#CeritaPertama
Suatu hari, Gus Miek (Kyai Hamim Djazuli Kediri) dgn diikuti Gus Farid (kerabatnya) bertandang ke diskotek. Di sana, Gus Farid mencoba menutupi identitas Gus Miek agar tdk dilihat dan dikenali pengunjung diskotik
“Apalah arti sebuah nama?..kata beliau.
Semua orang yg di tempat ini, di diskotik ini, juga menginginkan Surga, bkn hy jamaah (kaum santri dan bersarung) saja. Tetapi, siapa yg berani masuk ke tempat seperti ini? Kyai mana yang berani?” kata Gus Miek.
Di Semarang, era 70-an, pernah ada surga perjudian, namanya NIAC, tapi jadi neraka perjudian setelah “dihancurkan” oleh Gus Miek. Begitu pula dengan BONANSA dan THR, yang terkenal memiliki bandar dan backing yang kuat. Padahal org2 PPP berthn2 tak mampu menutupnya
Krn kekalahan demi kekalahan, para Bandar ini mengalami kerugian, bangkrut
Uang hasil kemenangan perjudian tak pernah dinikmati Gus Miek. Beliau pernah bawa satu kantong terigu penuh uang, lalu berkata kpd Shodiq, salah satu ‘santrinya’ dari Pakunden-Blitar,..
Kemudian Gus Miek berkeliling naik becak, uang itu disebar di sepanjang jalan utk para tukang becak dan penjual kopi di pinggir jalan.
Suatu pagi di kota Kediri, Gus Miek beserta Miftah (Garum, Blitar) berjalan2 naik sepeda. Di tengah jalan, tiba2 Gus Miek mengajak berhenti.
“Miftah, kamu nanti ikut salaman dgn orang itu,” katanya sambil menunjuk pengemis yg tidur di emper dan sdg minta2.
“Lho, kok kamu, Gus?!”, kata pengemis.
“Iya, Mbah”, sahut Gus Miek.
“Di sana lho, Gus, ada warung murah, tetapi masih ada yg lebih murah lagi”, ujar pengemis.
“Iya, Mbah. Hanya itu saja Mbah?”, tanya Gus Miek.
Setelah pengemis itu pergi, Gus Miek bilang ke Miftah, “Tah, orang itu adalah orang yang terbalik”
“Terbalik gimana, Gus?”, tanya Miftah keheranan.
“Maksudnya, kelak di Akhirat dia ga kayak gitu; tidur di emperan kaya di dunia ini.
“Kok menunjukkan warung murah, Gus?”, tanya Miftah lagi.
“Ya, itu nasihat dia agar aku GA BOLEH TAKABUR. Tapi, aku kan masih muda, ya ga bisa kalo ga takabur hehe..
Terakhir, Gus Miek berpesan ke Amar Mujib (santri Ploso-Kediri yang sering mengikutinya),
“Jangan sekali2 buruk sangka dgn siapapun. Apabila ada org minta sumbangan, anggaplah ia bagian dari orang shalih..
Bila ada kyai minta sumbangan, anggaplah dia bagian dari orang2 berpengetahuan luas (minal alimin). Kalau sudah begitu, mintalah doa restu”.
susunan M. Nurul Ibad. Dgn editan dari saya utk penyesuaian twits tanpa mengurangi maknanya.
Semoga bermanfaat dan Lahul Fatihah utk Gus Miek.