Mistis Kalimantan Profile picture
Apr 29, 2020 64 tweets 10 min read Read on X
❌ LEGENDA SEMATIANAK ❌

Sematianak adalah makhluk halus yang senang meminum darah wanita yang barusaja melahirkan. Makhluk ini dikenal di daerah hulu sungai Kapuas, Kalimantan Barat.

A Thread

@bacahorror
#bacahorror
#threadhorror
Jadi ceritanya semasa Lockdown ini tentu saya lebih banyak di rumah. Di waktu luang, umak (panggilan saya kepada ibu) kadang bercerita tentang hal-hal ghaib yang dialaminya semasa kecil. Oh ya, Umak berasal dari kampung di hulu sungai kapuas. Kampungnya di pelosok kalimantan.
Saat pertama kali mendengar nama Sematianak, saya menduga mahkluk ini serupa dengan kuntilanak atau matianak. Namun setelah mendengar penjelasan umak, makhluk ini jelas berbeda.
Sematianak berukuran kecil mirip tuyul, berambut panjang dengan banyak kepangan di kepala menyerupai konde. Lidahnya sedikit panjang, serta memiliki mata besar yang tampak melotot. Keberadaannya ditandai dengan suara ketawa kecil yang melengking.
Kisah ini terjadi di salah satu kampung di pelosok kalimantan barat. Itu sekitar tahun 1979, bulan Desember. Usia umak waktu itu baru 10 tahun.
Malam itu pukul 7 malam, kampung sudah sepi. Hanya pancaran cahaya lampu minyak yang menembus sela-sela dinding rumah. Tak banyak rumah di sana, orang-orang lebih banyak tinggal di huma (ladang) untuk menjaga tanaman mereka.
Umak tak ingat waktu ia duduk di kelas berapa, yang dia ingat malam itu ia sedang menghafal perkalian dari catatannya di atas Sabak. Zaman itu buku dan pena adalah barang mewah. Anak sekolah menulis di papan Sabak dengan kapur tulis. Papan sabak itu seperti ini :
Saat itulah Ai Karom tiba-tiba mengetuk pintu. Inek buru-buru membuka. "Cepatlah ke rumah Long Milah, dia akan melahirkan" begitu info dari Ai Karom. Begitulah kebiasaan di kampung, bila ada yang membutuhkan maka seluruh isi kampung akan berkumpul.
Oh ya, Ai adalah sebutan untuk kakek sedangkan inek adalah panggilan untuk Nenek. Inek dalam cerita ini adalah nenek saya. Sedangkan Ai karom adalah tetangga berjarak dua rumah dari rumah Umak.
Malam itu, dengan membawa sebotol lampu minyak Umak dan Inek berjalan ke rumah Long Minah. Udara terasa begitu dingin, tanah masih lembab karena sorenya baru turun hujan. Abang dan kakak Umak di rumah, ditemani Ai yang sibuk menenun Jala Ikan.
Rumah Long Milah berada di ujung kampung, di kaki sebuah bukit. Untuk sampai ke rumah itu dari rumah Umak, paling tidak dibutuhkan waktu 10 menit. Namun perjalanan malam itu, terasa lebih panjang.
Umak dan Inek harus melewati kebun karet. Mak, kita tadi udah lewat pohon yang ini" kata umak menunjuk pohon karet yang diikat dengan kain merah. Kain itu biasanya jadi semacam batas antar pemilik kebun.
"Jangan bicara apapun. Ada yang iseng" kata Inek. Umak diam.
Setelah berjalan cup lama akhirnya mereka sampai di rumah Long Milah. Ai karom sudah di sana. Padahal, ai karom tadi masih di belakang karena harus memberi tahu warga lain di sisi lain kampung.
"Ada yang nakal ya?" Tanya Ai Karom.
"Biasa" sahut Inek. Umak waktu itu tak paham.
"Udah berapa lama?" Tanya Inek ke salah satu warga lain.
"7 jam" katanya. "Sepertinya ada yang mauk anak ini lahir malam".

Ternyata itu alasan Ai Karom keliling kampung mengundang warga. Jaga-jaga.
Maaf teman-teman boleh minta bantu follownya?. Maklum akun baru. Sengaja saya pisah dengan akun pribadi karena akun ini dikhususkan buat menyampaikan cerita umak.
Umak yang waktu itu masih kecil tidak terlalu peduli. Ia berkumpul dengan beberapa anak lain untuk bermain biji karet. Pesan inek "Jangan kemana-mana. Jangan berpisah. Jangan main belabok!"

