Yang ga percaya cerita barokah para Wali, di skip aja.
HUJAN DI NEGERI HADRAMAUT
Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang) pernah berkunjung ke Negeri Hadramaut Yaman, menziarahi para ulama baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat, ditemani putranya Hb. Muhammad.
Diantara kunjungannya beliau menyempatkan menghadiri Majlisnya Habib Alwi bin Abdulloh bin Syahab di kota Tarim. Seorang pemuka ulama, pemimpin orang2 saleh, wali besar, dan kakek dari alm. Ainut Tarim Hb. Abdullah Syahab yg blm lama wafat.
Foto Hb.Alwi bin Abdullah Syihabuddin
Melihat kedatangan Hb. Ali Al-Habsyi Kwitang, Hb. Alwi bin Syahab langsung menyambutnya dengan penuh kehormatan dan menempatkan Hb. Ali duduk di bagian depan berdampingan dengan beliau.
Berkata waktu itu Hb. Alwi di hadapan jamaahnya yang hadir di Majlisnya:
"Sekalian hadirin kita telah kedatangan seorang Alim Ulama dari Jawa dari Bandar Betawi yang namanya sudah tidak asing lagi di ini negeri yaitu Hb. Ali bin Abdurrahman AlHabsyi Kwitang. Atas kehadiran beliau, kami meminta ke Hb. Ali utk mohon kpd Allah agar turunkan air hujan..
..di negeri kita karena sudah cukup lama tidak turun hujan yang menimbulkan kekeringan di mana2 dan kita minta kepada tetamu kita ini untuk berdoa mohon kpd Allah atas niat tersebut".
Hb. Ali sontak menolaknya krn beliau dtg justru ingin mengambil barokah dan doa dari beliau.
Tapi karena dipaksa, akhirnya Hb. Ali memanjatkan doa juga.
Selesai memanjatkan doa, Majlis dilanjutkan kembali oleh Hb. Alwi bin Syahab. Lalu cuaca terlihat mulai mendung, Hb. Alwi berkata kpd yang hadir:
"Sepertinya Majlis kita cukupkan saja krn sbntr lagi akan turun hujan".
Sesaat setelah bubar Majlis, hujan turun dengan lebatnya dan Hb. Ali bermalam di rumah Hb. Alwi.
Karena hujan deras tak kunjung reda dan itu berlangsung hampir satu hari, akhirnya bbrp jamaah mewakili penduduk Tarim meminta Hb. Alwi bin bin Syahab bicara kpd Hb. Ali Kwitang...
...meminta beliau bermohon lagi kpd Allah, agar hujan yang begitu lebat itu dialihkan ke wadi atau sungai2 saja.
Permintaan ini diiyakan Hb. Alwi, beliau lalu berkata: "Ya Habibana Ali, mohonkan ke Allah agar hujan ini diturunkan di pinggiran kota saja..
..yang tidak ada rumah rumahnya, karena kalau tidak rumah2 kami ini yg terbuat dari tanah kalau hujan terus menerus begini bisa2 rusak. Ya Hb. Ali mohonkan lagi kpd Allah dgn hal yang demikian", pinta Hb. Alwi.
Mendengar permintaan itu, Hb. Ali menengadahkan tangannya tinggi2,
...seraya berdoa kpd Allah, dan selesai berdoa, SubhanAllah atas ijinNya, hujan pun berangsur2 menjauh. Rumah2 warga negeri Tarim pun aman dari kerusakan. Namun tanaman mendapatkan air, sumur2 terisi semua.
Melihat hal itu, dipeluklah Hb Ali Kwitng oleh Hb. Alwi seraya berkata:
.." : "Ya Habib, antum Mujabatud Da'wah, beruntung sekali negeri yang kau ada di dalamnya". 😭
ROBBI FANFA'NA BIBARKATIHIM
WAHDINAL HUSNA BI HURMATIHIM
WA AMITNA FII THORIQOTIHIM
WA MUAFATIM MINAL FITANI
Kisah ini disampaikan lgs oleh putra beliau Hb. Muhammad bin Ali Habsyi.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Di samping seorang Sufi, Syeikh Abu Yazid Al Bustami juga adalah Guru Mursyid tasawuf. Diantara muridnya, ada seorang yang rajin mengikuti pengajiannya.
Suatu saat, muridnya itu mengadu ke Syeikh Abu Yazid: “Guru, aku sudah beribadah 30 thn lamanya.
