiri menunggu. Beliau juga dipagari oleh Banser di sekeliling tubuhnya agar tak dikerubuti orang.
Ratusan Banser lainnya bergandeng tangan membentuk lorong bagi jalan Pres.
Pokoknya suasana heboh.
Tak ada satupun wajah petugas Paspampres yg nyantai. Semua tegang. Semua stress berat. Karena Bapak Presiden akan masuk dalam kerumunan massa besar tanpa ada persiapan pengamanan yang memadai oleh Paspampres. Ingat, ini acara mendadak.
Begitu rangkaian mobil berhenti saya sengaja langsung loncat lari mendekati mobil Presiden. Karena saya perkirakan pasti akan banyak 'masalah' dg Paspampres mengingat 'kondisi' Mbah Liem yg istimewa itu.
Paspampres pasti jelas tidak faham dg hal2 tsb. Kita bisa maklumi.
Benar saja prediksi saya.
Begitu Presiden Gus Dur turun dr mobil, Mbah Liem langsung 'nggamplok' Presiden. Memeluk erat, mencium pipi Gus Dur lalu adu jidat sambil mengucapkan keras kalimat2 yang saya tidak fahami.
Melihat itu, Paspampres dg sigap akan menarik tubuh Mbah Liem.
Saya refleks dg gerakan tangan, saya cegah kawan Paspampres menarik Mbah Liem. Karena saya lihat Pres Gus Dur tidak keberatan 'diuyel2' Mbah Liem spt itu.
Bahkan GD terlihat bahagia layaknya ketemu sahabat lama.
Lalu saya bisiki Dan Grup A Paspampres, 'Beliau itu kiainya'.
Sosok yg paling bertanggung jawab atas keselamatan Presiden itu melongo gak percaya.
Bagaimana tidak. Saat itu Mbah Liem terlihat sangat bersahaja. Beliau sarungan dan berkopyah hitam lusuh. Kemeja putih lengan panjangnya jelas tidak diseterika dg pinggir krah bajunya sdh geripis
Sejurus kmd, Mbah Liem menggandeng erat lengan Pres Gus Dur berjalan menuju Ponpes jaraknya sekitar 25 meter. Sepanjang jalan Mbah Liem berbicara panjang lebar dg keras dan GD manggut2 sambil tersenyum.
Dan saya tetap gak faham apa yg beliau ucapkan.
Sampai halaman Ponpes ternyata sdg ada acara. Acara apa saya gak ingat. Ada panggung kecil di sana. Pres Gus Dur langsung naik panggung, duduk di kursi yg sdh disediakan. Mbah Liem duduk persis di sebelahnya.
Di row kedua duduk para perangkat Presiden. Massa penuh di sekitarnya.
Gak lama, MC mempersilahkan Presiden Gus Dur untuk memberikan sambutan dan pengarahannya.
Lalu beliau mulai bicara ttg kebangsaan, utamanya ttg persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak ada hal yg khusus. Pidato tidak terlalu lama hanya sekitar 20 menit.
Pres Gus Dur mengakhiri pidatonya dan sekalian pamit kpd massa akan langsung menuju Bandara karena sudah sore.
Tiba2 Mbah Liem memotong pembicaraan Presiden. Beliau berbicara dg volume sangat keras.
Paspampres kembali terkaget. Dan saya kembali memberi isyarat untuk tetap woles.
Spt tadi, kita tetap tidak faham apa yg dikatakan Mbah Liem.
Kita cuma bisa saksikan Presiden Gus Dur menjawab, msh dg mikropon di tangan, 'Nggih mbah. Nggih mbah..'
Selidik punya selidik ternyata sebelum pulang, GD diajak Mbah Liem untuk masuk ke sebuah ruangan dulu.
Ruangan sederhana berjendela kaca itu tidak terlalu luas. Di sana ada papan tulis kusam dan bbrp bangku kayu saja.
Pres Gus Dur manut saja digandeng Mbah Liem masuk ruangan itu.
Ketika sdh di dalam, dg isyarat tangan Mbah Liem minta semua orang keluar ruangan. Tinggallah Pres GD, Mbah Liem, ajudan dinas, Dan Paspampres, saya, dan seorang santri yg duduk bersimpuh di lantai samping Mbah Liem.
Pres Gus Dur dan Mbah Liem duduk di kursi kayu berhadapan. Kursi kayunya mirip kursi anak sekolah.
Lalu Mbah Liem berbicara cukup panjang. Tetap dg volume keras dan tidak kita fahami sama sekali.
Tapi GD mendengarkan dg seksama dan sekali2 manggut2 atau tertawa kecil.
Setelah selesai bicara, Mbah Liem mengeluarkan dari sakunya secarik kertas dan pulpen. Beliau menuliskan sesuatu. Saya tidak tahu apa yg dituliskan tapi saya yakin itu aksara Arab. Krn ditulis dr kanan ke kiri.
Lalu kertas itu tanpa dilipat rapih dulu, beliau sisipkan dg cepat ke kantung baju Presiden Gus Dur.

Tak lama kmd Presiden Gus Dur pamitan.
Kedua beliau saling cipika cipiki dan saling mencium tangan.
Pres Gus Dur cium tangan Mbah Liem, Mbah Liem cium tangan Gus Dur.
Saya yg dr tadi berdiri jarak sekitar 5 mtr menyaksikan itu semua ada rasa berkecamuk dlm hati dan pikiran.

Dlm benak saya, hari itu banyak sekali pertanyaan dan misteri hidup yang hadir dlm hidup saya.

Semua perlu jawaban dan sampai hari ini masih banyak yg belum terjawab.
Sejak saat itu, saya tidak lagi terlalu 'mendewakan' rasio saya.
Sejak saat itu saya lebih mendengarkan kata dan suara hati.

SEKIAN

Udahan ya. Dah mau subuh ini.
Bless you all.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Priyo Sambadha

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!