buruh migran? iya, pekerja asing yang kerja di singapura sebagai buruh upah murah: pekerja konstruksi, petugas kebersihan, dan mekanik/teknisi infrastruktur.
gaji awal mereka $18 per hari dengan status “work permit holder”. yg pendidikannya bagus, bisa naik jadi S pass (gaji di atas $2600)
di asrama itu, satu kamar (sekitar 4x4m) ditinggali 12 orang. Kebayang betapa sumpeknya. faktor kepadatan ini yg bikin kasus ini meledak.
ada yg bilang pemerintah singapura gagal mengantisipasi dan akhirnya “kecolongan”. buat gw, ini sesuatu yang inevitable, tidak bisa dihindari.
memang “lelet” sih ya pemerintah +65. jadi dlm waktu 2 hari, 8 asrama dilockdown total yang isinya 60,000 orang. mereka harus tinggal di kamar selama 14 hari. dan harus jaga jarak bahkan sesama roommates.
yang positif langsung diisolasi dan dimasukkan ke RS. semuanya ditanggung pemerintah.
sisanya dipindahkan ke berbagai lokasi, termasuk floating hotels dan expo.
dasar pelit sih pemerintah +65, jadi ini yg mereka lakukan:
1. gaji semua pekerja tetap jalan
2. dikasi makan 3x setiap hari
3. diberikan internet gratis biar bisa kontak dgn keluarga
4. disediakan tenaga medis
5. masih bisa kirim duit
dari data kemarin, cuma ada 27 kasus baru yg terjadi diantara penduduk singapura. dan kalo trend ini terus berlangsung, singapura bisa mencapai zero case dlm waktu 2 minggu.
Indonesia mungkin terlalu besar dan luas utk bisa disamakan dgn Singapura. tapi yg gw khawatir itu +6221. kondisi yang mirip bisa kita temui di kampung2 padat penduduk di Jakarta.
pertanyaanya: pemerintah punya rencana antisipasi gak?
buruh migran ini emang digaji murah, tapi jasa mereka dihargai dan pemerintah menunjukkan tanggungjawab