*Foto hanya ilustrasi.
aku shalat malam dan puasa setiap hari, dan aku tinggalkan syahwatku, tapi anehnya, aku belum menemukan pengalaman ruhani yang Guru ceritakan. Aku belum pernah saksikan apa pun yang Guru gambarkan".
Syeikh Abu Yazid menjawab: “Sekiranya kau puasa dan beribadah selama 300 thn pun
kau takkan mencapai satu butir pun dalam ilmu ini”.
Sang Murid pun heran : “Mengapa, Wahai Tuan Guru?"
“Karena kau tertutup oleh eksistensi dirimu,” jawab Syehk Abu Yazid.
“Apakah ada obatnya agar hijab ini tersingkap?” tanya sang murid.
(Kyai Haji Ma'shum bin Ahmadun, atau di kenal dengan nama Mbah Kyai Ma'shum Lasem)
Jika kehilangan barang lekaslah membaca amalan dari Mbah Ma'shum Ahmad, yang insyaAlloh mujarab. Sudah banyak yang membuktikannya.
Buktikan sendiri keajaiban dlm hidupmu setelah mengamalkan amalan dari beliau. Dgn membaca penggalan ayat dari surah Ad'dhuha ayat 7.
“WA WAJADAKA DHOOOLAN FA HADAA”
(dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk)
Ayat tsb di baca 8x, insyaAllah
barang kita yang hilang akan kembali, atas ijin Allah, atau setidaknya akan digantikan dgn yang baru.
📸: Mbah K.H. Ma'shum Ahmad Lasem (tengah), ketika hendak memasuki gedung persidangan Muktamar NU ke XXV di Surabaya, Desember 1971, dengan dituntun oleh muridnya, Imron (kiri)
Dialah Fida, anak perempuan berkerudung saat berlari kencang di video yg tersebar di medsos ketika awal2 terjadi erupsi Semeru. Itulah video yg bikin saya tersentak betapa gawatnya situasi saat itu. Awan abu-abu yg membumbung tinggi siap menyergap.
Saat itu Fida sedang mengaji seperti biasanya, sampai tiba-tiba gemuruh letusan Semeru pun menyentak semua orang, sang ustad langsung menginstruksikan murid-muridnya untuk melarikan diri.
Insting Fida yang saat itu sangat takut membuat dia lari sekenceng2nya.
Lari dan terus berlari.
Masjid lain menjadi pilihannya untuk berlindung, tempat yg membuat dia merasa menjadi aman akan ancaman bahaya.
Seluruh orang kalut akan kengerian saat itu, aroma kematian sudah didepan mata dan Fida entah dimana tidak diketahui oleh sanak keluarganya.
Imam Hasan Al-Bashri ra berkata : “Aku mendatangi seorang pedagang kain di kota Mekah untuk membeli baju, aku lihat si pedagang memuji barang dagangannya dan suka sekali bersumpah. Aku pun meninggalkannya dan berkata di dalam hati,
"Tidaklah layak membeli dari orang macam itu." Lalu aku pun membeli baju dari pedagang lain.
2 th berlalu, aku pergi lagi ke kota Mekah utk berhaji dan bertemu lagi dgn pedagang itu. Tetapi, aku tidak lagi mendengarnya memuji2 barang dagangannya dan dia tidak lagi suka bersumpah
Aku pun penasaran lalu bertanya kepadanya:
“Bukankah kau adalah orang yang 2 tahun lalu pernah berjumpa denganku?”
Setelah mengingat pedagang itupun berkata :
“Iya, benar"
Aku bertanya lagi: “Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang ini?...
Habib Ahmad bin Jindan (saat maulid di al-Fachriyah hari ini) menceritakan sebuah kisah indah ttg Rasulullah.
Bertahun2 sblm Fathul (Penaklukan) Mekah, Nabi ingin masuk ke Ka'bah namun tdk dibukakan oleh Utsman bin talhah, pemegang kunci yg saat itu jg memusuhi Rasulullah.
"Biarkan aku masuk," kata Rasulullah. "Tidak wahai Muhammad," jawab Usman bin Talha, "jika engkau masuk maka yg akan terjadi adalah kehancuran".
"Dengarkan aku Ustman, hari aku tidak dapat masuk tapi suatu saat kunci itu akan berada di tanganku dan aku akan memasuki Ka'bah,
dan ketika aku memasuki Ka'bah maka yang akan terjadi kedamaian dan keselamatan". Sejak itu Nabi tdk pernah memasuki Ka'bah, hingga terjadi peristiwa Fathul Mekah.
Saat itu rasulullah berada di puncak kekuasaan dan kekuatan Islam. Tak ada satupun kaum Quraisy yg berani,