, 84 tweets, 12 min read
My Authors
Read all threads
TUMBAL HUTAN ARAI

Based on true story

A THREAD

Horror story by
@annograph

@bacahorror @bagihorror @IDN_Horor
#bacahorror
Kali ini, adalah cerita yang disampaikan langsung oleh ibuku. Setelah mendapat ijin dari beliau untuk memaparkan ulang pun sekaligus mengenang almarhum rekan kerjanya dahulu.

Aku akan bercerita sebagai sudut pandang orang pertama / ibuku.
Kalimantan Barat, 1990.

Arai, seorang pegawai operator alat berat salah satu perusahaan Plywood terbesar di Indonesia.
Sebagai gambaran, perusahaan ini membangun camp tarik untuk para pegawainya di wilayah Hutan Tanaman Industri.
Yang mana di dalam rimba tersebut terdapat beberapa block (Wilayah Industrinya) juga logpond / tempat tumpukan kayu yang sudah ditebang.
gambar dari google* (Camp Tarik)
Malam itu, Arai mendatangi aku di camp pegawai wanita. Bercerita tentang rencananya untuk melamar kekasihnya Nara.

Penduduk kampung setempat dan juga merupakan seseorang yang ku kenal.
“Num, aku mau melamar Nara. Sudah kusiapkan semuanya, mungkin minggu nanti aku sama Su Demong ke rumah Nara.” Ucap Bujang –
(Su=Paman. Dari kata usu/bungsu sebagai paman/bibi termuda).

Su Demong sendiri adalah paman dari Arai, dialah yang mengajak arai bekerja di perusahaan itu.
“Dah yakin benar kah kau rai?.” Tanyaku

“Udah num, Nara pun dah siap.” Jawab Arai kemudian

“Bagus lah kalau udah yakin, aku bantu apa ni?” tanya ku lagi

“Ndak ada, nanti kalau aku perlu bantuan pasti aku bilang num. Minta doa jak dulu.” Ujar arai
“Pasti lah aku doakan, semoga lancar ya rai..” ucapku

“Makasih num, makasih banyak. Aku pulang dulu. Sampai ketemu besok di logpond.” Kata arai mengakhiri perbincangan malam itu.
Camp tarik, berada di tengah hutan rimba bersebelahan dengan sebuah Dusun kecil.
Yang mana segala hal berbau mistis, adat maupun tradisi masih sangat dipegang erat disana.

Semua pantangan jangan dilanggar, karena bisa berakibat fatal.
Sepekan berlalu, Arai pun melamar Nara dan melangsungkan pertunangannya.

Sebagai pegawai perusahaan yang memiliki penghasilan lumayan besar, arai memenuhi sekian banyak syarat melamar gadis pujaan hatinya tersebut.
Beberapa ekor sapi dan babi, emas, kain, dan sebagainya. Acara berlangsung khitmad, satu langkah lagi Arai akan secara resmi memperistri Nara.

Aku, sahabat Arai merasa sangat berbahagia.
Bukannya apa, Arai termasuk bujang tua. Sudah berumur namun terlambat menikah.
Pada suatu hari

“Rai, Jadi kapan lah kau nikah?” tanyaku saat jam istirahat di logpond

“Bulan depan Num rencananya. Biar aku sempat ngumpulkan uang juga untuk jemput umak sama apak aku di kampung.” Jawab Arai
“Ohh iyalah, ndak usah terlalu lama kalau dah betunang. nanti bisa di ambil orang.” Ujarku bercanda sambil tertawa

“ah kau ni, kalau dah jadi punya aku tu ndak akan jadi punya orang lain. Biarpun aku mati.” Kata Arai kemudian
“Haha, aku mau ke pembibitan dulu. Ada mayang bawakan aku bekal makan siang.” Kataku sembari berlalu meninggalkan Arai.

Waktu berlalu sepekan, 2 pekan. Hingga tibalah pada musim menuai padi bersamaan dengan musim penghujan.
Yang cukup sering terjadi di dusun ini adalah apabila datang musim hujan, maka akan sering terjadi pula hujan panas. Sedang adat dan tradisi yang berlaku adalah para penduduk desa harus melaksanakan upacara adat menuai juga kewajiban melakukan upacara tolak bala/selamatan oleh--
para petinggi perusahaan-perusahaan yang ada disekitarnya sebagai bentuk syukur dan salah satu cara untuk buang sial.

