My Authors
Read all threads
Namaku Marsinah, dari lelehan keringat buruh pabrik yang diupah tak seberapa, aku dilahirkan untuk memberikan kesaksian tentang penghisapan manusia atas manusia.

Buruh ditindas oleh pemilik modal, menuntut hak upah kerja di negeri yang dikendalikan bedil dan penjara,
ternyata harus dihadapkan dengan penyiksaan dan kematian.

Setelah mati, aku baru menyadari, kemerdekaan berserikat & menyatakan pendapat hanyalah dongeng pengantar mimpi.

Dari liang lahat keadilan, aku bangkit kembali memberikan kesaksian, ketika peraturan perundang-undangan
dirancang untuk mengekalkan keputusan hukum yang curang.

Masih ingat dalam ingatan, ketika aku dan buruh lainnya mogok kerja di sebuah zaman yg penuh ketakutan dan penculikan.

Padahal yg kami tuntut bukanlah kemewahan, melainkan secuil hak atas lelehan keringat kaum pekerja.
Atas nama menuntut keadilan, aku memimpin aksi, tapi mereka menuduh kami antek-antek PKI.

Dan akhirnya pada suatu waktu, mereka membawaku ke sebuah tempat di mana ajal bertemu.

Mereka bertanya tidak dgn kata2, tetapi dgn pukulan, tendangan & berakhir dgn letusan senjata api.
Mayatku yang terbujur legam dan biru diletakkan di sebuah gubuk sebagai tanda peringatan:

Siapapun yang menuntut keadilan di negeri ini akan berakhir dengan kematian yang keji.

Namaku Marsinah, seonggok daging yang menolak bertekuk lutut pada ancaman tangan besi kekuasaan.
Kini, setelah mati, aku menyaksikan kembali buruh ditindas sewenang-wenang oleh rencana jahat pemilik modal yang bersekutu dengan penguasa dungu dan bebal.

Mereka keliru dalam berpikir, bahwa dengan membunuhku perlawanan terhadap ketidakadilan akan berakhir.

Tidak, itu salah.
Namaku Marsinah, darahku yang mengucur menjadi tinta perlawanan pada setiap tulisan & gerakan buruh dalam menuntut keadilan.

Kematianku menjelma monumen kesadaran bahwa yang ditindas tidak selamanya diam & membungkuk.

Kematianku bukan patung, tetapi api yg membakar keberanian.
Namaku Marsinah, aku adalah kumpulan tetes keringat, airmata & darah buruh pabrik yg menolak diperbudak.

Aku bukan sampah yg seharusnya dibuang & dibakar.

Akulah Marsinah, suara paling dalam dari nurani yg selama ini Tuan-Tuan & Nyonya-Nyonya ingkari.

Tangerang, 9 Mei 2020
Thread ini, saya persembahkan untuk Marsinah yang dibunuh ketika memperjuangkan hak-hak buruh.

"Marsinah tidak pernah mati. Marsinah akan tetap hidup dalam pikiran buruh dan rakyat yang merindukan keadilan."

Panjang umur perjuangan! ✊
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with gan-gan r.a

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!