My Authors
Read all threads
Pagi2, baca WA, dari seseorang yang mengaku jurnalis sebuah media, dan ingin meminta pendapat saya soal fenomena buzzer.

Tidak saya jawab, krn bagi saya buzzer, bukan masalah. Buzzer adalah istilah netral utk para pendengung, yang sudah sangat lama dikenal dalam dunia pemasaran
Buzzer sekali lagi, bagi saya, adalah istilah yg netral2 aja. Tentang org yg punya pengaruh untuk menyuarakan sebuah kepentingan, entah karena tergerak dengan sendirinya, atau ada imbal baliknya.

Kok tiba2 terdistraksi oleh ingatan ttg ghost writer... ✌🏼✌🏼✌🏼
Ibarat lonceng yang digunakan sebagai alat utk mengumpulkan banyak orang dinsuatu tempat dengan tujuan untuk menyampaikan suatu pengumuman. Itulah buzzer.

Tukang obat yang berteriak-teriak di lapangan terbuka? Anda mau menyebutnya buzzer, silakan saja..,
Dalam konteks medsos, buzzer bisa memoromosikan, mengkampanyekan -- atau istilah yang paling saya suka -- mendengungkan sesuatu, entah produk atau isu tertentu melalui postingan di akun medsosnya.

Dibayar atau tidak, itu urusan lain.
Akun buzzer, biasanya cukup aktif melakukan kegiatan di medsos, update status atau berkomentar tentang sesuatu -- yg kadang lgsg bisa ditebak -- krn mendengungnya bareng2 spt dikomando atau sdh ditentukan masa-masanya.
"Keunikannya", akun buzzer kerap didukung oleh akun lain yang juga digerakkan oleh dirinya sendiri, agar cuitannya makin mendengung. Satu, dua, tiga akun dirinya sendiri dengan nama lain, itu bebas-bebas saja...
Buzzer dg akunnya mempromosikan suatu produk atau isu tertentu ke publik dengan tujuan agar followernya terpengaruh atau setidaknya, mengetahui informasi tersebut. Ia akan mempublikasikan konten tertentu selama masa waktu tertentu sesuai kesepakatan dg pihak pengguna jasanya.
Kerap timbul masalah, atau polemik, atau apa pun istilahnya, jika ada "tuntutan" utk memviralkannya, dan lalu kemudian muncul hal2 aneh demi viral, click bait dll...

Jd ingat youtube "aku bukan boneka.." kenapa terdistraksi begini ya...
Tapi sekali lagi, bagi saya, buzzer ya istilah yg netrak2 saja. Teringat kalimat alm Mas Nukman ttg hal itu. Dan biasanya buzzer itu punya kriteria tertentu, sehingga diminta untuk menjadi pendengung...
Jumlah followernya harus banyak, sehingga pernah di satu waktu, ada yg menjual dan membeli follower palsu yang sejatinya hanya menambah jumlah follower tapi akunnya tak bergerak. Skrg gak laku lagi, krn mudah terdeteksi, dan pengguna jasa tak lg mudah dikelabui.
Pendengung sejati mudah dihubungi oleh klien. Ia memang menyediakan waktu yg banyak agar mudah dihubungi, sekaligus waktu yg banyak utk membalas atau merespon komentar yg masuk. Pendengung sejati tahu konsekuensi itu, dan jg tak bersumbu pendek. Tenang aja.
Ya pendengung yang "baik", anger management-nya baik. Gugus kendali emosi dan moodnya sangat baik. Sehingga, sanggup merespon pertanyaan dan komentar dengan positif.
Dan ketika menerima kontrak dg klien, pedengung hrs bertanggungjawab dan berkomitmen utk menjalankannya sepenuh hati. Dan tidak demi "word of mouth" yg lebih besar lalu melakukan hal2 yg aneh2 sehingga pesan yg disampaikan malah jd rusak dan kontra produktif
Yg gampang kalut, bersumbu pendek, biasanya pendengung yg tidak memiliki "product knowledge" yg mumpuni. Asal terima saja, cuit, dan tidak paham apa yg dicuitkan, tdk mampu merespon dengan tenang, dan sebaliknya, kalut dan terpancing ngamuk. Kontra produktif.
Atau jadi kalut krn kliennya kalut, sebab kliennya juga hanya klien dari klien....

Paham, kan maksud saya.
Dengan product knowledge yg baik, maka pende gung dpt menjelaskan produk atau isu tertentu yang diangkat sehingga menghasilkan dampak yg lebih besar.
Pendengung yang baik, pasti seorg oemikih. Tidak mau mende gungkan hoaks, ujaran kebohongan, kebencian dan caci maki.

Dan....

Tahu konsep AIDA Model dlm dunia marketing. Attention, Interest, Desire dan Action.
Sekali lagi, silakan kutip saja cuitan2 sy ini kalau ingin bertanya pe dapat saya ttg para pendengung. Bagi saya istilah buzzer adalah istilah yang netral.
Asyik2 aja, santai2 saja.

Sy jd ingat ketika selama 8 th bpsaya bekerja di biro iklan, yg produknya bertagline:

"buat anak, kok coba-coba..."

Mau jd pendengung?
Jangan semata coba2, bakal kalut sendiri nantinya. Apalagimkl kliennya juga cerewet dan superkalut
Oh iya, ketika saya bertanya apa sinonim kata "buat", jgn dijawab "bikin", ya.

Karena "buat anak, kok coba-coba", jelas beda dengan "bikin anak kok, coba-ciba."

Selamat pagi.
Mari terus mendengungkan kebaikan dan kebenaran.
Ya Allah banyak typo. Pendengung yg baik, jgn bikin typo.

Ini yg benar:

Pendengung yang baik, pasti seorg pemilih. Tidak mau mendengungkan hoaks, ujaran kebohongan, kebencian & caci maki.

Dan....

Tahu konsep AIDA dlm dunia marketing. Attention, Interest, Desire dan Action.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with IG : kangmaman1965

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!