Yaitu dengan cara berdoa bersama dan potong kambing dalam jumlah ganjil. Biasanya sebanyak 3 ekor.
Sayang sekali, terlalu seringnya pergantian pimpinan pada perusahaan kayu ini membuat segala adat tradisi sebelumnya dilaksanakan malah terlupakan secara tidak sengaja.
Upacara tolak bala pun terabaikan.
parahnya lagi, tak ada satupun pegawai perusahaan yang mau mengingatkan hal tersebut kepada pimpinan.
**********

Hujan panas saat itu, bisa berhari-hari terjadi. Para pekerja sibuk menyelipkan selembar daun rumput ke telinga, supaya tidak diganggu setan katanya.
Arai yang memang bekerja 1 logpond denganku memulai pembicaraan baru

“Num, Su Demong ngajak aku bawa harvesting (alat berat pencapit kayu) di logpond block 2. Besok mulainya.” Kata Arai

“Kok mendadak rai?.” Tanyaku
“Kata Su Demong, operator yang kemaren kecelakaan. Jadi aku gantikan sementara sampai dapat operator baru.” jawabnya

“Ndak kah kau jauh nanti pulang balek dari Block sini ke block 2??.” Tanyaku lagi.
Block 2 memang berada jauh masuk ke dalam rimba.
Hanya ada jalan setapak tanah kuning dan tentu saja tak ada penerangan menuju kesana pada malam hari.

“Usu sih nyuruh aku tidur d sana sekalian. Tp nanti dah ada operator baru ya aku pindah kesini lagi." Ucapnya menjelaskan
“Ohh, iyalah, hati-hati jak kau disana. Sering-sering main kesini ajak usu.” pesanku melanjutkan.

“Okee..” jawabnya.

Arai pun pindah logpond ke Block dimana Su demong bekerja
pic by google (Harvesting)
Dari hari pertama ia mengerjakan semua pekerjaan operator lama dibantu oleh su demong selaku kepala operatornya, semua berjalan lancar tanpa hambatan.

Sampai tiba di hari ketiga, tepat seminggu sebelum hari pernikahannya tiba.
Kala itu magrib dan hujan sedang deras-derasnya, Su Demong meminta arai untuk berhenti bekerja karena sudah menjelang malam

“Rai, stop dulu lah. Udah malam, hujan juga ini. Bisa di lanjut besok.” Ucap Su damong
“Bentar lagi su, ini logging terakhir aku hari ini.” Ujar arai menjawab pamannya. Sebuah ucapan yang mungkin menjadi firasat buruk pada Su Demong

“Udah lah rai, masih ada besok. Nanti kau sakit.” Ucap Usu sekali lagi
“Sabar dulu su. Mendingan usu bantu aku di ujung sana kasi arahan biar cepat selesai.” Pinta Arai.

Su Demong yang mengkhawatirkan keponakannya pun akhirnya dengan setengah hati membantu agar pekerjaan hari ini segera tuntas.
Namun yang terjadi, ketika Su demong memberi arahan kepada Arai untuk memposisikan kayu dengan benar.

Hujan membuat suara Su Demong menjadi samar sehingga Arai salah memposisikan kayu.
kayu yang di jepit oleh arai dengan alat berat menggelongsor tepat menghantam tubuhnya.
Su damong pucat pasi.
Arai meninggal ditempat dengan posisi duduk dan terjepit kayu yang dibawanya sendiri.
Tulang belulang hancur dengan usus yang terburai menjadi pemandangan yang amat menyakitkan bagi Su damong.
Sementara di camp tempatku istirahat, kejadian aneh pun terjadi.
Semua klakson mobil operasional yang ada di block 1 berbunyi tanpa henti semalaman.

Meski sudah diputuskan kabel-kabelnya oleh mekanik, klakson tsb masih juga berbunyi hingga akinya habis.
Pukul 4 subuh, dari campku terdengar sebuah sirine panjang.
Aku bergegas bangun dan membangunkan rekan sekamarku. Mayang dan Isa.

“Yang, sa, bangun. Sirine apa tu coba dengar. Ada yang mati kah?". Tanyaku cepat
“Iya tu kak, tanda ada yang mati tu kak. Ayo kita keluar tanya Pak Nasri (Kepala Logpond Block 1). Kami bertiga kemudian keluar dari camp menghampiri Pak Nasri di pos keamanan.

