mwv.mystic Profile picture
May 10, 2020 70 tweets 11 min read
Teror Santet Series Part 4
"Memang Untukmu"

Based on true event
#mwv_terorsantet

a horror thread
"Apa ini bisa diatasi pak???" Tanya papa saya

"Bisa, insya Allah bisa, tapi sebanyak ini ga mungkin sekaligus, kalau sekaligus bisa korban nyawa atau jadi gila. Ini harus bertahap, harus sabar, karena makan waktu dan tenaga, baik yang mengobati maupun korbannya" jelas pak Musa.
"Pak, ini bisa diketahui asal pengirimnya?? Kenapa dia segininya? Apa tujuannya untuk saya tapi nyasar ke anak saya?" Tanya papa saya

"Tidak nyasar pak, ini pengirimnya iri lihat kebahagiaan anak bpk, dia laki2, bisa jadi sebenernya mau dgn anak papa tapi gak kesampaian...
...sehingga jadi gelap mata dan berpendapat 'kalau saya ga bisa dapat, maka ga ada orang lain yg boleh dapet', dia kirimin istri Bpk juga krn dianggap penghalang terbesar keinginan dia, karena anak bapak sesekali masih bisa kendalikan dirinya krn kedekatan batin dia dgn mamanya"
Mendengar penjelasan pak Musa, papa saya yang biasanya tenang, raut mukanya mulai gelisah.

"Pak Musa, maaf saya coba cerna ulang ya.. Jadi ini memang ditujukan ke anak saya? Orang tersebut suka sama anak saya? Tapi kenapa dia malah mau melukai anak saya?" Tanya papa.
Pak Musa menghela nafas panjang, "itulah manusia pak, kalau kita tidak berpegang teguh sama iman kepada Allah, apa yang tersisa dari kita? Hanya nafsu semata pak. Saya sendiri juga tidak bisa memahami jalan pikiran orang ini"
Papa saya merenung sejenak, mungkin masih mencoba menghubungkan semua logika dari kejadian ini.

"Pak, maaf apa kami boleh tau siapa yang melakukan ini?" Tiba-tiba mama saya memecah keheningan dengan suara bergetar berusaha sedemikan rupa agar air matanya tidak mengalir lagi.
Pak Musa menggeleng, "sebaiknya jangan bu, kita fokus ikhtiar mengembalikan kondisi mba Bella saja sekarang. tidak ada untungnya bapak, ibu dan keluarga mengetahuinya, saya takut ini menjadi dendam, hati manusia yang dipenuhi dendam mudah dikuasai setan-
-dan saya takut hal hal yang tidak diinginkan terjadi" Jelas pak Musa.

Saat itu logika anak SMP saya ga nyampe, saya pengen protes tapi ga berani, saya hanya nunduk aja sambil remas remas baju, saya ga terima kakak saya menjadi seperti ini!!
Tapi semakin dewasa saya semakin sadar, kalau saat itu saya tau siapa pelakunya, pasti akan saya cekik dia, dan itu bukanlah sesuatu yang baik..

"Sekarang langkah terbaiknya gimana pak? Apa ada resikonya?" Tanya papa saya lagi.
"Pak, saya disini akan bantu berikhtiar semaksimal mungkin, saya tidak tau batas kemampuan saya sanggup atau tidak tarik satu persatu makhluk itu dari tiap persendian, akan butuh tenaga dan waktu, saya juga tidak mungkin sendiri, dan ada satu hal yang saya takutkan...
..Mungkin setiap saya tarik satu akan masuk satu lagi nantinya. Jadi ibarat kata, badan mba Bella ini sama mereka kaya wadah ember tanpa tutup yang ditaruh dibawah air hujan, saat air luber, ember akan tetap penuh karena terus terisi." Penggambaran yang mengerikan dari pak Musa.
Semua diam, mencerna pernjelasan dari pak Musa, tidak ada yang berani berkomentar atau bertanya, saya pribadi takut kalau tanya akan dapat penjelasan yang lebih ngeri dari ini, walaupun banyak pertanyaan di kepala saya..
kenapa harus kakak saya?
Kenapa mereka tega nyakitin kita?
Dan sejak hari itu juga, saya yang tadinya tidak terlalu ambil pusing dan peduli soal keberadaan mereka, pandangan saya berubah..