Belabok artinya sembunyi. Maksudnya main petak umpet.
Ada sekitar 10 orang di sana, inek bersama dua tiga orang yang lain masuk membantu dukun beranak. Sesekali Long Milah meraung keras. Ai Karom bersama warga laki-laki lainnya duduk di ruang tamu sambil meminum kopi. Mereka menggulung tembakau dan merokok sambol bercakap.
Asap tembakau mengepul. Teriakan dari dalam semakin nyaring. Saat itulah umak mendengar suara tertawa kecil di bawah rumah. Oh ya, rumah di sana saat itu berupa rumah panggung. Itu untuk mencegah banjir dan gangguan binatang buas.
Suara ketawa itu tak terdengar jelas.
Inek keluar dari dalam. "Kalian dengar suara itu?" Tanya inek kepada para lelaki di ruang tamu. semua berpandangan. Itu sekitar pukul 9 malam.

"Sematianak" kata Ai Karom. Ia menghisap tembakau dalam-dalam.
"Sudah lama tak kejadian".
Ai Karom bangkit dari duduknya. "Bakar, kita ambil kayu gaharu di rumah". Pria bernama Bakar bangun dari duduknya. Mereka segera bergegas. Anak-anak sudah berhenti bermain sejak tadi. Beberapa tertidur, umak masih terjaga menyimak hal-hal aneh yang baru ditemuinya kali ini.
Umak bangkit dan berjalan pelan menuju kamar. Ia mengintip dari balik tirai. Suara tawa terdengar lagi. Di dalam, dukun beranak berusaha mengeluarkan bayi dengan mengurut perut. Dua warga lain di dekat kepala berusaha menenangkan. Mata Long Milah tampak melotot, lehernya tegang.
Long Milah berteriak kencang sambil berusaha mengerahkan seluruh tenaga untuk mengeluarkan anaknya, matanya melotot melirik ke jendela. Umak menatap ke sana. Sepasang mata kecil muncul dari kegelapan. Mata itu mengedip lalu hilang. Tawa itu muncul untuk kesekiaj kalinya.
Badan umak terasa menggigil. Ia merasa rumah itu di awasi. Ia kembali berbaring bersama anak-anak lain.
"Kau kenapa?" Tanya temannya. "Ndak ada apa-apa" sahutnya. Tatapan mata itu seperti membayangi dirinya.
Istirahat dulu ya. Nanti akan dilanjutin. Boleh bantu retweet dan like-nya juga. Maklum newbie. Kalau thread ini ramai saya juga diceritakan soal inek yang hamil 12 bulan dan melahirkan anak "kembar". Entah kenapa kalau di Kalimantan tak heran dengan cerita aneh seperti ini.
Oh ya, dari 1 sampai 10 seberapa tertarik kalian dengan cerita ini?
Thread dilanjut jam 8 malam. Saya harus menyelesaikan pekerjaan dulu. Jadi siap-siap aja. Nanti malam sampai selesai kok.
Beberapa potongan dialog dengan umak. Maaf kalau agak roaming. Ini juga dipilihin yang bisa dimengerti.
Oke abis ini kita lanjut ya.
Umak meringkuk. Sekujur tubuhnya dingin. Dari dalam ia mendengar pekik yang semakin sering. Keringatnya mengalir. Rasa takut membuatnya seperti mendengar tawa itu di dalam kepalanya. Kadang jauh, kadang seperti berbisik di telinganya.
Pukul 12 malam, di antara tidur dan bangun Umak mendengar suara tangis bayi dari dalam kamar. Suara tangis itu terdengar lantang, seperti merasakan sakit.
Umak tergopoh bangun. Orang-orang tampak sibuk. "Cepat bersihkan darahnya" seru umak pada warga yang lain. Bapak-bapak yang daritadi merokok di luar bergegas mengangkat air ke dalam kamar. Tangis bayi itu masih terdengar kencang di tengah kesepian malam.
Maaf belepotan. Maksudnya "inek" ya yang nyuruh bapak2. Umak cuma liatin doang. Masih sawan abis liat penampakan.
Anehnya, Ai Karom belum juga datang. Padahal itu sudah nyaris 3 jam dia pergi. Kalau hanya sekedar mengambil kayu gaharu ke rumahnya, 30 menit cukup. Kecuali kalau kayu gaharunya harus ditanam dulu.
Suara tangis bayi memecah malam. Disusul suara tawa menggema. Suara itu terdengar banyak, menggema. Seolah-olah rumah itu sudah dikepung. Pontang-panting bapak2 itu mengangkut air ke atas.
"laki macam apa kalian? Lari macam anak kecil" sergah inek.
"Kami ni, buaya pun kami lawan. Asal ada wujudnya. Ini setan, yang ada cuma ketawanya" sahut salah satu bapak.
Tawa bersahut-sahutan. Di dalam Long Milah meraung-raung berusaha mennggapai bayinya. Ia menendang2 menumpahkan baskom bekas memandikan bayi.
Baskom tumpah, air menggenang dan menetes melalui celah-celah lantai papan. Suasana hening. Lalu suara tawa itu seperti berkumpul di bawah rumah.
"Cepat cari Ai Karom" seri Inek. Umak menggigil ngeri. Tapi ia seperti terpanggil menatap ke bawah.
Dari sela papan Umak dapat melihat Sematianak di bawah rumah berusaha menggapai tetesan air bercampur darah itu. Menyadari sedang dilihat, semati anak bergerak cepat menempel ke bawah lantai dan membalas pandangan umak. Mata mereka bertatapan. Umak cuma bisa mematung.
