Indri mnjdi waria sejak 2009 & seorang biseksual. Ia pernah pny pacar laki & kerja sbg pekerja seks. Kini beristri & tetap ngamen.
Selama ini Indri bantu mendistribusikan nasi bungkus/sembako #BantuanuntukWaria

Nyaman saja! Serasa saya itu perempuan paling cantik saat dandan. Tahun 2009, saya dikenali teman waria di Duri. Sampai sekarang keterusan. Jadi nyaman.
Sehari-hari pakai baju lelaki karena lebih aman juga. Tahun 2011 itu rambut saya panjang dan banci 24 jam sampai 2016. Sempat jadi pekerja seks, mangkal di Grogol, Jembatan Besi.
Dua tahun lalu ngamen di bulan puasa sekitar Cilincing jam 10 malam. Saya dijegat & diajak minum preman. Terus, disuruh layani dia & temannya. Saya disekap di kosan dia sampai jam 7 pagi. Tidak dibayar.
Mau lapor bagaimana?! Paling-paling cuma diketawain. Saya 'kan cuma waria.
Kalau dibilang "banci" itu udah biasa. Kadang dikata-katai saat jalan (kerja sebagai pengamen). Sakit hati! Kita 'kan ngga ganggu. Tapi, yaudahlah emang begitu, mau diapain lagi.
Istri saya tahu saya ngamen. Ia dekat dengan kawan waria di Duri. Ibu saya di kampung tahunya saya kerja di salon. Saya ngga cerita takut orangtua kecewa. Tapi, kayaknya, ia tahu.
(Indri kerap mengirim uang untuk ibunya.)
(Indri masih kerja mengamen di jalan meski dengan intensitas yang tak sesering sebelum wabah.)
Menurun drastis, Kak! Mau dapat Rp50 ribu sehari aja susah banget.
Jangan pandang sebelah mata! Waria juga manusia. Kalian 'kan belum tahu kehidupan waria, kerja buat siapa.
(Selain menghidupi dirinya, uang ngamen juga disisihkan 'tuk istri & ibunya.)

Indri mau kita mengingat kisahnya setiap berjumpa dengan waria lain.
Jaga kesehatan, jaga jarak, pakai masker, itu yang selalu kami baweli terus ke Indri.
Indri kirim salam untuk kawan-kawan semua yang telah mendukung kami.
Terima kasih!
