My Authors
Read all threads
Data Tak Mampu Lagi Berdusta

(sebuah utas)
Ronald H. Coase, seorang tetua ekonomika Inggris, pernah berkata: Kau siksa Sang Data secukupnya, lama-lama dia akan mengaku juga.

(Penafian: @KawalCOVID19 sama sekali tidak mendukung segala bentuk penyiksaan dan perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi & merendahkan martabat)
Sejak pertama diluncurkan, kami di @KawalCovid19 selalu menekankan pentingnya data bagi pembuatan kebijakan, dan bahwa data dan informasi harus disampaikan secara transparan sebagai bagian dari komunikasi krisis yang benar untuk membangun kewaspadaan publik dalam masa pandemi.
Sejak awal sampai sekarang, kami terus berharap akan ada perubahan sikap di kalangan pemangku kebijakan negeri ini terkait transparansi data dan komunikasi krisis yang benar.

Empat bulan berselang, kami belum melihat ada perubahan sikap yang berarti terkait itu.
Sebaliknya, sikap menggampangkan, narasi #kabargembira dan pseudosains terus bergelora, dan tampaknya telah cukup sukses membuat publik lebih “santai”, ikut menggampangkan, dan surut kewaspadaannya.
Tidak percaya? Lihat saja kurva-kurva per provinsi ini. Kurva terus menanjak, walau oleh pak @jokowi sudah diminta untuk turun akhir Mei, apa pun caranya.

Mungkin masih ingat Mei itu kami berseru bahwa dua bulan ini akan bahaya bagi Indonesia. Hari ini, keadaan belum membaik.
Pada akhirnya, Sang Data bicara juga. Terima kasih kepada @tempodotco yang mengupas sengkarut data COVID-19 Indonesia di artikel berikut ini: majalah.tempo.co/read/nasional/…
Di artikel tersebut @tempodotco mengungkap bahwa angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia sudah melebihi 13.000 per Jumat, 3 Juli 2020, hampir empat kali lipat angka resmi “kematian terkonfirmasi” yang dipublikasi @KemenkesRI.
Pun ketika kami menghitung angka kematian ODP+PDP yang dibuka di berbagai situs gugus tugas provinsi/kabupaten/kota, totalnya sudah melebihi 8.000 per 7 Juli 2020. Tentunya kalau ditambah data lengkap dari 34 provinsi, angka kematian ini mestinya akan belasan ribu juga.
Angka ini sudah kami perkirakan. Bahkan angkanya mungkin lebih tinggi lagi karena laporan platform 'RS Online' yang menjadi rujukan artikel @tempodotco di atas tentunya tidak mencakup orang-orang yang meninggal tidak di rumah sakit.
Berbagai data proxy lain, misalnya angka pemakaman dan pemulasaraan, angka tes per sejuta penduduk Indonesia yang masih jauh dari memadai, tingkat kematian balita dan tenaga kesehatan di antara yang tertinggi di dunia, juga mengindikasikan kecenderungan serupa.
Sekarang Anda mungkin bertanya: apa pentingnya kita tau data dan bahwa datanya dapat dipercaya? Selain kita, para cacing data, siapa lagi sih yang peduli angka-angka ini? Apa tidak bosan lihat angka? Apa angka-angka ini masih ada maknanya?
Kami paham, ini sangat melelahkan. Tapi begini. Kami meyakini data yang benar akan membuat orang lebih waspada, akan membantu pemerintah dan perangkat daerah memfokuskan sumber daya terbatas yang dimiliki untuk menyasar wabah dan memasok kebutuhan di titik-titik paling kritis.
Data yang benar juga akan mengampu peneliti untuk membangun kurva epidemi, menghitung rasio penyebaran efektif (Rt), dan melakukan berbagai analisis untuk menekan laju wabah dan menanggulangi dampak yang lebih luas pada kesehatan masyarakat dan, jangan salah, juga ekonomi!
Data yang transparan dan akuntabel juga penting bagi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk membangun “sense of crisis” agar dapat menyusun rencana mitigasi jangka panjang, tidak tergesa-gesa nyemplung ke “New Normal” yang sama sekali tidak New, tidak pula Normal.
Selain yang tersebut di atas, kami juga ingin mengingatkan bahwa transparansi data merupakan KEWAJIBAN HUKUM pemerintah pemerintah sesuai UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
hukumonline.com/pusatdata/deta…
Publik (ya, kita) berhak tahu! Kenapa? Karena data ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Data ini menyangkut nyawa!
Sungguh, kami benar-benar tidak habis pikir: apa sih manfaatnya menutupi data? Selain melawan hukum, perangai tidak transparan dan menutup-nutupi data ini juga membahayakan kepentingan publik.
Benar-benar ada harga berupa nyawa yang dibayar. Belum lagi kerugian ekonomi dan dampak sosial yang harus ditanggung masyarakat, tidak hanya hari ini, tapi mungkin untuk beberapa dekade mendatang.
Bayangkan efek bagi angka imunisasi yang anjlok karena pandemi bagi generasi mendatang. Bayangkan juga kerusakan yang ditimbulkan pada sistem kesehatan yang tertekan. Sudah berapa dokter dan perawat yang gugur dalam tugas? Mereka tidak bisa dicetak di pabrik dalam semalam.
Yang tak kalah penting, perangai ini meruntuhkan kredibilitas pemerintah, tidak hanya di mata publik, tapi juga di mata dunia.
Tanpa kredibilitas, bagaimana mengharapkan publik akan mengindahkan imbauan untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru secara menyeluruh? Tanpa kredibilitas, negara mana yang percaya untuk membuka kunjungan wisatawan ke Indonesia? Tanpa kredibilitas, siapa yang mau berinvestasi?
Kesehatan masyarakat ujung-ujungnya ya ekonomi juga. Mohon ini dihayati dan diamalkan.
Untuk itu sekali lagi kami menyerukan: hentikan perilaku dan mentalitas seperti ini. Anda akuntabel kepada kami, wahai pelayan publik. Buka data apa adanya.

Kami, dan banyak peneliti, akademisi, juga warga masyarakat, siap membantu Anda.
(Sekian utasnya)
Mimin gak tahan lihat typo 🤦🏽‍♂️
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with KawalCOVID19

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!