My Authors
Read all threads
Beberapa orang menyebutnya filsuf terbesar di abad ke-20, ia adalah seorang dosen di Cambridge yang karyanya menambah sudut pandang baru akan logika, bahasa, matematika, dan penalaran. Karyanya yang sangat terkenal ialah Tractatus, ialah

Ludwig Wittgenstein!

- a thread!
Lahir pada tanggal 26 April 1889 di kota Wina, Austria, Wittgenstein dibesarkan oleh keluarga berada dan sangat terkenal akan intelektualitasannya. Ia kuliah di Universitas Manchester di bidang teknik penerbangan yang membuatnya mendalami filsafat matematika murni.
Ia lalu melanjutkan studi ke Cambridge dibawah naungan Bertrand Russell, seorang filsuf kenamaan lain. Russell memberikan kesan yang unik, ia menulis tentang pertemuan awalnya dengan Wittgenstein:

Seorang Jerman yang tidak dikenal muncul, keras kepala dan sesat, tapi tidak bodoh
Setahun berselang, Russell kembali menulis tentang Wittgenstein, "Saya pasti akan mendorongnya terus. Saya mencintainya dan merasa dia akan menyelesaikan masalah-masalah yang tak bisa kupecahkan di umur yang sudah tua ini".

Pernyataan Russell ini sangatlah akurat.
Wittgenstein mempunyai keistimewaan dalam kebiasaan dan cara hidupnya, serta sangat tajam dalam kepekaan filosofinya.

Pada Perang Dunia I, Wittgenstein bergabung dengan tentara Rusia dan ia ditawan pada tahun 1918. Masa inilah dimana karya Tractatus Logico-Philosophicus dibuat.
Karya ini berpusat pada pembahasan mengenai teori logika dan metode filosofis atas relasi bahasa dan realitas. TLP terdiri dari 7 proposisi dasar utama yang diurut dari proposisi umum hingga proposisi penjelas.
Dua proposisi utama diawali dengan penegakkan landasan-landasan ontologis atas realitas dunia dan hakikat atas makna. Proposisi selanjutnya membahas rangkaian teori gambar, filsafat bahasa, sampai redefinisi atas logika dan hakikatnya.

Mari kita perdalam.
Realitas dan fakta

Gagasan ini dinyatakan dalam beberapa poin seperti ini

1.1 Realitas adalah kesatuan atas fakta, bukan atas objek
2 Apa yang ada (fakta) menggambarkan adanya fakta atomis
2.01 Fakta atomis tersusun atas relasi objek-objek
2.06 Keberadaan dan ketiadaan fakta atomis adalah realitas
2.032 Cara objek-objek berelasi dalam sebuah fakta atomis menggambarkan struktur fakta atomis
2.033 Sebuah bentuk adalah kemungkinan dari struktur

Maksudnya apasih semua ini?
Proposisi tersebut mengilustrasikan pandangan atomik yang kental dalam filsafat Wittgenstein. TLP menyatakan bahwa realitas tak tersusun atas objek-objek (seperti pandangan atomistik tradisional), melainkan hadir dalam relasi atas objek dalam bentuk fakta.
Fakta Wittgensteinian adalah keberadaannya fakta atomis yang hadir karena keberadaan kombinasi atas objek-objek. Sehingga, satu objek dapat berelasi dengan objek lain dan membentuk fakta yang berbeda.