“Pak ada apa kok sirine panjang?? Siapa yang mati pak??.” Tanya Mayang yang masih mengantuk.
Pak nasri yang tau aku berteman dekat dengan arai langsung menarik tanganku

“Num, kawan kau num. Arai. Arai mati ketimpa gelondong kayu. Hancur badannya num.” Ucap pak Nasri gemetar.
Aku yang mendengar berita itu terduduk lemas. Menangis pun tak bisa.
“Ngapa bisa pak Nas?.” Tanyaku pelan. Yang kupikirkan adalah Nara. Sudah taukah ia??

“Ndak tau num, dia sama Su Demong semalam ujan-ujan masih ngurus kayu.” Pak Nasri menjawab sekenanya.
Tanpa berpikir lama kami langsung menuju ke block 2 untuk melihat kondisi arai.
Remuk sudah, tubuhnya remuk bersama harapan dan mimpi masa depan dengan Nara.

Keesokan paginya, semua orang berkumpul untuk mengantarkan jenazah Arai ke kampungnya utk segera dikebumikan, aku menuju rumah Nara untuk mengajaknya ikut serta
“Ra, ayoklah. Kau ndak mau ikut ngantar kah?.” Tanyaku kepada nara yang begitu shock dan sedih karena pernikahan yang sudah didepan mata gagal terlaksana.

“Ndak kak, ndak kuat aku.” Ucap Nara menangis sesenggukan
“Ayok ra ikut, bahaya kalau kau ndak ikut ngantar nanti Arai bangket (Bangkit).” Ucapku kemudian.

“Ndak kak, biar jak bangket. Ndak peduli aku. Dia pun ndak peduli sama aku kak.” Jawab Nara masih dengan tangisnya yang seperti enggan mereda.
Akhirnya aku memutuskan untuk tidak memaksa nara ikut dan berharap semoga tidak ada kejadian aneh setelah ini.

Namun tak dinyana, malam pertama hari kematian Arai justru menjadi awal mula ricuhnya Camp dan Logpond.
Block 1 malam itu, tepatnya dikamarku - Kamar kami bertiga Mayang dan isa.
Pukul 10 malam kami baru pulang dari kediaman almarhum Arai.

Malam duka itu dipenuhi cerita dari rekan-rekan sesama pekerja.
Hingga menjelang tengah malam kami masih membicarakan kasus kematian Arai.
Sebagian besar rekan kerja kami mengatakan bahwa Arai kecelakaan karena menjadi salah satu tumbal atas lalainya mereka melakukan selamatan untuk Tolak bala.
Tunggu, Salah satu tumbal??? Ya. Benar. \
Tumbal atas lalai tersebut akan memakan korban dalam jumlah ganjil.

Hal ini memang sudah berlaku sejak lama. Naas sekali terulang ditahun ini.
Hingga jam berlalu, aku dan kedua temanku yang telah lelap tertidur.
Aku merasa ada yang merayap di kakiku, dalam keadaan mengantuk kuhentakkan kakiku agar binatang itu pergi.

Tak lama setelahnya mayang terbangun
“Ngapa kau narik selimutku sa??.” Tanya mayang kepada Isa yang posisi tidurnya berada di sebelah kiri mayang.

“Ngapain aku narik selimutmu, aku juga punya selimut sendiri.” Jawab isa lalu melanjutkan tidurnya.
Tak mau ambil pusing, kami bertiga kemudian kembali melelapkan mata. Namun keesokan paginya setelah semua bangun.
Sembari minum kopi, Isa bercerita

“Num, Yang, tau ndak, semalam tu ada Arai bangket. Dia bediri di kaki kita betiga, ususnya kemana-mana.”
Ucap isa sambil menunjukkan bulu kuduknya yang berdiri.

“Hah??? Jangan bohong sa.” Ucapku terkejut

“Ndak num, semalam tu mulutku digosok2 pakai kulit jeruk busuk sebelum si bangket tu narek selimut mayang.
Jangan-jangan yang merayap di kakimu juga kerjaan si bangket tu num.” Jawab Isa

Bulu kudukku ikut merinding mendengarnya

“Ngapa kau ndak cerita semalam sa?.” Tanya mayang lagi
“Ndak berani lah aku yang, aku kira ngapa mulutku masam-masam busuk. Ndak taunya digosok pakai kulit jeruk sama dia. Coba kau liat dikamar tu, ada ku taroh bekas kulit jeruk dekat alquran. Mau tekencing aku pas liat dia tu, mana bau anyir lagi.” Ucap isa melanjutkan
Aku segera ke kamar, ku perhatikan memang ada kulit jeruk busuk didekat alquran samping tempat tidur kami.