"Pak kyai, maaf boleh kita diskusi sebentar?" Pak Musa memecah keheningan dan mengajak pak kyai Hasan yang juga ikut untuk bicara di tengah.
Sementara pak Musa dan kyai Hasan berdiskusi, kami masih larut dalam pikiran masing-masing. Mungkin masih berusaha mencerna apa yang terjadi.

"Kalian sama seperti papa kalian ya?, dititipin amanah untuk bisa melihat yang tidak bisa orang lain lihat.." tiba2 pak Leo-
-yang berada disamping kami mengajak saya dan kak Candra bicara.

Saya tau kak Candra bisa melihat mereka, tapi soal papa saya bisa melihat itu cerita baru bagi saya, saya ga tau papa saya juga bisa. tapi memang, yg ngajari kami untuk tidak terlalu memperdulikan mereka, ya papa.
"Maaf pak, saya ga paham maksudnya amanah itu gimana? Jujur, saya sama adek saya ga terlalu ambil pusing soal beginian sebelumnya." Ujar kak Candra

Pak Leo tersenyum, "yah, Allah itu menitipkan kemampuan ke seseorang bukan untuk sesuatu yang sia sia,-
-anggap aja kemampuan spesial kalian itu amanah dari Allah yang ntah untuk apa, cuma Allah dan kalian yang akan paham nantinya" ujarnya.

"Pak, bu, nanti anak2 ini mungkin jangan tidur di rumah dulu, sepertinya rumah perlu dibersihkan" pak Leo berbicara ke orang tua saya.
"Iya pak, nanti mungkin anak anak nginep rumah omnya atau rumah kakaknya dulu" kata papa.

"Ya boleh seperti itu, karena kita belum tau itu rumah udah diisi apa aja dan kita belum tau dia niat nyerang mba Bella aja atau berikut keluarganya, mengingat mama juga kena" kata pak Leo
"oh iya, pulang setelah matahari terbit aja ya, mengingat di depan yang "antri" sudah banyak".

Kami bingung maksudnya pak Leo "yg antri banyak" itu apa, pak Leo seperti memahami raut muka bingung kami, ia lalu dia berjalan kearah jendela dan membuka gorden di jendela tersebut
saya, kak Candra, papa saya, dan murid kyai H terperajat kaget! Hanya kami sepertinya yang mampu melihatnya...

Disana..

Diluar pagar rumah ini.. Kondisinya udah seperti pasar, segala makhluk halus aneka jenis ada disana, mengepung kami dan jumlahnya banyak sekali..
kalau saya ingat lagi pemandangan saat itu, sampai sekarangpun benar2 membuat saya ngeri dan merinding.

"Sudah lihat kan?" Ucap Pak Leo sambil menutup gorden lagi.
"mereka menunggu kesempatan ada spot kosong untuk masuk ke badan mba Bella, inilah yang tadi dijelaskan pak Musa" Ujar pak Leo seraya sambil kembali duduk. Sementara kami masih terdiam menyaksikan hal yang mengerikan itu..
Pak Musa dan kyai Hasan kembali dari diskusi, sepertinya pak Musa meminta bantuan kyai Hasan, karena setelah itu kyai Hasan menjelaskan beberapa hal kepada murid2nya.

"Pak, sebaiknya mba Bella segera diurus pengunduran diri dari kantornya-
-setelah itu bawa pulang semua barang pribadi mba Bella yang ada dikantor, jangan ada yang ditinggal sekalipun sampah sisa kerjaanya" kata pak Musa kepada papa saya.

"Kenapa pak?? Kenapa harus resign?" Tanya papa bingung.

"Untuk mencegah serangan ulang pak" Jawab pak Musa.
Sepertinya papa saya paham, kalau penyerang bisa saja dari lingkungan kerja kak Bella.

"sesegera mungkin kami urus pak" kata papa.

Pak Musa mengangguk menyetujui, "lebih cepat lebih baik ya pak, sementara mba Bella disini dulu, saya juga akan dibantu oleh kyai Hasan,-
-bapak dan ibu mungkin bisa tetap disini, tapi yang lain sebaiknya pulang dan beristirahat setelah matahari terbit." Kata pak Musa.

Pak Musa, pak Leo, kyai Hasan, beserta muridnya kemudian masuk ke ruangan tempat kak Bella tidur..
Dari luar kami dengar sayup-sayup lantunan doa, diiringi suara teriak laki dan perempuan, tidak ada yang tau apa yang terjadi di dalam, kami hanya bisa menerka, dan berharap kebaikan bagi kak Bella.
"Kamu ngantuk Eva?" Tanya om Kurnia pada saya.

