"BERISIIK!!" teriak kak Bella saat dengar papa saya mengaji, tapi teriakannya suaranya berbeda.. Bukan suara kak Bella
Papa tidak menggubris bentakan itu, beliau tetap melanjutkan mengaji ditemani sama mama saya, sementara saya disuruh lanjut tidur bareng kak Candra tapi dikamar kak Candra.
Sebelum tidur, saya lihat jam sudah pukul 3 dini hari, saya masih dengar suara ngaji papa dan mama saya, diselingi suara ketawa berat dan serak yang saya tidak kenali berasal darimana..
"ga mempan hahaha engga mempan.."
Tapi suara tawa disela suara ngaji itu benar benar bikin saya ga bisa tidur.
Saat setengah terlelap, mama saya bangunin saya
"Sholat dulu dek, nanti lanjut tidur lagi. Tidur kamar mama aja sana, hari ini kamu izin sekolah aja dulu, blm tidur kan?" Ujar mama dgn muka lelah..
Saya mengangguk dan menutup pintu lalu segera manggil kak Candra.
"Dek, semalem denger suara meledak ga?"
"Denger kak, kenceng banget diatas rumah kayanya" jawab saya.
Ya sementara dugaan awal kami adalah kiriman, karena papa kami pengusaha bidang angkutan yang cukup sukses, ntah kenapa banyak org iri dan akal pendek yang suka kasih kiriman aneh2.
Setelah itu kak Candra masih dgn sarungnya menuju kamar kak Bella dan saya melanjutkan tidur di kamar mama
Raut muka mama saya ngeri, "ya udah, buang mba, itu kata bapak tadi udah banyak lagi, coba kamu sapu lagi"
"Ya udah mba Tuti, saya sapuin sini" saya nimbrung sambil ambil sapu ditangan mba Tuti.
Lalu dia jalan kearah tangga kamar saya, tapi terlihat ragu ragu saat mau naik.
"Ya udah saya temenin mba" kata saya sambil menepuk punggungnya
Seketika saya tutup hidung saya karena sangat menyengat. Begitu juga dengan mba Tuti.
Saya hanya memandang ke sosok kak Bella yang sepertinya sudah bukan dirinya lagi. Ia sudah jadi pribadi yang berbeda.. Bukan kak Bella yang selama ini saya kenal.
.
Begitu mba Tuti selesai, kami keluar dari kamar.
"Mba tungguin saya mandi ya" pinta saya. Lama2 saya jiper juga sama suasana yang mencekam ini.
Saya dan mama saya nemuin kyai Hasan, kami menceritakan gimana kejadian semalam, mulai dr kak Bella yang ingin mutusin pertunangan, keberadaannya yang tiba2 menghilang, suara ketukan di jendela saya, suara ledakan diatas rumah..
Pak kyai Hasan mendengarkan secara seksama, oh iya beliau datang ga sendiri, beliau datang sama 4 orang muridnya. Setelah mendengarkan cerita kami, beliau minta diantar menemui kak Bella..
Jauh berbeda dari tawa sebelumnya.
Pak kyai Hasan masuk ke kamar diikuti oleh para muridnya, menyusul mama saya, lalu saya.
"Sudah dengar ceritanya pak kyai?" Tanya ayah saya
"Sudah.. sudah.. astagfirullah" jawab pak kyai sambil melihat ke arah kak Bella.
Kak Bella melotot kearah kami, "siapa kamu? Mau apa masuk masuk sini hah??!!" Tanya kak Bella menunjuk pak kyai dengan suara anak kecil.
"Justru saya mau tanya ke kamu, siapa kamu?" Pak kyai balas bertanya
"Kalau kamu Bella, kamu pasti tau siapa saya, jangan main main kamu, siapa kamu dan mau apa kamu?" Tanya pak kyai lagi.
"Rahasia.... hihihi" kata kak Bella sambil ketawa.
Kyai Hasan segera memerintahkan muridnya untuk mengambil air, setelah itu beliau membaca doa dan menuangkan sedikit air doa ketangan dan mencipratkan ke wajah kak Bella..
lalu dia bangun dari posisi duduknya.
"kurang ajar.. kurang ajar!!" Teriaknya dengan suara yg kini terdengar seperti laki-laki..
lalu tiba2 dia mendorong pak kyai Hasan sampai mental menabrak pintu
Saya langsung teriak ke bawah memanggil mas Gio , karena saya sudah feeling tenaganya kak Bella sekarang ada diatas rata rata tenaga manusia normal..
Kyai Hasan terus memanjatkan doa, dan kak Bella kembali dipegang sama kak Candra, murid murid kyai Hasan, ditambah papa saya dan mas Gio
Kyai Hasan langsung menekan jempol kaki kak Bella sambil membaca doa.
"Keluar kamu!" Perintah pak kyai sambil terus baca doa dan memencet kedua jempol kak Bella.
"Ampun.. ampun.. Iya!! Iya!! saya keluar!!!.. saya keluar!!!" Ucap kak Bella
"HOOOEEKKKHH" Kak Bella muntah.
Ekspresi pak kyai dan muridnya terlihat lega karena telah berhasil mengeluarkannya..
NAMUN ITU HANYA SEBENTAR!!!
Karena suara tawa yang berbeda muncul lagi..
Semua yang ada di ruangan kaget, ternyata masih ada sosok yang masuk ke dalam tubuh kak Bella!!
"Dipikir cuma satu ya? Hihihihihi" kata kak Bella kembali dengan suara anak kecil.
"Rahasiaaa.. hhihi" kata kak Bella dengan suara anak kecil.
"KARENA YANG TIDAK BISA DIMILIKI, TIDAK BOLEH JADI MILIK ORANG LAIN!!" ujar kak Bella dgn suara perempuan muda yang bukan suara kak Bella.
Sementara saya dan mama merapihkan dan membersihkan kak Bella, para lelaki keluar dari kamar.
Kak Bella masih belum sadar, tapi nafasnya kini telah teratur seperti tidur.
Dan pak kiyai pun membuka topik..
"Apa mungkin salah sasaran pak kyai? Apa tujuan awal ke saya?" Tanya papa yang selama ini beberapa kali dikirimkan hal hal aneh oleh lawan bisnisnya.
Semua bingung, masa iya ini perbuatan bang Doni tunangan kak Bella???
"Yang saya takutkan, ini tujuannya bukan sekedar ingin memiliki. tapi dia ingin menghilangkan" kata pak kyai.
Tiba-tiba mba Tuti nongol, "pak, bu, ada mas Doni sama orang tuanya datang"
Ekspresi papa dan mama saya kaget, kenapa mereka datang disituasi seperti ini? Apa jangan2 kak Bella sudah menyampaikan niatnya ke bang Doni?
Mama dan papa saya beserta kyai Hasan turun ke bawah, menemui bang Doni beserta orang tuanya.
Akhirnya orang tua saya dibantu kyai Hasan menjelaskan situasinya..
Tapi tiba2 mendengar suara senandung dari dalam kamar
KAK BELA SUDAH BANGUN
Part 2 Pribadi yang Berbeda -End-
Next Part 3 "Menghilangkan"