Saya langsung mengintip ke kamar kak Bella, dan ternyata benar, "dia" kembali...
"Nenek-neneknya nongol lagi.." saya berbisik ke arah kak Candra dan murid-murid kyai Hasan.
Lalu Murid-murid kyai Hasan segera beranjak masuk ke kamar kak Bella.
Lalu orang tua saya, orang tua bang Doni, bang Doni dan pak kyai naik ke lantai 2 dan tiba dikamar kak Bella..
Seisi ruangan pucat.. pertanyaan besarnya adalah.. berapa banyak sosok yang merasuki kak Bella??!! Dari jumlah variasi ketawanya saja, rasanya sudah tidak bisa kami hitung!
Kak Bella langsung dibaringkan di tempat tidur.
Ekspresi semua orang dalam ruang itu terlihat ngeri, bingung, dan air mukanya menunjukkan ketakutan melihat pergantian suara kak Bella tadi
"Astagfirullah.. ayo semua kita baca diluar" ujar pak kyai kepada kami.
"Kalau kalian, tetap tinggal disini, jangan putus zikirnya" pesan pak kyai kepada muridnya.
Seketika mama menangis dan papa berusaha menenangkannya sambil membisikan sesuatu..
Intinya tujuan orang ini pengen buat kakak saya gila atau mati pelan pelan karena tenaganya kesedot..
Mendengar itu, Bang Doni makin pucat, mama saya makin kencang nangisnya, semua seperti tidak percaya sama apa yang terjadi.. dan tidak ingin membayangkan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi..
"Saya jujur, Candra, saya tidak sanggup karena saya takut malah makin mencelakai Bella, tapi semua kita kembalikan lagi ke Allah, kita minta pertolongan Allah..
Semua memutuskan untuk menginap, dan malam itu kami mengadakan tilawah dengan mengharap pertolongan Allah..
Namun saat selesai sejam 11an malam tiba tiba ada suara ledakan diatas rumah dan disusul suara teriakan mama saya..
"MAMA!! MAMAAA KENAPA??!!" Saya terpekik.
Semua panik!! mama saya dibawa ke atas sofa depan tv.
Kyai Hasan membaca doa lalu membuka ikatan benang di hati ayam tersebut, lalu dibakar sampai tak bersisa..
Setelah kondisinya pulih, kami menanyakan apa yang terjadi padanya, dan kata mama jantungnya kaya di tusuk tusuk, sakit dan sesak...
Jadi siapapun dia.. orang jahat ini tidak hanya mau menyakiti kakak saya, tapi juga mama saya... sungguh BIADAB!!
Om kurnia dengan tenang bilang, "kak sudah tenang dulu, kak.. saya ada kenalan, rumahnya daerah Ciputat, mungkin dia bisa bantu, apa mau dicoba?" tawar om Kurnia.
"Iya sebentar mas, saya hubungi" ujar om Kurnia, lalu dia menelpon yang bersangkutan melalui telpon rumah.
Lalu Om Kurnia mulai berbicara dengan seseorang diujung telpon.
"Iya, ya udah ayo kita bawa" kata papa.
Papa, kak Candra, om Kurnia dan om Jojo naik ke kamar kakak saya, ternyata kakak saya sudah sadar..
Papa mencoba ajak ngomong kak Bella, papa ajak kak Bella keluar, bilang mau aja pergi, tapi tidak disampaikan mau kemana. Untunglah kak Bella nurut, turun ke bawah sendiri, naik mobil sendiri. Lalu kamipun berangkat.
"APA APAAN INI??!! MAU APA DISINI???!" Teriaknya dengan suara nenek2.
"Pa, Balik yuk.. balik.. ayo balik pa" rengek kak Bella menangis dengan suara anak kecil..
Kami melihat kelakuan kak Bella dengan tatapan nanar.. sekarang dia kembali dikendalikan oleh para sosok itu lagi..
"PRANGGG!!" kaca mobil dipecahkan sama kak Bella dengan tangan kosong!
Kami semua kaget dan kak Bella loncat melewati om Kurnia keluar dari jendela.
Semua berusaha menahan, tapi 13 orang lelaki ga sanggup nahan Kak Bella sampai akhirnya om Jojo tega ga tega harus keluarin jurus bela dirinya saat itu
"kurang ajar kamu, kurang ajar!!!" teriak kakak Bella dengan suara lelaki ngebass lagi.
Akhirnya kak Bella diangkut bersama2 ke teras rumah Pak Musa.
Kami hanya diminta menunggu di ruang tamu rumah Pak Musa.
"Ini berat pak.." pak Musa membuka omongan, "orang yang kirim ini niatnya memang mencelakai, entah buat gila atau meninggal".
"Sihir yang dia pakai ini, mantranya semacam ayat al-quran tapi maknanya terbalik. Itu kiriman makhluknya bukan cuma 1 atau puluhan, tapi... ini jumlahnya ratusan.." Wajah Pak Musa terlihat cemas begitupun kami.
Part 3 Menghilang -End-
Next Part 4 "Memang Untukmu"