"Dikit om" jawab saya.

"Tiduran aja di ruangan tengah" om Kurnia menunjuk sofa di ruang tengah yang ada bantal bantalnya.

Sebenernya sofa dan bantal itu menggoda banget, karena sudah 2 malam tidur saya ga benar benar lelap.
apalagi orang tua saya dan kak Candra, sudah bisa dipastikan mereka pasti capek lahir dan batin, tapi suara teriakan-teriakan dari dalam ruangan ditambah suara gemuruh berisik dari luar rumah itu bikin suasana super mencekam, rasanya keinginan untuk tidur hilang ntah kemana.
"Eva, Tidur dulu sana.." kata mama saya sambil tersenyum lembut kearah saya. "lumayan masih ada waktu sebelum subuh, nanti dibangunkan" tambahnya.
Tak kuasa menolak omongan mama saya, saya mengangguk dan bangun dari duduk saya,tapi tiba-tiba..

"BRAAKKK!!"

Ada suara sesuatu menabrak dengan sangat kencang dari luar, sepertinya tidak hanya saya, tapi kami semua mendengar, karena seisi ruangan nampak kaget.
Bang Doni menyibak jendela untuk melihat apa yang terjadi, takutnya ada kecelakaan atau apa, tapi setelah melihat keluar dia bingung

"ga ada apa2, suara kenceng apa itu tadi?"

Seketika hening lagi, kami merasa semua sudah selesai.

Sampai tiba tiba..
BRAAAK!!!!

suara kencang seperti tabrakan itu terdengar lagi, kali ini kak Candra yang bangun untuk melihat keluar dan saya lihat ekspresi mukanya berubah ketakutan..

"Kenapa Candra?" Kata papa saya saat melihat kak Candra yg menuntup hordeng dengan muka pucat.
Wajah kak Candra tidak bisa menyembunyikan ketakutannya.. Bibirnya pucat dan keringat mulai mengalir di keningnya.. Dengan bergetar, dia bilang..

"Kalau begini, Bagimana cara kita bisa pulang pa?..."
"Kenapa emangnya???" Papa saya kembali bertanya

Tapi belum sempat kak Candra menjawab..

"BRRAAAAAKK!!" suara kencang itu kembali terdengar!

Papa saya bangun dan membuka jendela lebar lebar sehingga saya bisa melihat apa yang terjadi diluar jendela..
Dan seketika saya tahu, kenapa kak Candra sampai berujar seperti itu...

Diluar pagar, kerumunan makhluk halus sudah berkerumun lebih banyak dari yang tadi, banyak sekali, tapi kali ini mereka tidak diam menunggu seperti tadi.. mereka bergerak!, seperti berusaha masuk kedalam!
Tapi pada satu titik, dimana ketika mereka sampai disana, mereka akan mental.. dan mentalnya sosok sosok itu menimbulkan suara kecang seperti ada yang menabrak sesuatu. Iya, itulah asal suara yang kami dengar daritadi..
Mereka terus mencoba masuk ke dalam rumah pak Musa tapi seperti ada tembok kasat mata yang memagari rumah ini.

Papa saya buru buru menutup gorden. Pemandangan yang dilihat sungguh ga enak. Semua terduduk diam, larut dalam pikiran masing-masing..

saat itu KAMI TENGAH DIKEPUNG!!!
suara lantunan doa dan teriakan dikamar masih terdengar, begitu juga suara benda menabrak tembok diluar rumah masih terdengar dan intensitasnya makin lama makin sering, suasana murung dan mencekam..
sampai akhirnya sayup-sayup terdengar suara azan subuh yang membuat hati kami lega..

Sungguh baru kali itu saya merasakan nikmatnya subuh, perubahan suasana yang tadinya mencekam pelan pelan terasa ringan seiring dengan berkumandangnya lantunan suara adzan,
seperti semua beban diangkat seketika, ntah lah hanya sugesti atau memang ini keajaiban subuh. Suara-suara berisik diluar rumah juga tiba tibasenyap, tidak ada lagi suara dentuman tabrakan2 yang bikin hati waswas dan takut tadi..
Kami bergantian sholat subuh, dan tepat jam 6, pak Musa, pak Leo, kyai Hasan dan murid - muridnya keluar ruangan. Muka mereka jelas terlihat lelah.

Kami semua harap harap cemas menunggu pak Musa buka suara, tapi tidak ada yang berani bertanya duluan,
Kami tidak enak hati, mengingat ekspresi muka beliau yang super lelah saat itu.

