, 109 tweets, 43 min read
My Authors
Read all threads
PENDAKIAN GUNUNG LAWU DI BULAN PURNAMA

Disambut Penghuni Gunung Lawu

- a thread.

#Lawu
(Juli, 2020) Cerita ini berawal ketika saya memiliki keinginan merefleksikan pencapaian kelulusan saya diperkuliahan. Karena saat itu masih masa pandemi dan baru saja ada kebijakan New Normal dari Pemerintah, tentu saja belum banyak jalur pendakian gunung yang dibuka
Sempat bingung mencari jalur pendakian gunung mana yang dibuka hingga akhirnya saya mendapat kabar jika jalur pendakian gunung lawu via Candi Cetho dibuka. Tak berfikir lama saya pun memutuskan gunung Lawu via Candi Cetho lah yang akan saya daki nanti
#Lawu
Oiya, perkenalkan nama saya Wahyu. Saya mahasiswa disalah satu kampus swasta di Semarang.Sebelumnya saya sudah pernah mendaki gunung Lawu Via Candi Cetho bulan Agustus,2019.Bagi saya gunung Lawu adalah gunung yg menarik dan berkesan ketika di daki, dan diceritakan dikemudian hari
Walaupun dalam hati keinginan saya sebenarnya ingin mendaki gunung Sumbing via Bowongso atau gunung Bismo. Tapi pikirku di masa pandemi dan New Normal seperti sekarang belum tau kapan jalur pendakian gunung akan dibuka normal seperti biasanya
#Lawu
Tak lama, setelah memutuskan Lawu sebagai tujuan saya mengajak kawan yang bernama Aqsal @Aqsal_adi93 sebagai kawan mendaki saya. Aqsal adalah kawan saya yang sebelumnya sudah pernah mendaki bersama di gunung Sindoro dan gunung Merbabu beberapa bulan lalu
#Lawu
Hari H yang ditentutkan tiba, saya dan Aqsal berangkat dari Semarang hari Jum'at sore. Rencana kami akan transit dulu di Surakarta mampir di kontrakan kawan saya disana dan berangkat menuju Candi Cetho Sabtu pagi-pagi lepas shalat Subuh.
#Lawu
Hari berganti, dan Adzan subuh pun berkumandang, tandanya hari yang kami tunggu pun tiba. Tak lama selesai shalat Subuh kami langsung packing ulang Carier, peralatan dan logistik yang dibawa. Jam menunjukan pukul 05.30 kami memulai perjalanan menuju Candi Cetho
#Lawu
Ditengah perjalanan warung soto di pinggir jalan menggoda kami seakan melambaikan tangan agar kami singgah sarapan sebentar disana. Setelah menimbang kondisi pagi-pagi dan perut kami lapar, kami memutuskan sarapan dulu disana. Selesai sarapan, kami melanjutkan perjalanan
#Lawu
Jam menunjukan pukul 8 pagi kami sampai di basecamp pendakian Candi Cetho. Sesampainya disana kami berdua dikagetkan dengan suasana basecamp yang ternyata sangat ramai bahkan nampak sekali pendaki antri untuk masuk ke loket pendaftaran
#Lawu
Setelah parkir motor, saya dan Aqsal cek ulang perlengkapan dan mampir ke warung di sekitar basecamp membeli nasi bungkus untuk bekal kami makan siang nanti di perjalanan. Sembari menunggu antrian pendaki berkurang saya dan Aqsal istirahat sebentar
#Lawu
antrian pendaki menuju loket pendaftaran
Tak terasa jam menunjukan pukul 09.30 dan kami mulai berjalan menuju loket pendaftaran. Namun sialnya antrian pendaki masih banyak dan mengharuskan kami hanyut di dalam antrian itu. Jam 10 saya selesai mengurus simaksi dan dilanjutkan dengan breifing dari petugas basecamp
#Lawu
Breifing ini dilakukan untuk membekali pendaki dalam melakukan pendakian di masa pandemi sekarang ini, pantangan dan protokol pencegahan Covid-19 pun tak luput disampaikan petugas kepada pendaki
#Lawu
Breifing dari petugas basecamp (Jaket Kuning)
pukul 10.30 kami mulai pendakian setelah breifing selesai. Jalur dari basecamp menuju pos 1 berada di samping Candi Cetho, dan masih di dominasi dgn perkebunan warga. Nantinya pendaki juga akan melewati situs peninggalan sejarah lain selain Candi Cetho, yakni Candi Kethek
#Lawu
Candi Kethek
Kondisi medan masih cukup landai dan belum begitu menanjak di awal pendakian ini. Jarak dari Pos I dari basecamp pendakian kurang lebih 1 jam perjalanan. Pukul 11.30 saya dan Aqsal sampai di Pos 1 Mbah Branti, ditandai gubug kecil tempat istirahat dgn banyak pendaki disana
#Lawu
Tanpa istirahat, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Setelah pos 1, jalur mulai memasuki kawasan hutan yang didominasi oleh pohon damar. Trek sedikit lebih menanjak dari sebelumnya
#Lawu
Hampir masuk jam 13.00 siang, kami berdua tiba di pos 2 Brak Seng, kedatangan kami disambut banyaknya pendaki yang istirahat disana. Kami berdua istirahat sebentar di Pos 2 sembari minum dan makan roti yang kami beli sebelumnya
#Lawu
Pos 2 Brak Seng
#Lawu
Kurang lebih 15 menit kami berdua istirahat, saya dan Aqsal pun melanjutkan perjalanan menuju pos 3 dan akan break lama disana.