Melihat Umak mengintip ke bawah, inek langsung menarik Umak dan menggendongnya. "Sedang apa kau?". Umak mematung. Tatapan mata kosong. Ilang semangat, begitu di sana diaebutnya. Kondisi saat seseorang seperti kehilangan kuasa atas dirinya.
Inek mengelus kepala umak sambil berbisik "Kusemongat, kusemongat, kusemongat". Ia seperti berusaha memanggil kembali "semangat" umak.
"Lihat ke bawah, ada apa" umak meminta bapak2 tadi ke bawah. Mereka hanya berpandangan. Suara tawa itu sayup-sayup masih terdengar tipis.
Dua orang bapak2 melompat ke bawah. Dengan lampu minyak yang mereka bawa mereka berusaha menerangi bagian bawah kamar. Tak ada siapa-siapa di sana.
Angin malam berhembus kencang dari sela-sela dinding kayu. Lampu minyak di rumah itu padam sekaligus. Dua bapak-bapak yang turun juga naik dengan lampu minyak yang mati. Umak masih dipelukan Inek.
Kali ini giliran dukun beranak yang menjerit. Benar-benar malam yang kacau. Inek mennggendong umak ke dalam kamar. "Hidupkan pelita! Cepat!" Seru Inek. Pelita adalah cara menyebut lampu minyak di sana.
Seorang bapak masuk membawa pelita. Benar ternyata, bayi di tangan dukun beranak telah raib. Jendela terbuka lebar. Angin malam berhembus dingin. Dalam diam, semua orang di situ merasakan panik. Ai Karom, orang pintar di kampung itu belum juga muncul.
Terdengar tawa dari balik rindang pohon di sisi rumah. "Di sana!" Seru salah satu warga perempuan yang daritadi membantu proses lahiran. Mereka tergopoh-gopoh keluar rumah dan menuju sumber suara.
Maka di sanalah semua orang dapat melihat sesosok mahkluk kecil berambut panjang dengan baju putih lusuh berjongkok menjilati bayi yang masih merah. Bayi itu tampak diam, ilang semangat.
Saat itulah Ai Karom datang dengan mangkuk berisi kayu gaharu yang telah di bakar.
"Memang jahannam, enyahlah makhluk terkutuk!"
Ai Karom seperti merafal mantra. Semua orang terdiam. Aroma kayu gaharu menyeruak. Ai karom meniupkan asapnya pelan.
Sematianak itu meringis, ia bergerak seperti orang mabuk. Lalu ia tertawa keras sekali. Ia lalu menghilang dibalik kegelapan dengan tawa memantul.
Dukun beranak buru-buru mengambil bayi tersebut. Dirapalnya "kusemongat...kusemongat" berulang-ulang. Sedang Inek berdiri di samping Ai Karom.
"Kemana kau lama sekali?" Tanya Inek. Umak dipelukannya sudah mulai baikan.
"Diganggu. Mereka tak mau aku datang ke sini?"
"Mereka?"
"Iya, orang di balik ini semua"
Beberapa hari setelah kejadian itu, dari cerita Long Milah barulah sebuah fakta terkuak. Bahwa suaminya, tak percaya anak yang dikandung Long Milah adalah anaknya. Ia menuduh Long Milah selingkuh.
Mereka bertengkar hebat seminggu sebelumnya. Suaminya bersumpah tak akan membiarkan anak itu hidup. Suaminya lalu pergi entah kemana.
Dan di hari ia merasakan sakit hendak melahirkan, itu adalah 2 minggu sebelum waktu seharusnya. Menurut hitungannya, belum waktunya anak itu lahir. Makanya, sebenarnya sepanjang hari ia berusaha agar anak itu tak lahir. Ia tahu bahaya yang menanti anaknya.
Jadi jerit kesakitan itu adalah upaya terkuatnya menahan anak itu agar tak keluar sementara berjam-jam ia merasa tekanan besar di perutnya seperti mendorong anaknya keluar.
Kalau kata Ai karom, mungkin saja dilakukan bila suaminya nekat berdukun untuk memanfaatkan Sematianak. Selain sematianak, ada makhluk lain yang mencegah Ai karom datang tepat waktu.
Orang yang darahnya dijilat Sematianak biasanya akan sakit berkepanjangan. Namun berkat Ai Karom, Long Milah dapat pulih lebih cepat.
Yang masih terasa aneh, kenapa makhluk yang satunya sempat mengusili Umak dan Inek. Jadi sama seperti Inek, ai karom juga dibuat berputar-putar berjam-jam. Ai Karom sudah berusaha merafal mantra dan doa, tapi begitu kuat. Sampai setelah perlawanan, ia bisa keluar dari jebakan.
Sebulan kemudian, suami Long milah muncul di kampung. Ia membawa Ling Milah dan anaknya pindah. Anehnya Long Milah setuju. Dan orang di kampung tak ada yang bisa menahan.
Dan itu adalah pengalaman pertama Umak melihat makhluk2 ghaib. Umak bukan anak indiehome ya, tapi beberapa kali setelahnya ia melihat penampakan makhluk lain. Usianya baru 10 tahun waktu itu, dan cerita ini dibawanya selama 40 tahun.
Sekian cerita ini. Senang rasanya bisa membagikan cerita yang tersimpan puluhan tahun lamanya. Mungkin sematianak tak begitu akrab, bahkan tak banyak yang tahu. Tapi ingatan Umak tentang makhluk ini begitu kuat.
Di era sekarang aja masih banyak cerita yang aneh-aneh, apalagi 40 tahun lalu di kampung yang nyaris di tengah hutan. Kata orang, tempat Jin buang anak. Kampung itu aja sampai sekarang belum ada di gugle maps.
Thread Legenda Sematianak, Selesai.

