Seorang Jerman yang tidak dikenal muncul, keras kepala dan sesat, tapi tidak bodoh
Pernyataan Russell ini sangatlah akurat.
Pada Perang Dunia I, Wittgenstein bergabung dengan tentara Rusia dan ia ditawan pada tahun 1918. Masa inilah dimana karya Tractatus Logico-Philosophicus dibuat.
Mari kita perdalam.
Gagasan ini dinyatakan dalam beberapa poin seperti ini
1.1 Realitas adalah kesatuan atas fakta, bukan atas objek
2 Apa yang ada (fakta) menggambarkan adanya fakta atomis
2.01 Fakta atomis tersusun atas relasi objek-objek
2.032 Cara objek-objek berelasi dalam sebuah fakta atomis menggambarkan struktur fakta atomis
2.033 Sebuah bentuk adalah kemungkinan dari struktur
Maksudnya apasih semua ini?
Misalnya gini.
Diawali dengan pembahasan mengenai dimensi metafisis TLP, Wittgenstein meneruskan pembahasannya mengenai ranah bahasa dan makna. Pikiran dan proposisi, menurut Wittgenstein, dapat dimengerti sebagai gambar.
Di dalam TLP, bahasa ditujukan sebagai representasi atas realitas, dan dengan bahasa, potongan-potongan realitas berdiri sebagai gambar. Sehingga, terdapat batasan yang kentara antara realitas dan bahasa.
Sulit memahaminya?
Setelah buku ini terbit, Wittgenstein malah meninggalkan filsafat, tepatnya pada tahun 1920.
Sembilan tahun berselang, ia kembali ke Cambridge karena karyanya didiskusikan oleh Vienna Circle.
Ia menjadi sumber inspirasi bagi penganut logis-positivis sampai sekarang. "Masalah filsafat adalah masalah bahasa." - Wittgenstein
1. plato.stanford.edu/entries/wittge…
2. en.wikipedia.org/wiki/Tractatus…
3. iep.utm.edu/wittgens/
Konten oleh @NathPribady