My Authors
Read all threads
MINGGU PALMA

Minggu Palma adalah pintu masuk ke Pekan Suci.

Perarakan Yesus ke Yerusalem disambut dengan gempita namun Ia melihat lebih jauh dari arak-arakan ini: perjalanan yang ditandai dengan pengkhianatan yang menyesakkan, siksaan, penyaliban dan kematian.

(a thread) Image
Pertanyaan kecil: mengapa Yerusalem? Mengapa Yesus masuk Yerusalem?

Ia adalah kota suci Allah, kota Daud, tempat pemenuhan janji keselamatan Allah terjadi dan terlaksana.
Di Yerusalem, sejarah keselamatan yg dimulai dalam perjanjian lama akan tergenapi secara penuh dan final.
Nabi Zakaria menyebut bahwa Yesus akan masuk ke Yerusalem dari timur, dari bukit Zaitun. “Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di Yerusalem di sebelah Timur” (Za. 14:4)

Dan, disebut “itulah saat kepenuhan keselamatan Allah (Yes 62:11 dan Za 9:9).
Injil Lukas lebih tegas lagi mengungkap mengapa Yesus ke Yerusalem. Di gunung Tabor, Yesus menunjukkan kemuliaan-Nya ditemani Musa dan Elia, dan mereka berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di "Yerusalem". (Luk 9:31)

Jelas, Yerusalem sangat berarti! Image
Yesus pun masuk Yerusalem. Ada kemungkinan Ia disambut tidak amat gempita atau setidaknya tidak sampai menarik perhatian para prajurit Romawi yang saat itu berkeliaran menjaga kedamaian menjelang perayaan paskah. Juga tidak menarik perhatian para peziarah.
Ia masuk tidak menunggang kuda, tanpa iringan serdadu lengkap senjata selayaknya raja, tanpa bendera-bendera kerajaan yang gagah. Ia masuk mengendarai seekor keledai beban muda. Bukan gegap gempita tapi teriakan spontan rakyat jelata dengan lambaian dedaunan dan hamparan pakaian.
Lihat!
Cara masuknya ini menegaskan akan misinya ke Yerusalem: Ia, pembawa damai. Keledai=kendaraan raja dalam masa damai.

Bukankah Za 9:9 menubuatkan: Lihat rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yg muda.
Namun, mereka yang menyambut Yesus, tidak semua paham. Mereka berharap Yesus adalah Mesias, anak Daud yang memulihkan martabat mereka. Mereka bersorak “Hosana bagi Anak Daud”. Hosana artinya "selamatkanlah", "hiduplah!"
Dalam passio yang kita dengarkan: sorak-sorai ternyata cepat berbalik. mereka para penyambut yang penuh antusias ini pada akhirnya berbalik meninggalkan Yesus ketika Yesus mengalami sengsara. Petrus yang sesumbar siap mati pun menyangkal Tuhan tiga kali.
Ia yang dielu-elukan tak selang berapa lama kemudian ditinggalkan. Nasib Mesias yang tragis!

Ngenes bagai mazmur tanggapan yang kita dengarkan: “Allahku, ya Allahku, mengapa kau meninggalkan aku?”

Lalu, apa yang bisa kita renungkan?
Pertama, konsistensi iman. Lihat mereka yang memuja bisa jadi kemudian mencela. Berseru “hosana!”, bisa berubah “teriakan: salibkan dia!” Mungkin seperti kita: mengatakan siap mati demi iman tapi buat tanda salib saja sungkan.

Tidak konsisten!
Apakah aku konsisten dalam iman bahkan ketika ditawari jabatan, disodori kemudahan? Lebih dari itu konsisten menyatakan nilai-nilai iman dalam situasi ini? Mewujudkan cinta kasih, kedamaian, solidaritas dan kesetia kawanan?
Ingat, beriman bukan sekedar menempatkan Yesus sebagai objek yang disembah dan dipuja saja tetapi juga terlibat dalam karya dan misi-Nya.

Apa aku konsisten terlibat dalam karya misi-Nya?
Kedua, hidup adalah perjalanan. Merenungkan Yesus masuk ke Yerusalem mengingatkan kita hidup ini pun sebuah perjalanan, hanya sementara, dan akan kita tinggalkan. Kita bergerak menuju tujuan akhir: Yerusalem baru.

Mampukah kita menyadarinya? Image
Ketiga, kasih Yesus: kasih tiada akhir.

Adakah Yesus tahu bahwa perjalanannya agak meriah itu akan berakhir di salib? Iya, Dia tahu.
Salah satu ukiran Yesus naik keledai tersimpan di Museum St. Agustinus di Freiburg (Christus auf Palmesel) memberi gambaran yg menarik.
Dalam ukiran itu, pandangan Yesus dilukiskan menerawang ke depan seolah mengerti semua yang terjadi di depan. Pandangan-Nya terangkat ke atas menunjukkan bahwa ia tahu akan hal yang akan terjadi, yang tidak diketahui oleh siapa pun. Image
Ada guratan kesedihan tetapi juga penerimaan yg damai. Ada kesadaraan akan penderitaan yg akan disandang namun juga ada keteguhan hati. Di atas semua itu ada kasih: kasih yg tanpa akhir yg bersumber pada hubungan mesra dengan Allah.

Tiada seorangpun yg tidak ia kasihi seutuhnya.
Akhirnya, selamat memasuki pekan suci. Semoga dimana pun berada, kita bisa menyadari belas kasih Allah.

Berkat Tuhan menyertaimu!
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Jubir Vatikan Partikelir

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!