#Lawu
Pukul 14.30 kami berdua tiba di Pos 3 Cemoro Dowo ditandai dengan adanya mata air yang mengalir deras disana. Tak membutuhkan waktu lama kami berdua mencari tanah lapang dan membongkar Carier untuk beristirahat makan siang dan shalat disana
#Lawu
Mata air pos 3 Cemoro Dowo
#Lawu
Kami berdua menghabiskan waktu lama di Pos 3 sebelum akhirnya pukul 15.45 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 4, jarak dari pos 3 ke pos 4 kurang lebih ditempuh waktu 1,5 jam tergantung kecepatan. Targetnya kami bisa sampai pos 4 sebelum gelap(malam)
#Lawu
karena berdasarkan informasi yang saya terima pendaki dilarang camp atau bermalam di pos 4, selain lokasi pos 4 yang sempit konon di pos 4 ini angker dan banyak beredar cerita mistis pendaki ketika bermalam atau melewati pos 4 saat malam hari
#Lawu
Setelah dari pos 3, jalur didominasi dengan tanjakan terjal dan pohon pinus hutan di kiri kanan. Senja datang mengintip diantara pohon dibelakang kami menandakan jika sebentar lagi gelap
#Lawu
Senja di jalur pos 3 menuju pos 4
#Lawu
Tak lama bebarengan dengan senja kami berdua berhenti istirahat sembari menikmati senja yang datang, tiba-tiba datang burung jalak hitam atau masyarakat lokal sana menyebutnya jalak gading di depan kami. Konon jalak gading adalah jelmaan dari penunggu gunung Lawu
#Lawu
Jalak gading juga dipercayai sebagai penunjuk jalan bagi para pendaki gunung lawu. Tiba-tiba Aqsal berceloteh "Jare bapake koncoku sing omahe cedak lawu, nek jalak kui teko tandane awak dewe dijemput kon ndang mlaku meneh mas wedine ono opo-opo
#Lawu
kata bapaknya temanku yang rumahnya dekat dengan lawu, kalau jalak itu datang tandanya kita itu dijemput diminta cepat malanjutkan perjalanan mas khawatirnya ada apa-apa)" . Tanpa pikir panjang, kami berdua melanjutkan perjalanan
#Lawu
Hinggat saat ini situasi masih normal, dan tidak terjadi apa-apa.
Saat kami berdua jalan, jalak gading itu masih ada dan lompat-lompat (tidak terbang) ke arah depan seakan-akan mengarahkan dan mengawal jalan kami berdua
#Lawu
hingga tanpa sepengetahuan kami, jalak itu menghilang.
Selesai adzan maghrib kami masih belum juga sampai di pos 4, dari sini kejanggalan-kejanggalan mulai bermunculan.