Beliau minum air aqua yang ada diatas meja, mengusap wajahnya dan menghela nafas panjang,
"pak, pengunduran diri mba Bella dari tempat kerja diurus hari ini ya, tapi saya lebih pentingkan ambil barang pribadi mba B dari kantornya dari sekarang, jangan ada sisa pak, sekalipun cuma sampah bungkus permen" kata pak Musa mengingatkan.
"Iya pak" jawab papa saya.

"pak, kenapa dari semalam banyak makhluk halus seperti berusaha masuk kesini pak?" Tanya kak Candra penasaran.
"Iya itu, seperti yang saya bilang, orang ini membuat mba Bella itu seperti wadah yang mengundang buat mereka, makhluk halus dari mana saja jadi tertarik, jadi saat kami tarik satu, makhluk yang diluar sana udah antri untuk masuk-
-Oleh karena itu saya butuh bantuan kyai Hasan, saat saya fokus menarik keluar yang didalam badan, beliau dan murid2nya membantu memasang 'pagar' agar tidak ada lagi yang masuk." Jelas pak Musa panjang lebar.
"Yasudah, hari sudah terang, sebaiknya yang lain pulang, istirahat dulu, biar mba bella disini dulu ya." Kata pak Musa.

Akhirnya kami semua pulang, kecuali kyai Hasan beserta muridnya dan juga mama saya, karena mama ngotot mau menemani kak Bella dan enggan pulang.
Om Jojo akhirnya memilih tinggal untuk menemani mama. Sementara papa pulang, karena ingin mengurus pengunduran diri kak Bella dari kantornya, kak Candra dan mas Gio juga ikut pulang untuk mengambil baju. Bang Doni dan orang tua nya juga langsung pulang dgn mobil.
Di dalam mobil, papa menelpon sekretarisnya untuk menyiapkan surat pengunduran diri atas nama kak Bella, tak berapa lama saya langsung terlelap tidur di mobil dan dibangunkan ketika sudah sampai rumah.

Tapi ketika saya turun dari mobil, tiba tiba mba Tuti berteriak ketakutan.
"Kenapa mba?" Tanya papa saya bingung

"Kok non Eva ada dimobil?? Emang non Eva semalam ikut pergi???!!" Ujar mba T dengan suara bergetar dan mata yang membelalak ke arah saya.

"Ikut laah, emang kemaren mbak ga liat?" Jawab saya. .
Mba Tuti lalu menutup wajahnya dan menangis dengan mengigil..

"YA ALLAH, TERUS YANG SEMALEM SAYA TEMENIN TIDUR ITU SIAPA??? YANG TADI PAGI DI MEJA MAKAN ITU SIAPA???" Ujar mba Tuti histeris disela tangisnya.
Saya memeluk mba Tuti yang gemetaran ketakutan, mba Tuti sudah seperti keluarga bagi kami, dia ikut dengan keluarga kami sejak kak Candra masih TK.

Saya menuntun mba Tuti ke dalam rumah dan mendudukan mba Tuti di kursi ruang makan dan memberikannya segelas air untuk diminum.
"Mba, memang ceritanya gimana?" Tanya papa saya setelah melihat mba Tuti mulai sedikit tenang.

"Anu pak, semalam setelah semua pergi saya kunci pintu lalu tidur dikamar, tau tau ada yang ketuk kamar saya. Pas saya buka, ternyata non Eva, katanya takut dan minta ditemanin tidur-
-saya sempat heran, tumben sekali non Eva minta ditemani tidur, karena saya tau dari kecil non Eva anaknya pemberani. Tapi ya mungkin non Eva syok sama kejadian semalam, jadi takut, pikir saya. Jadi saya ikutin non Eva balik ke kamar non Eva dan temanin dia tidur..
...Saya bangun jam 4an, waktu itu non Eva masih tidur, saya tinggal kebawah untuk siap siap dan bikin sarapan. Sekitar jam 6an non Eva turun pake seragam dan sarapan duduk dimeja ini, saya sempat tanya, berangkat sekolah gimana? soalnya ga ada non Bella yang biasa antar...
.. Tapi Katanya non Eva, mau jalan sendiri. Terus abis sarapan, non Eva jalan keluar, ga bilang mau kemana, tapi saya mikir mungkin jalan sekolah." Cerita mba Tuti masih dengan muka bingung dan melihat kearah saya dengan tatapan takut.
Kami diam, bingung mau komentar apa, takut kalau ngomong nanti malah bikin mba Tuti makin kalut dan takut.

