Thread by @PostinusGul

#CariYangKatolik menjadi treding topic di jagat Twitter. Ternyata banyak yg mengharapkan menikah dengan yg SEIMAN KRISTEN KATOLIK. Beberapa alasan, dasar & dampak fundamental & pastoral jika menikah SEIMAN KRISTEN KATOLIK.

Ikuti dlm UTAS

Pasutri Munieli Gulo dan Liria W (2018)

ALASAN DAN DAMPAK PASTORAL (PRAKTIS)

1. Saudara-Saudari, ada sedikit PENEGASAN dan klarifikasi. Kristen terdiri dari Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Dalam utas kami ini jika muncul kata Katolik, maka itu berarti agama Kristen Katolik.

2. Mari kita lihat dalam hidup sehari-hari. Kalau menikah dengan yang seiman Kristen Katolik, maka bisa Misa bareng, dan Doa Rosario bareng.

Foto: Ikatolik.com

3. Anda mungkin tidak satu tempat kerja dengan pasangan Anda. Tapi MISA dan DOA yang membuat Anda bersama. Anda mungkin dari Senin sampai Jumat (Sabtu) berpisah sejenak karena KERJA. Tapi hari Sabtu dan Minggu menjadi HARI KEBERSAMAAN Anda.

ALASAN, DASAR DAN DAMPAK FUNDAMENTAL

4. Salah satu yg dirindukan pasutri adalah kelahiran anak. Betapa bahagianya jika suami-istri bersama-sama hadir di Gereja sebagai SEIMAN membaptis bayi mungilnya. Kehadiran pasutri bukan hanya sebagai formalitas, tapi karena IMAN.

5. Saya pernah melayani di paroki dan kini di Tribunal (Pengadilan Gereja). Banyak kisah pasutri karena beda agama, pihak katolik mendapat hambatan membaptis anak-anaknya secara Katolik. Bahkan ada pasutri yg tidak bersama-sama hadir di Gereja saat bayinya dibaptis.

6. Padahal melalui baptis bayi, umat Katolik telah ikut mewujudkan Sabda Yesus: menjadikan semua bangsa sebagaimurid-Nya (Mat 28:18-20). Misi Gereja ini tidak hanya ditujukan kepada orang dewasa, tapi juga anak-anak.

7. Melalui baptis, anak-anak dijadikan anak-anak Allah dan memperoleh rahmat keselamatan (Katekismus Geja Katolik 1250).

8. Jika OMK hadir di Gereja saat ada pembaptisan bayi, dengarkanlah apa janji orangtua. Salah satu janji orangtua: mendidik anak secara Katolik. Anda pasti tahu 3 tujuan perkawinan Katolik: kebaikan suami-istri, kelahiran anak, pendidikan anak.

9. Jika orangtua membaptis anak secara Katolik tidak saja mendidik mereka sejak dini secara katolik tapi mewariskan harta yg sangat penting: iman! Orangtua mempersilakan anak-anaknya datang kepada Yesus (Markus 10: 14).

10. Janji orangtua lainnya saat membaptiskan anaknya: mendidik anak untuk menolak kejahatan dalam dirinya sendiri dan dalam masyarakat.

11. Tidak hanya itu, dalam pembaptisan bayi, orangtua berjanji untuk menokak setan dalam bentuk takhyul, perjudian dan hiburan yang tidak sehat (misalnya: mabuk-mabukan).

12. Orangtua diminta berjanji pula percaya hanya kepada Allah Tritunggal sebagaimana ditulis dalam Credo (Syahadat Para Rasul).

13. Janji-janji orangtua ini SANGAT BESAR. Dibutuhkan PERJUANGAN, dan tentu jika dilakukan BERDUA (suami-istri), punya daya besar mewujudkannya. Sanggupkah Anda jika Anda sendiri melakukannya? Apakah perbedaan iman di antara Anda tidak MENAMBAH PERJUANGAN dan hambatan?

14. Bayangkanlah suatu saat punya anak-anak sebagai anugerah Tuhan, terus Anda dan pasangan Anda Misa bersama-sama dengan anak-anak Anda, hal itu sebenarnya sudah menjadi sarana nyata mendidik anak secara Katolik.

15. Saat Anda bersama pasangan Anda tanda salib, berlutut, bernyanyi, berdoa, menyambut komuni, saat itu anak-anak yang duduk di samping Anda sedang Anda didik melakukan semua itu. Anak-anakmu MERASAKAN SUASANA KEKATOLIKAN.