#Lawu
Dengan dibantu headlamp kami melanjutkan perjalanan hingga suatu ketika saya merasaka hal yang aneh dibadan saya. Rasanya carier dan badan saya berat sekali, badan saya jadi mudah lelah dan sedikit-sedikit berhenti
#Lawu
Carier saya terasa berat dari sebelumnya dan kaki saya berat ketika hendak melangkah. Baru berjalan berapa langkah saya berhenti, jalan lagi berapa langkah berhenti lagi dan begitu seterusnya. Saya mencoba berfikir positif dari apa yang saya rasakan
#Lawu
hingga akhirnya saya bicara kepada Aqsal "Sal, perasaanku rak enak, rasa-rasane awaku abot, carierku juga abot. Padahal kan aku rak gowo tenda, tenda ning cariermu"
#Lawu
(Sal, perasaanku ngga enak, rasa-rasanya berat dan carierku terasa berat timbang biasanya, padahal gak ada tenda dicarierku, tenda kan dicariermu)" ucapku kepada Aqsal. "Ah, perasaanmu wae mas (Ah itu perasaanmu aja mas)" saut Aqsal dari perkataan saya.
#Lawu
Kami tetap melanjutkan perjalanan dengan saya yang tetap dengan keadaan berat, lama-lama kepala saya mulai pusing, jalan saya pelan sekali karena memang langkah terasa berat ditambah pusing dikepala, sehingga membuat saya tambah sering berhenti di jalur pendakian.
#Lawu
Aqsal yg melihat saya pun bingung, karena dia tau tak biasanya saya seperti ini. Tapi Aqsal terus menyemangati. Perasaan saya semakin merasa ada yg aneh, "Gak biasanya badan saya seperti ini, Saya tau persis bagaimana tenaga dan stamina yg saya punya" pikirku didalam hati
#Lawu
Tiba-tiba saya ingat dengan video vlogger di youtube yang pernah saya tonton tentang ke mistisan jalur pos 4. Ya Tuhan, pikiran saya semakin menjadi-jadi tapi saya tetap berusaha berfikir positif dan mulai berdoa dan bersholawat di sepanjang jalur.
#Lawu
Sampai suatu ketika tiba-tiba saya mencium bau harum di jalur pendakian, sontak saya berhenti dan mencari darimana asal bau itu berada. Tapi saat saya cek dan perhatikan di sekitar tidak ada apapun, sementara jarak saya dan Aqsal dengan rombongan pendaki lain cukup jauh
#Lawu
Bau harum apa ini tanyaku dalam hati, tak saya hiraukan begitu lama kami berdua tetap berjalan dan bau harum itu datang tidak hanya sekali. Entah Aqsal juga mencium baunya atau tidak saya tetap berjalan hingga akhirnya terdengar dari kejauhan suara ramai pendaki,
#Lawu
ternyata di atas pos 4 Penggik. Disana kami berdua istirahat sebentar setelah susah payah berjalan dari pos 3. Saya tetap berdoa dan bersholawat agar badan saya kembali pulih dan normal kembali.
#Lawu
Pos 4 Penggik saat siang hari
#Lawu
Jam menunjukan pukul 18.30, saya dan Aqsal mulai melanjutkan perjalanan menuju pos 5 Bulak Peperangan. Diatas dari balik pepohonan tampak bulatan cahaya yang sangat terang, Aqsal sempat mengira itu cahaya lampu dari pendaki,
#Lawu
tapi anggapannya salah ternyata cahaya itu berasal dari bulan yang bercahaya sangat terang, benar saja ternyata malam ini adalah bulan Purnama. Bahkan berjalan tanpa menggunakan headlamp pun masih bisa terlihat.
#Lawu
Alhamdulilah, mulai dari sini badan saya sudah terasa enak dan lebih baik dari sebelumnya. Kurang lebih 40 menit berjalan anehnya gantian Aqsal yang badannya mudah lelah padahal jalur pendakian menuju pos 5 banyak bonus datarnya.