Terimakasih teman-teman yang sudah retweet dan like.

Cc @bacahorror @bagihorror
Oh ya, yang mau nanya-nanya, reply sini aja ya. Nanti dijawab sebisanya soal cerita Sematianak ini.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Mistis Kalimantan

Mistis Kalimantan Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @bujangbangket

Mar 27, 2021
Ulak Rohim pulang ke kampung halaman karena mertuanya mulai sakit-sakitan. Namun pengalaman di rumah mertua itu menjadi pengalaman yang sangat tak menyenangkan.

RUMAH MERTUA

Dikisahkan oleh putra beliau puluhan tahun kemudian.

#ThreadHorror
@bacahorror Image
thread akan saya mulai pukul 7. boleh dilike dan diretweet dulu ya kawan-kawan.
Ulak Rohim adalah seorang pedagang di perbatasan Kapuas Hulu dan Malaysia. Kerja kerasnya di masa muda membuat Ulak Rohim dapat dikatakan sukses. Namun suatu waktu ia mendengar bapak mertuanya, Ai Ratong jatuh sakit.
Read 48 tweets
Feb 14, 2021
Ngah Nurdin, menuntut ilmu hitam demi kekayaan. Cintanya pada Dara Ranti membutakan matanya. Namun di hari tua, ia harus menanggung akibatnya.

