Thread by @logos_id

Seorang filsuf kaya raya yang bergumul dengan depresi dan rasa pesimis yang tinggi. Pemikirannya tentang dunia sebagai ide dan kehendak mengubah banyak pola pikir manusia kala itu, ialah

Arthur Schopenhauer!

- a thread!

Schopenhauer merupakan salah satu filsuf abad ke-19 pertama yang berpendapat bahwa alam semesta bukalah tempat yang rasional. Terinspirasi dari Plato dan Kant, Schopenhauer menekankan bahwa dalam menghadapi dunia, kita harus meminimalkan hasrat alami.

Ini dilakukan demi mencapai kerangka pikiran yang lebih tenang dan mempunyai kecenderungan menuju kebaikan (beneficence) universal. Dianggap sebagai seorang pesimis, Schopenhauer menganjurkan cara-cara mengatasi kondisi manusia yang penuh frustasi dan menyakitkan secara mendasar.

Cara-cara ini lebih tepatnya ialah berupa bentuk-bentuk kesadaran secara artistik, moral, dan asketis. Semenjak kematiannya pada tahun 1860, filosofi beliau memiliki daya tarik khusus bagi orang-orang yang bertanya tentang makna hidup.

Karya terpenting Schopenhauer semasa hidupnya ialah The World as Will and Representation yang diterbitkan pada tahun 1818. Semasa hidupnya, karya Schopenhauer tidak laku, orang-orang baru sadar akan betapa mengesankannya buku beliau menjelang akhir hidup Schopenhauer.

Pemikiran Schopenhauer dapat kita mulai dari konsep dunia sebagai kehendak dan bayangan. Dalam filsafat Barat dan Timur, terdapat pembedaan antara dua buah realitas. Misalnya, dunia idea Plato. Pemikiran ini sebenarnya banyak terinspirasi dari Kant.

Kant membagi dunia ini menjadi:

1. Dunia fenomenal
2. Das Ding an Sich (dunia dibelakang dunia fenomenal), bidang noumenal

Dalam hidup manusia, kita hanya dapat mengetahui bidang fenomenal ini, sedangkan dunia dibelakangnya tertutup bagi kita.

Nah, Schopenhauer bilang bahwa noumenal itu bukan sebuah Ding an sich, tapi kehendak (will). Kehendak yang dimaksud ialah realitas yang transendental, realitas pada hakikatnya merupakan kehendak. Dunia adalah kehendak (will) dan bayangan (imagination).

Kehendak yang dimaksud oleh Schopenhauer tentu bukanlah tentang Tuhan, karena dia ateis. Kehendak itu merupakan realitas pada dirinya sendiri. Nah, untuk memaknai hal ini kita bisa ambil contoh tentang kehidupan yang ada di alam semesta.

Kita dapat melihat bahwa ada binatang dan pohon, kalau memperhatikan lebih dalam lagi kita bisa melihat binatang kecil, bahkan ketika memakai mikroskop kita dapat melihat bakteri-bakteri. Semuanya ini ialah mahluk hidup, yang bergerak, bertumbuh, berkembang, mati.

Hidup itu semua dimaknai sebagai kekuatan yang ada dalam setiap organisme, bukan seorang pribadi yang bertindak (layaknya pembuat arloji yang menyetel ciptaannya agar dapat berjalan sendiri). Hidup itu kekuatan tanpa bentuk yang menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan.

Dunia dengan segala isinya merupakan manifestasi sebuah energi yang buta, seakan-akan dimotori oleh kekuatan yang anonim. Seluruh dunia ialah satu dan sama, yakni kehendak.

Lalu, apa yang membedakan manusia dengan tumbuhan dan organisme-organisme kecil itu?

Schopenhauer bilang, manusia itu hidup secara terpisah dalam ruang dan waktu, kita mempunyai individualitas. Tapi, secara noumenal, kita gapunya individualitas maupun kesendirian ini. Karena itu, ketika kematian datang, kita sama-sama habis seperti yang lain.

Filsafat yang sangat rumit ini ialah bagian pertama dari buku The World as Will and Representation, yang membicarakan tentang epistemologi. Tiga bagian selanjutnya membahas ontologi (terkenal dengan principium individuationis), estetis, dan etis.

Pada kesempatan yang lain, kita akan mengulas tentang pesimisme Schopenhauer. Hampir semua karya Schopenhauer penuh dengan kritik, tetapi ini tidak membuat kita harus melewatkan pemikiran beliau yang sangat unik.

Sumber:

1. plato.stanford.edu/entries/schope…
2. Pustaka Filsafat 13 Tokoh Etika (Franz Magnis Suseno)
3. en.wikipedia.org/wiki/The_World…

Konten oleh @NathPribady