#Lawu
"kok saiki gantian kowe sal sitik-sitik kesel ?(Kok sekarang gantian kamu yang sering kelelahan sal ?)" tanyaku ke Aqsal. "gak ngerti juga mas, rasane kesel, jalure rak ono ujunge (Gaktau juga mas, rasanya lelah dan ini jalur gak ada habisnya)"jawab Aqsal dari pertanyaanku
#Lawu
Melihat Aqsal seperti itu, saya berpesan kepadanya agar selalu berdoa dan sholawatan di sepanjang jalan. Kemudian saya dan Aqsal tetap berjalan melanjutkan perjalanan. Suara angin kencang terdengar jelas menemani perjalanan kami, pertanda jika badai sedang terjadi
#Lawu
Untungnya jalur pendakian yang kami lalui masih di dalam hutan jadi banyaknya pohon masih melindungi kami dari terpaan angin. Tampak dari kejauhan kerlip-kerlip lampu tenda, tandanya di depan banyak pendaki bermalam disana, benar saja disana adalah sabana pertama
#Lawu
Angin masih bertiup sangat kencang dan sangat dingin ketika kami sampai disana, sampai-sampai Aqsal berhenti dan merebah dan mengatakan "Aku wis ora kuat neh mas, dewe camp ning kene yo ? (aku sudah gak kuat lagi mas, kita camp disini aja ya?)" tanya Aqsal
"Gak sal,lurus sitik meneh gak adoh, ning kene badai angin banter(Tidak sal, masih lurus lagi tidak jauh, kalau camp disini badai angin sangat kencang)" jawabku.Berjalan 15 menit kami tiba tepat di tikungan terakhir sebelum pos 5 dan kami memutuskan mendirikan tenda disana
#Lawu
Jam sudah hampir 20.30, menunjukan jika kami berdua berjalan hampir 2 jam dari pos 4.Tanpa pikir panjang kami mendirikan tenda dan langsung istirahat.Tanpa makan kami berdua bersiap tidur karena memang kami sudah sangat kelelahan ditambah suhu udara yg sangat dingin
#Lawu
Agak lama tiduran karena saya belum bisa tidur tiba2 nafas saya berat dan suhu tenda berubah menjadi hangat, saya ingin membangunkan Aqsal tapi waktu saya lihat dia sudah tertidur sangat pulas. Cukup lama saya mengatur nafas, dgn terus berdoa hingga saya tidur dengan sendirinya
konon bulak peperangan dulunya terjadi pertempuran antara pengikut Prabu Brawijaya V dan pasukan Adipati Capu yang mengejarnya. Sehingga muncullah mitos jika orang cepu dilarang mendaki gunung Lawu karena Prabu Brawijaya mengeluarkan sumpah kepada Adipati Cepu :
#Lawu
"Sawijining ono anggone uwong cepu utawi turunane Adipati Cepu pinarak sajroning gunung lawu bakale keneng nasib ciloko lan agawe biso lungo ing gunung lawu. "
#Lawu
artinya : "Jika ada orang-orang dari daerah Cepu atau dari keturunan langsung Adipati Cepu naik ke Gunung Lawu, maka nasibnya akan celaka atau mati di Gunung Lawu."
#Lawu
Sampai sekarang, tuah sumpah Raja terakhir Majapahit Prabu Brawijaya masih diikuti oleh orang daerah Cepu khususnya keturunan Adipati Cepu.
#Lawu

Pict : Pos 5 Bulak Peperangan
Kembali ke cerita, kami bangun pukul 02.45 dini hari, karena rencana kami berdua akan summit ke puncak jam 03.30 pagi. Kami berdua masak mie instan dan menyeduh susu hangat untuk nutrisi tubuh kami sebelum summit sebentar lagi
#Lawu
Setelah makan dan packing kami mulai pendakian kembali dengan posisi saya berada di depan sedangkan Aqsal dibelakang.Udara pagi itu sangat dingin sekali, saya perkirakan suhu saat itu kurang lebih 5 derajat Celcius.Kurang lebih 1 jam berjalan kami tiba di gupakan menjangan
#Lawu
sangat banyak pendaki yang bermalam disana. Tanpa istirahat kami berdua tetap berjalan, 15 menit berjalan dari gupakan menjangan kami tiba di sabana lagi yang sangat luas, tiba-tiba Aqsal mendengar suara langkah kaki sangat jelas di belakangnya.