16. Tapi bayangkan jika beda agama, misalnya hanya suami yang Katolik: bagaimana jika Ananda bertanya: Mami kok gak buat tanda salib? Atau kalau anakpun tidak bertanya, pengalaman itu akan ia simpan dalam pikirannya.

17. Seringkali kita dengar pepatah: buah jatuh tak jauh dari buahnya. Cara hidup dan beriman orangtua merupakan buah, yang bisa juga bertumbuh, berkembang dan berakar dalam diri anak-anak.

18. Keluarga adalah tempat pertama pendidikan anak; . Anak dididik secara Katolik ya mulai dari keluarga! Perbuatan, cara pandang, teladan hidup orangtua terwariskan kepada anak-anak.

19. Jika Anda menikah dgn yg seiman Kristen Katolik, maka Anda bisa menjalankan PUASA DAN PANTANG secara bersama-sama. Jika beda agama, Anda pun menjalani puasa berbeda waktu dan dasar iman.

20. Jika suami-istri berbeda agama, bagaimana Anda pihak Katolik mendidik anak-anak secara Katolik dlm hal puasa? Antara Papa & Mama berbeda dasar iman & waktu PUASA. Apakah tidak jatuh pada indiferentisme? Sehingga berkata: ah..semua agama sama saja, atau: ah iman itu privat.

KESETIAAN MEMELUK IMAN KATOLIK

21. Apakah iman itu penting bagi hidup Anda? Ya, pasti, bukan? Iman yang diwujudkan dalam perbuatan akan menyelamatkan jiwa kita. Sebaliknya, iman yg tidak disertai perbuatan adalah mati (Yakobus 2:14-16,20-24; Mat 7:21).

22.Maka mencari dan menikah dengan yang seiman Kristen Katolik merupakan perwujudan perjuangan dan kesaksian nyata untuk setia pada iman Kristen Katolik. Iman karena SANGAT PENTING, maka DIPERJUANGKAN untuk dipeluk selamanya.

23. Apalagi dalam Kitab Hukum Kanonik Kanon 750 mengajarkan bahwa umat Katolik memiliki tanggung-jawab utk setia memeluk iman Katolik. Semua yg ada dalam Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja harus diimani dengan sikap iman ilahi.

24.Umat Katolik diminta utk terus menerus menjauhkan bahaya meninggalkan iman Katoliknya. Ia juga diminta utk berjuang sekuat tenaga membaptis anak & mendidik anak secara Katolik (Kan 1125). Maka perkawinan beda agama tdk hanya dilarang, tapi mjd halangan perkwinan (Kanon 1086).

25. Gereja sudah lama sadar bahwa “Pandangan yang berbeda-beda mengenai iman dan juga mengenai perkawinan, tetapi juga sikap semangat religius yang berbeda-beda, dapat menimbulkan ketegangan dalam perkawinan” (Katekismus Gereja Katolik, no. 634).

26.Ketegangan sering muncul, “terutama dalam hubungan dengan pendidikan anak-anak. Lalu dapat timbul bahaya untuk menjadi acuh tak acuh terhadap agama” (Katekismus Gereja Katolik no.1634).

27.Ahli hukum Gereja J. Fornés memberi jawaban mengapa beda agama menjadi halangan untuk sahnya perkawinan: “Berbahaya terhadap iman pihak Katolik dan iman anak-anak”.

28. Saudara-Saudariku, ada banyak umat Katolik yang menikah beda agama, di antaranya banyak yg sulit menjauhi bahaya meninggalkan iman Katolik, pihak Katolik gagal membaptis dan mendidik anak secara Katolik.

29.Walaupun demikian, di antara yg menikah beda agama, ada juga yg PENUH PERJUANGAN dan KESETIAAN memeluk iman Katolik, membaptis dan mendidik anak secara Katolik. Terpujilah Nama Tuhan Yesus atas kesetiaan Saudara-Saudari kita itu.

30. Menutup utas ini, ada ilustrasi. Jika di depan rumah Anda ada lubang yang dalam, KEMUNGKINAN Anda atau anak-anak Anda saat tidak sadar akan terperosok di dalamnya. Jika Anda tidak mau terperosok dalam LUBANG DALAM itu, caranya: tutup!

31.Ilustrasi itu bisa menjadi nasihat berharga dalam perkawinan beda agama. Iman dan cara pandang, ajaran yg berbeda dari agama-agama bukan Katolik dan pemeluknya, ibarat "lubang" yg memberi peluang kpd Anda atau anak-anak Anda "terperosok" di dalamnya.

17. Seringkali kita dengar pepatah: buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Cara hidup dan beriman orangtua merupakan buah, yang bisa juga bertumbuh, berkembang dan berakar dalam diri anak-anak. (Revisi).