__________________________________________
Sudah adatnya, apabila sedang terjadi duka cita maka perusahaan akan libur selama 2-3 hari. Di pagi hari libur pertama itu, kulihat nara dari jauh berlari ke arah camp kami

“Kaak..Kaak danum.” Teriak Nara belum juga menjejak sandalnya kedepan pintu kamarku
“Oyy.. Ngapa ra? Ngapa lari-lari? Dari mana kau?.” Tanyaku keluar disusul Mayang dan Isa

“Kakk danum, semalam Arai bangket kak.” Kata Nara dengan menunjukkan wajahnya yang sedikit panik
Aku, Mayang dan Isa saling pandang. Lalu Mayang bertanya
“Bangket gimana ra?”
“Aku semalam tidur sama Kamsi kak, aku ngerasa ada yang elus-elus rambut. Rupanya kamsi tebangun, kamsi liat Arai lagi ngangkangi kami berdua.” Ucap Nara penuh ketakutan

“Dia ngapain?.” Tanyaku
“Itulah kata kamsi dia yang elus kepalaku, kamsi sampai berak di celana kak. Soalnya badannya hancur. Menggigil takut dia. Aku pun takut kak tadi pas kamsi cerita.” Lanjutnya lagi
Jadilah hari itu camp diramaikan cerita Arai yang bangkit dan mengganggu rekan-rekan di logpond.
Hingga malam ke 40, dari cerita rekan yang lain.
Arai sering kali muncul tengah malam entah di kamar, di dapur, di atas atap membawa ususnya yang berserakan.
Yang paling sering dilakukannya adalah menjatuhkan piring-piring dan menumpahkan air di dapur.
\
Hampir semua rekannya mengalami kejadian tersebut.
Menjelang pukul 1 malam selalu terdengar suara piring berjatuhan di dapur, namun setelah diperiksa tidak ada sama sekali piring yang pecah.

Begitu pula dengan suara air yang dituang dan disiram ke lantai, tidak ada bekas basah dan air dalam kondisi utuh.
Semua takut, semua juga mengesalkan bagaimana lalainya selamatan tahunan itu.
Para petinggi perusahaan yang baru mencoba untuk melaksanakan selamatan meskipun terlambat.
Namun apa mau dikata, Ibarat kata nasi sudah menjadi bubur, ditambah kerupuk pun sudah beda rasanya.
Isu-isu lain menyebutkan bahwa Arai adalah tumbal kedua hutan ini. Siapa 2 lagi?? Ialah orang yang arai gantikan posisinya sebagai operator saat pindah ke Block 2.

Seseorang yang menurut berita terjepit kayu saat proses pemindahan tumpukan kayu ke atas truk.
Hanya pada saat kecelakaan, orang tersebut masih sempat tertolong dan dibawa ke Rumah Sakit.

Namun ajal tak bisa ditebak. Seminggu setelah kematian arai, orang tersebut menyusulnya.
Lalu tumbal ketiga?? Ialah seorang tukang masak dicamp, saat itu exavator berada di depan camp tarik tiba-tiba mundur tanpa ada pengemudinya.

Tukang masak camp yang sedang berjalan menuju camp tidak mengira bahwa exa tersebut tanpa operator.
Ia terlindas dan meninggal ditempat. Ketiga orang tersebut merupakan korban kelalaian terparah selama perusahaan ini disini.

________________________________________________________________
TAMAT
Tunggu, Belum. Flashback on 1979.

Hari itu, hujan panas. Di tempat yang sama, dusun dimana Perusahaan Plywood membuka lahan.
SUmi dan agus adalah pasangan muda yang bisa dibilang belum berpengalaman.
Agus sendiri merupakan pegawai perusahaan disana.

Sumi saat itu tengah mengandung besar berkata pada suaminya,
“Bang, kayaknya sebentar lagi aku mau beranak. Nanti abang bilang sama Nek Ayot ya suruh kesini. Perutku dah mulai sakit.” Ucap sumi berpesan kepada suaminya yang hendak pergi bekerja.
“Iya, pagi ini aku ke rumah Nek Ayot. Kau ndak usah kemana-mana ya.” Jawab suaminya yang dibalas dengan anggukan Sumi.

Pergilah Agus ke rumah Nek Ayot, disampaikannya pesan istrinya dan diiyakan oleh si Dukun beranak tersebut.
Menjelang magrib, hujan yang sedari sore turun malah makin menderas.
Agus belum pulang, Nek Ayot belum datang.
Sementara sumi sudah berada dalam kondisi pecah ketuban.
Sumi yang sendirian pun tanpa perbekalan apa-apa melahirkan dan tak ditemani siapapun.
Persalinan berjalan lancar namun Sumi terkejut, yang keluar adalah bayi bungkus.