Kisah ini terjadi di akhir 1970an. Tidak ada yang ingat pasti.

PERJAMUAN

A Horror Thread

@bacahorror
#bacahorror Image
Suatu waktu Umak (ibu saya), pergi berkunjung ke rumah kakak keluarga dari kakak Iparnya. Waktu itu usianya sekitar 17 tahun. Kisah ini baru diceritakan beliau saat saya pulang akhir tahun kemarin.
Untuk menceritakan ulang cerita ini saya seperti mengumpulkan puzle. Beruntung saya sempat pulang ke kapuas hulu dan mendapat cerita lainnya yang melengkapi cerita ini.
Read 98 tweets
Nov 26, 2020
Kematian? Banyak Orang takut menghadapi sang Maut. Tapi tidak bagi Mak Cik Ramani. Ketika Kehidupan sudah begitu menyakitkan, ia ingin maut sehera menjemput. Tapi maut malah terasa semakin jauh. sesuatu dari masa lalu, menyiksanya hidup-hidup.

#bacahorror
@bacahorror Image
Kalau ada orang paling kaya di kampung kami tak lain dan tak bukan ialah Mak Cik Ramani. Janda tua tanpa anak. suaminya meninggal akibat kecelakaan di tambang emas liar. Tapi segala kekayaan itu, tak membuatnya bahagia. Sama sekali tidak.
Biar saya ceritakan terlebih dahulu kisah Bang Mahran. Suami Mak Cik Ramani yang tewas itu. Orangnya berbudi pekerti yang baik. Orang tak pernah menyangka ia akan tewas dengan begitu menyedihkan. Tangannya masuk ke mesin, lalu ia kehabisan darah.
Read 41 tweets
Nov 1, 2020
Pernikahan MILA menyenangkan di hari resepsi saja, sisanya adalah malam-malam di neraka.

Setelah lama gak nge-thread, simaklah sebuah cerita yang baru saya dengar minggu lalu.

❌❌MALAM PENGANTIN❌❌

@bacahorror
#BacaHorror
#ThreadHorror Image
Sekitar seminggu yang lalu saya berjumpa Wawan. Dia follower akun ini. Dia bilang dia ingin menyampaikan sebuah cerita. Setelah sempat batal bertemu karena PSBB kedua kemarin, akhirnya kami bertemu.
Wawan usianya sekitar 35 tahun. Kejadian ini menimpa kakaknya, MILA. Oh ya, Wawan mengajak saya bertemu karena dia juga dari Pontianak. Katanya dia sejang saat menemukan akun saya yang banyak bercerita dengan latar belakang Kal-Bar.
Read 87 tweets
Sep 11, 2020
Hari minggu yang lalu saya berjumpa seorang teman dari Pontianak. Kami kenal di sebuah forum sekitar tahun 2012. Saya tunjukkan akun ini dan dia ternyata punya cerita untuk diceritakan. Sebuah peristiwa di Tahun 2007, saat dia SMA.

A Thread
@bacahorror
#bacahorror
Teman saya namanya Khalid, tapi yang mengalami ini adalah teman sekelasnya. Namanya Ando. Kejadiannya di sebuah kabupaten di Kalimantan Barat.
Ando ini anak baru. Pindahan dari Pontianak, ikut ibunya setelah ayahnya meninggal. Waktu itu ia duduk di kelas XI.
Read 59 tweets
Aug 27, 2020
Kali ini dari pengalaman pribadi, tahun 2016 sempat mau beli rumah karena harganya yang murah. Rumah kayu di tepian kota Pontianak itu ternyata menyimpan banyak cerita.

@bacahorror
#bacahorror
Jadi saya pertama kali dapat kerja tahun 2015. Biasa masih muda, langsung ngerasa punya uang dan impiannya langsung tinggi aja. Nabung dikit terus niat buat beli rumah. Tapikan harga rumah sekarang kan gila-gila kan ya. Sampai saya dapat info soal rumah itu.
Saya tidak akan menyebutkan rumah ini dengan spesifik. Yang jelas lokasinya itu di perbatasan Kubu Raya dan Pontianak. Untuk sampai ke rumah itu dari jalan raya harus masuk kompleks dan masuk jauh ke dalam. Setelah belok sana sini nanti akan ketemu tuh rumah tua dari kayu.
Read 85 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us!

:(