Ia adalah kota suci Allah, kota Daud, tempat pemenuhan janji keselamatan Allah terjadi dan terlaksana.
Di Yerusalem, sejarah keselamatan yg dimulai dalam perjanjian lama akan tergenapi secara penuh dan final.
Dan, disebut “itulah saat kepenuhan keselamatan Allah (Yes 62:11 dan Za 9:9).
Cara masuknya ini menegaskan akan misinya ke Yerusalem: Ia, pembawa damai. Keledai=kendaraan raja dalam masa damai.
Bukankah Za 9:9 menubuatkan: Lihat rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yg muda.
Ngenes bagai mazmur tanggapan yang kita dengarkan: “Allahku, ya Allahku, mengapa kau meninggalkan aku?”
Lalu, apa yang bisa kita renungkan?
Tidak konsisten!
Apa aku konsisten terlibat dalam karya misi-Nya?
Adakah Yesus tahu bahwa perjalanannya agak meriah itu akan berakhir di salib? Iya, Dia tahu.
Salah satu ukiran Yesus naik keledai tersimpan di Museum St. Agustinus di Freiburg (Christus auf Palmesel) memberi gambaran yg menarik.
Tiada seorangpun yg tidak ia kasihi seutuhnya.
Berkat Tuhan menyertaimu!