Apa mereka tidak hanya mengincar kak Bella??? Kenapa mereka bahkan sampai ke rumah kami? Padahal keluarga inti kami sudah ada di rumah pak Musa?
“Yah, mungkin benar seperti kata pak Leo, sementara kalian ngungsi dulu ya ke rumah om Kurnia atau rumah kak Aina atau ke rumah nenek. Terserah betahnya dimana, dan juga Mba Tuti nanti ikut aja ya." Kata papa saya.
"Ga perlu lah pa, rumah ditinggal kosong juga ga baik, biar aku disini nungguin, Eva sm mba Tuti aja yg nginep" Kata kak Candra.

Jujur sih saya selalu ga nyaman nginep rumah orang, walaupun rumah saudara, meskipun suasana rumah lagi ga enak gini, tapi saya lebih nyaman di rumah
"Aku juga lah pa, ga apa apa deh disini ntar kumpul satu kamar aja, kalau mau mba Tuti aja yang ke rumah nenek" saya angkat bicara.

"Ah kalau non eva disini, ya saya temenin non Eva aja." Mba Tuti merangkul tangan saya.
"Ya udah mas, nanti saya temenin disini." Kata om Kurnia yang sepertinya tau tabiat keponakannya yang kalau sudah maunya, bakal keras kepala.
Papa saya menghela nafas berat, "ya sudah kalau mau kalian gitu, Gio kamu temanin papa mondar mandir ya, siangan aja, sekarang kamu istirahat dulu."

"Iya pa" kata mas Gio.
Setelah itu kami sarapan, mandi, dan istirahat. Siang harinya papa saya dan mas Gio pergi keluar untuk mengurus urusan kak Bella di kantor dan mampir ke sekolah saya untuk meminta izin saya untuk tidak masuk kegiatan belajar.
Sementara Kak Candra dan om Kurnia pergi ke tempat pak Musa untuk mengantar baju ganti mama dan tas kyai Hasan yang tertinggal di rumah.

Siang itu saya hanya berdua dengan mba Tuti yang entah gimana dan kenapa jadi ngikutin terus kemana saya pergi.
Jelang sore, kak Candra dan om Kurnia belum kunjung kembali, kalau papa dan mas Gio katanya langsung ke rumah pak Musa setelah urusan semua selesai.

"Non, mumpung masih terang saya nyetrika dulu ya non dibelakang" kata mba Tuti yang saat itu menemani saya nonton tv.
"Oh ya udah sana mba, lagian daritadi ngikutin saya mulu sih" jawab saya sambil ketawa dan becanda.

"Saya takut non Eva ketakutan, jadi saya temenin" kata mba Tuti ketawa.

"Hahaha.. ada juga mba Tuti yang ketakutan nih sebenernya kan??" saya meledek mba Tuti.
"Engga non, saya berani." Kata mba Tuti melewek dan jalan kearah ruang cuci setrika.

Sepeninggalan mba Tuti, saya lanjut nonton TV, dan tiba2 rasa kantuk menyerang, rasanya mata berat sekali. Ga kuasa tahan kantuk saya tertidur di sofa depan TV.
Dan saya pun sadar...

Keputusan untuk tetap di rumah berdua saja dengan mba Tuti ternyata jadi pilihan yang salah..

Part 4 "Memang Untukmu" -End-
Next Part 5 "Pilihan Salah"

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with mwv.mystic

mwv.mystic Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @mwv_mystic

Feb 13
Bagian 2 Si Jundai Lubuak Pusaro :
GASING TENGKORAK

sebuah kisah teror dari Ranah Minang

a thread Image
Cerita akan dimulai InsyaAllah malam nanti pukul 20.00 wib, bersamaan dengan Instagram.

Bagi yang gamau ketinggalan baca, bisa diretweet atau like dulu yaa. Kisah ini adalah lanjutan dari Si Jundai Lubuak Pusaro, Bagian 1 nya bisa teman2 baca disini :

Untuk teman teman yang mau membaca secara lengkap bagian 2 ini dalam bentuk ebook tanpa perlu nunggu nunggu, link Karyakarsanya ada dibawah ini