Misalnya gini.
Sebuah perhiasan dapat berada di toko perhiasan, dikenakan pada seseorang, dan sebagai objek lelang. Dari 3 kasus itu, perhiasan tersebut dikenai oleh 3 kasus yang berbeda dengan cara yang berbeda pula. Sehingga dapat dipahami bahwa 1 objek dapat membentuk fakta yang berbeda-beda
Contoh perhiasan tersebut adalah sebuah ilustrasi mengenai "objek" Wittgensteinian, hal yang tak secara eksplisit dijelaskan dalam TLP. Fakta-fakta yang berbeda tersebut tak dapat hadir bersamaan, melainkan satu persatu muncul dan menggugurkan yang lain.
Wittgenstein hanya memaparkan bahwa objek mestilah sederhana dan atomis (tidak tersusun dari objek dengan ordo yang lebih rendah), akan tetapi objek-objek dapat bergabung dan membentuk fakta baru dengan caranya sendiri.
Proposisi dan teori gambar

Diawali dengan pembahasan mengenai dimensi metafisis TLP, Wittgenstein meneruskan pembahasannya mengenai ranah bahasa dan makna. Pikiran dan proposisi, menurut Wittgenstein, dapat dimengerti sebagai gambar.
Gambar tersebut terdiri atas elemen-elemen representasi objek, dan kombinasi elemen-elemen representasi objek dalam gambar tersebut mewakili kombinasi objek dalam fakta atomis.
Dari pengertian tersebut, gambar yang dimaksud Wittgenstein menyerupai sebuah kolase atau mosaik yang membentuk suatu gambar yang lebih besar. Struktur gambar tersebut bersifat isomorfis (hubungan yang sepadan) dengan struktur fakta atomis yang mendirikannya.
Dalam bentuk ujaran atau tulisan, proposisi memproyeksikan kemungkinan fakta atomis dalam akal. Mengingat fakta TLP dipahami sebagai "keberadaannya jaring-jaring objek", pemikiran dalam akal dapat dimengerti sebagai kumpulan proposisi dalam bentuk proposisi linguistik.
Proposisi linguistik (kalimat) terdiri pula atas objek2 yang Wittgenstein sebut sebagai "nama" & dikonstruksi mirip seperti konfigurasi bagaimana objek-objek bertaut dalam fakta. Dalam proposisi2 yang diwujudkan dalam bahasa, nama dimengerti sebagai objek metafisis yakni "makna".
Bahasa sebagai gambar

Di dalam TLP, bahasa ditujukan sebagai representasi atas realitas, dan dengan bahasa, potongan-potongan realitas berdiri sebagai gambar. Sehingga, terdapat batasan yang kentara antara realitas dan bahasa.
Gambar adalah struktur atomis paling sederhana atas bahasa yang di dalamnya memuat struktur dalam bentuk sintaksis. Jadi, beda komposisi objek yang berlaku dalam proposisi akan berbeda pula fakta yang ada.

Sulit memahaminya?
Buku Tractatus ini memang cukup to the point dan padat, terjemahan dalam bahasa Indonesianya pun belum ada yang cukup bagus, apalagi dengan bentuk-bentuk matematis seperti [p¯,ξ¯,N(ξ¯)] yang menggambarkan operasi formal dan variabel proposisional.
Pada intinya, buku ini mengembangkan analisis bahasa pemikiran dalam dunia yang mengandalkan satu bentuk umum proposisi.

Setelah buku ini terbit, Wittgenstein malah meninggalkan filsafat, tepatnya pada tahun 1920.
Ia kemudian menjadi tukang kebun, guru, arsitek, dan hal-hal lain karena ia menganggap semua permasalahan filosofisnya telah terjawab di buku Tractatus.

Sembilan tahun berselang, ia kembali ke Cambridge karena karyanya didiskusikan oleh Vienna Circle.
Ia kemudian menjadi pengajar disana dan mengadakan berbagai seminar serta membuat beberapa karya lain seperti Philosophical Investigations (yang mengoreksi buku Tractatus dan lebih menekankan pendekatan holistik-praktis ketika membicarakan bahasa).
Jelang kematiannya pada tahun 1951, ia mengatakan "Katakan pada mereka bahwa aku memiliki hidup yang indah."

Ia menjadi sumber inspirasi bagi penganut logis-positivis sampai sekarang. "Masalah filsafat adalah masalah bahasa." - Wittgenstein
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Power and Knowledge

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!