My Authors
Read all threads
Gus Miek: Tercemar di Mata Manusia, Harum di Langit

#CeritaPertama
Suatu hari, Gus Miek (Kyai Hamim Djazuli Kediri) dgn diikuti Gus Farid (kerabatnya) bertandang ke diskotek. Di sana, Gus Farid mencoba menutupi identitas Gus Miek agar tdk dilihat dan dikenali pengunjung diskotik
“Gus, apakah jama’ah sampeyan kurang banyak? Apakah sampeyan kurang kaya? Kok mau masuk tempat seperti ini?” tanya Gus Farid kemudian. Gus Miek agak gusar dgr pertanyaan orang terdekatnya, yang telah puluhan tahun mengikutinya.

“Apalah arti sebuah nama?..kata beliau.
..paling mentok, nama Gus Miek hancur di mata umat.
Semua orang yg di tempat ini, di diskotik ini, juga menginginkan Surga, bkn hy jamaah (kaum santri dan bersarung) saja. Tetapi, siapa yg berani masuk ke tempat seperti ini? Kyai mana yang berani?” kata Gus Miek.
Memang, setiap kali Gus Miek masuk bar, diskotek, ataupun tempat2 "hiburan pelepas penat", ada saja orang2 yang mengerubunginya, masing2 mengadukan permasalahan kehidupannya. (Dan berapa banyak, hidayah masuk ke dlm hati org2 tsb hingga mrk bertaubat)
#CeritaKedua

Di Semarang, era 70-an, pernah ada surga perjudian, namanya NIAC, tapi jadi neraka perjudian setelah “dihancurkan” oleh Gus Miek. Begitu pula dengan BONANSA dan THR, yang terkenal memiliki bandar dan backing yang kuat. Padahal org2 PPP berthn2 tak mampu menutupnya
Lalu bgm Gus Miek mampu? beliau kerap menyambangi NIAC maupun THR, di sana ia turut bermain, dgn segala kelebihannya, ia mampu menang di hampir semua permainan. Cukong2 pun menanggung kekalahan sgt besar.

Krn kekalahan demi kekalahan, para Bandar ini mengalami kerugian, bangkrut
..pada akhirnya, tempat perjudian ini pun hancur dgn sendirinya. Hancur dari dalam.

Uang hasil kemenangan perjudian tak pernah dinikmati Gus Miek. Beliau pernah bawa satu kantong terigu penuh uang, lalu berkata kpd Shodiq, salah satu ‘santrinya’ dari Pakunden-Blitar,..
..“kamu jangan ikut menikmati. Uang ini tidak bisa kita makan. Uang ini sudah ada yg berhak”.

Kemudian Gus Miek berkeliling naik becak, uang itu disebar di sepanjang jalan utk para tukang becak dan penjual kopi di pinggir jalan.
Terkadang Gus Miek bertingkah ‘khariqul-adah’ (di luar kebiasaan), namun ia sangat keras melarang pengikutnya untuk meniru tingkah lakunya. Dia ttp perintahkn santrinya untuk shalat dan menghindari maksiat. Krn ini perbuatan Kaum Khawwas (kaum yg khusus), kt blm capai maqam itu.
#CeritaKetiga

Suatu pagi di kota Kediri, Gus Miek beserta Miftah (Garum, Blitar) berjalan2 naik sepeda. Di tengah jalan, tiba2 Gus Miek mengajak berhenti.

“Miftah, kamu nanti ikut salaman dgn orang itu,” katanya sambil menunjuk pengemis yg tidur di emper dan sdg minta2.
Gus Miek kemudian memberi salam ke pengemis itu.

“Lho, kok kamu, Gus?!”, kata pengemis.

“Iya, Mbah”, sahut Gus Miek.

“Di sana lho, Gus, ada warung murah, tetapi masih ada yg lebih murah lagi”, ujar pengemis.

“Iya, Mbah. Hanya itu saja Mbah?”, tanya Gus Miek.
“Iya, Gus” jwb pengemis itu sambil berlalu.

Setelah pengemis itu pergi, Gus Miek bilang ke Miftah, “Tah, orang itu adalah orang yang terbalik”

“Terbalik gimana, Gus?”, tanya Miftah keheranan.

“Maksudnya, kelak di Akhirat dia ga kayak gitu; tidur di emperan kaya di dunia ini.
Kyai Mahrus Ali (Lirboyo-Kediri) nyari orang itu 2 thn ga ketemu, kalau aku sering ketemu dia”, kata Gus Miek.

“Kok menunjukkan warung murah, Gus?”, tanya Miftah lagi.

“Ya, itu nasihat dia agar aku GA BOLEH TAKABUR. Tapi, aku kan masih muda, ya ga bisa kalo ga takabur hehe..
....sdg dia sudah tua, ya pasti bisa ga takabur”, jwb Gus Miek.

Terakhir, Gus Miek berpesan ke Amar Mujib (santri Ploso-Kediri yang sering mengikutinya),
“Jangan sekali2 buruk sangka dgn siapapun. Apabila ada org minta sumbangan, anggaplah ia bagian dari orang shalih..
(minal sholihin). Bila ada pengemis minta2, anggaplah ia bagian dari kaum arifin (minal arifin).

Bila ada kyai minta sumbangan, anggaplah dia bagian dari orang2 berpengetahuan luas (minal alimin). Kalau sudah begitu, mintalah doa restu”.
Disadur dari biografi Perjalanan dan Ajaran Kyai Hamim Djazuli, “Gus Miek”,
susunan M. Nurul Ibad. Dgn editan dari saya utk penyesuaian twits tanpa mengurangi maknanya.

Semoga bermanfaat dan Lahul Fatihah utk Gus Miek.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Hafidz ALATTAS

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!