Bayinya keluar masih dengan balutan plasenta dan air seperti didalam kantong.
pic by google
. Sumi yang berpendidikan kurang, mengira bahwa bayi yang dilahirkannya merupakan anak jin dan cacat.

Saat agus pulang dalam keadaan basah kuyup, Sumi sambil menangis memperlihatkan kondisi bayinya kepada sang suami.
Agus pun terkejut. Ia, lelaki yang sama kurang pendidikannya juga mengira hal yang sama dengan Sumi.

Bagi mereka hal tersebut merupakan aib yang tidak boleh diketahui oleh penduduk dusun.
Setelah berpikir beberapa saat, mereka berdua sepakat untuk menguburkan bayi bungkus tersebut hidup-hidup di bawah kediamannya.
Hanya dengan berbalut kain panjang saja.
Hari ketiga pasca melahirkan bayi bungkus, Sumi dan Agus memutuskan untuk mengunjungi rumah Nek Ayot, rencananya ingin urut perut karena ada ari-ari jabang bayi yang tertinggal disana.

Sampailah di rumah Nek Ayot
“Masok Sum, Gus..” ucap nek ayot tanpa memperhatikan perut Sumi yang sudah mengempis.

“Nek, aku mau urut perut.” Ucap Sumi.
Nek ayot yang tadinya hendak menyiapkan peralatan untuk melahirkan mendadak melihat kearah sumi.
“Dah melahirkan kah kau??” tanya Nek ayot dengan wajah tegang

“Nek, kami mau cerita. Sebenarnya 3 hari lalu sumi dah melahirkan sendiri. Tapi yang keluar anak jin. Kayak didalam bungkusan. Jadi ku kubur di bawah rumah.” Ujar Agus menjelaskan dengan takut kepada Nenek
“Memang bodoh kalian bedua tu, itu ada bayinya didalam situ!!” Ujar nek ayot marah.

“Ayok kita ke rumah kau, kita gali! liat nanti anak kau sendiri tekubur disitu. Saja bodoh ndak ada otak!.” Lanjutnya.
Sumi dan agus yang terkejut juga cemas terlihat sangat takut dengan amarah nek Ayot, mereka bertiga akhirnya memutuskan langsung menuju tempat dimana bayi mereka dikubur.
Saat setelah digali, terlihat bayi bungkus yang sudah mulai mengering.
Oleh nek ayot jenazah bayi tersebut diangkat kemudian di robek selaputnya.
“Liat lah tu, anak kalian. Ngapa ndak berakal benar jadi manusia.” Ucap nek ayot terdengar pilu.
Sepasang suami istri itu terlihat berkaca-kaca menyesali perbuatannya. Anak yang didamba mati ditangan mereka dan karena kepolosan mereka sendiri.
Jenazah sang bayi akhirnya di kebumikan dengan benar oleh nek ayot dan keduanya.

Namun, ntah kenapa semenjak penguburan ulang itu. Bayi Sumi dan Ayut kerap terdengar menangis tengah malam mengganggu ibu bapaknya.
Hampir setiap hari minta disusui. Ayut dan sumi yang merasa lelah diganggu akhirnya menjadi gila, namun ada yang bilang juga kalau mereka berdua bunuh diri.

Itulah sebabnya mengapa setiap kali musim hujan panas penduduk dusun selalu melakukan upacara adat dan selamatan.
Bagaimana kabar perusahaan tersebut?
Tahun 1996 usai melakukan pembibitan baru, perusahaan tersebut menghentikan pembukaan lahan dan ditutup secara permanen.
Sekarang bekas camp dan logpond kembali menjadi rimba.
#Demikian kisah ini selesai, orang-orang dalam cerita diatas kesemuanya masih dalam kondisi sehat walafiat karena komunikasi yang juga masih terjalin.

Kelak, jika ada waktu akan ku ajak ibuku berkumpul dengan mereka, rekannya dahulu. Sekedar bernostalgia ataupun berbagi cerita.
Hutan selalu memiliki kisah-kisah ciamik yang sulit dilupakan.
Aku tak sabar, akan ada cerita apa selanjutnya.

Sampai bertemu lagi, Salam. 🤠🤠🤠🤠
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Anno 🤸

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!