Di Karyakarsa, cerita ini sudah sampai di Bagian 3 dan akan memasuki Bagian 4 (final). Terima kasih supportnya karyakarsa.com/Mwvmystic/bag-…
Read 219 tweets
Feb 10
Soekarno, Ajian dan Pusaka Keramat yang (Konon) Berada di Balik Sang Bung Besar

a thread
Soekarno, nama yang akan langsung membawa kita kepada sosok presiden pertama Indonesia dengan segala daya tarik, sisi kontroversial dan sumbangsihnya pada proses sejarah Indonesia.
Nyatanya, kehidupan Soekarno tidak hanya dilihat dari kaca mata sejarah fisik, namun juga dari hal hal diluar nalar. Sosok Soekarno terlalu luar biasa untuk dianggap sebagai seseorang yang "kebetulan" menjadi pemimpin negara pertama bangsa ini.
Read 18 tweets
Feb 5
#SaveRayan

Seorang bocah di Maroko terjatuh dan terperangkap dalam sumur sedalam 32 meter sejak 1 Februari 2022.

Hingga hari ini, proses evakuasi masih terus dilakukan oleh tim untuk menyelamatkan Rayan.
Hastag #SaveRayan tersebar di Maroko dan banyak negara lain. Hal ini ditujukan kepada seorang anak yang terjebak di dalam lubang sedalam 32 meter. Rayan (5) terperangkap di dalam sumur di sebuah desa utara Ighran, Provinsi Chefchaouen, Maroko sejak Selasa, 1 Februari 2022.
Lubang lubang ini dahulu adalah cara tradisional masyarakat setempat untuk mencari air saat keadaan sulit. Sayang, sumur sumur dan galian yang dalamnya mencapai puluhan meter ini tidak ditutup setelah digunakan dan akhirnya mengakibatkan kecelakaan ini terjadi.
Read 14 tweets
Feb 4
SI JUNDAI LUBUAK PUSARO

"..cepatlah keluar sebelum matahari tenggelam, atau kau tidak akan bisa lagi pulang.."

sebuah kisah dari ranah Minangkabau

a thread Image
SI JUNDAI LUBUAK PUSARO
BAGIAN 1

Jakarta, Desember 2001

“Nanti kalau ketemu sama kakek, nenek sama saudara saudara lain, salim tangan ya. Keluarga abang semua itu” pesan ibu kepadaku sambil menaburi bedak ke kening dan pipiku.
“Lai ndak ado nan tingga lai kan Ta?” (Gak ada yang ketinggalan lagi kan Ta?) tanya ayah yang baru saja keluar kamar.

Ayah memang memanggil ibu dengan namanya jika berbicara langsung, nama ibu adalah Rista, dan ayahku Syahrizal. Ibu memanggil ayah dengan panggilan Uda Zal.
Read 173 tweets
Feb 3
Stop menglorifikasikan malam jumat sebagai malam horror 😪😪 gaada korelasinya..

Terus kenapa org2 percaya malam jumat sarat ama hal mistis?
Ini beberapa alasan kenapa berkembangnya kepercayaan tentang horrornya malam jumat, yg malah disalah artikan sampai sekarang
1. Malam jumat di Islam adalah hari raya mingguan. Karena perhitungan hari dimulai dari bada Maghrib, maka malam jumat sebenarnya sudah masuk hari Jumat. Dan di hari jumat ada banyak amalan yg diutamakan, selain tentunya sholat Jumat, ada sunnah membaca al kahfi di malam jumat
Note : selain al kahfi, beberapa lagi membaca surah Yasin di malam Jumat.

Nah, dulu, tadarusan atau membaca quran surah al kahfi/Yasin ini dilakukan di surau atau langgar. Pesertanya selain orang dewasa, juga anak anak.
Read 16 tweets
Jan 21
KASUS PENGEBOMAN CANDI BOROBUDUR

Magelang, 21 Januari 1985

a thread
Candi borobudur, candi umat Buddha terbesar di Indonesia yang berdiri megah di Magelang dengan banyak pengunjung setiap waktunya. Tidak memandang agama maupun ras, sekarang Borobudur menjadi objek wisata yang diminati orang2 lintas generasi.
Namun banyak dari orang orang yang belum tau, bahwa dalam sejarahnya Borobudur pernah mengalami peristiwa pengeboman yang dijuluki sebagai "tragedi kepurbakalaan terburuk yang pernah ada".
Read 29 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Don't want to be a Premium member but still want to support us?

Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal

Or Donate anonymously using crypto!

Ethereum

0xfe58350B80634f60Fa6Dc149a72b4DFbc17D341E copy

Bitcoin

3ATGMxNzCUFzxpMCHL5sWSt4DVtS8UqXpi copy

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(