#Lawu
Saat dia menoleh ke belakang tak ada siapa-siapa disana, berjalan lagi dan terdengar lagi. Menoleh lagi dan tetap tak ada apa-apa di belakang kami dan itu berlangsung lama.Aqsal sempat mengira itu suara dari sepatu yang saya pakai tapi setelah dia perhatikan ternyata tidak
#Lawu
Aqsal kembali menoleh ke belakang dan tetap tidak ada apa-apa, "Ayo mas rodok banter, ning kene medeni(ayo mas agak cepat, disini menakutkan)" Ucap Aqsal. "Ono opo sal ? (ada apa sal ?)" tanyaku karena saat itu saya masih belum tau apa yang sedang terjadi
#Lawu
"rakpopo mas, mengko wae ning ngisor tak ceritani(gakpapa mas nanti aja dibawah aku cerita)" jawab Aqsal. Waduh apa lagi ini tanyaku dalam hati. Langkah kami percepat hingga tanpa sengaja saat saya menoleh sebelah kanan ke arah depan terlihat samar-samar ada sosok berwarna hitam
dari kejauhan seperti seorang bapak-bapak setengah tua. Sontak saya kaget dan bertanya dalam hati "Apa lagi itu" , saya menoleh lagi dan masih ada lagi. Ya Tuhan apalagi ini, Saya istigfar bekali-kali dan tetap membaca doa. Saya selalu menunduk di sepanjang jalan,
#Lawu
cahaya headlamp selalu saya arahkan ke bawah. Sialnya jalur pendakian melewati tak jauh di depan sosok hitam itu. Hingga akhirnya langkah saya tiba di depan sosok itu, jaraknya tidak jauh dan tidak dekat juga, saya gak berani melihatnya dan pandangan saya tetap ke bawah
#Lawu
Reflek saat itu saya mengucapkan salam sangat pelan "Assalamualaikum,kula izin bade numpang lewat nggih, Kula kaleh rencange kula mboten ganggu namung ajeng mendaki ting mriki (Assalamualaikum,saya izin lewat, saya dan teman saya tidak mengganggu.Kita hanya ingin mendaki disini)"
Saya tetap berdoa dan bersholawat. Saya terus berjalan dan Aqsal tetap di belakang saya yang entah dia melihat atau tidak kejadian barusan. Setelah melewati sosok itu, saya mempercepat langkah saya dan alhamdulilah tidak terjadi hal apa-apa
#Lawu
Jam menunjukan pukul 04.30 tapi kami belum juga tiba di Pasar Dieng, padahal target kami berdua ingin shalat subuh di Hargo Dalem. Ah sudahlah kami berdua tetap berjalan. Akhirnya kami tiba di Pasar Dieng. Bagi yang tidak tau, Pasar Dieng adalah Pasar Setannya gunung Lawu.
#Lawu
Disana banyak sekali batu berserakan dan pendaki dilarang mengambil dan mengubah bentuk atau letak batu disana. Langit sudah mulai berubah warna kemerah-merahan menandakan pagi akan segera tiba saat saya melihat jam, jam sudah menunjukan 4.50 pagi.
#Lawu
Sementara kami berdua belum melaksanakan shalat subuh. Dalam hati saya berfikir "setelah apa yg terjadi, jika kami shalat di Pasar Dieng apakah aman dari yg menunggu disini ?" , dgn memantapkan hati bismillah kami berdua berhenti tepat didalam pasar Dieng dan shalat subuh disana.
Alhamdulilah tidak terjadi apa-apa, tapi sangat terasa jelas hawa di kawasan Pasar Dieng sangat berbeda dari kawasan yang lainnya.
#Lawu #Lawu
Kurang dari pukul 05.30 kami tiba di hargo dalem, tempat dimana warung legendaris mbok yem berada. Di Hargo dalem sudah banyak tenda dan pendaki yang bermalam disana. Biasanya pendaki dari jalur cemoro sewu atau cemoro kandang yang bermalam disana
#Lawu
Saya dan Aqsal memutuskan berhenti sebentar di Hargo Dalem sembari menikmati sunrise pagi hari yang sangat Indah.
#Lawu
Sunrise Hargo Dalem
#Lawu #Lawu
Jam 05.45 kami berdua melanjutkan perjalanan ke puncak, dari Hargo Dalem jarak sudah tidak jauh tapi jalur yang dilewati berbatu dan lumayan terjal. Di sepanjang jalur Hargo Dalem ke puncak banyak bunga edelweis tumbuh dan kami sempat juga bertemu lagi dengan jalak gading disini
Tak lama pukul 06.30 kami berdua tiba di puncak Lawu Hargo Dumilah. Syukur alhamdulilah terucap dari mulut saya dan Aqsal.
#Lawu #Lawu

Pict : Puncak Hargo Dumilah ramai dengan Pendaki
Kurang lebih 1 jam di puncak, kami berdua memutuskan turun dan sejenak singgah ke warung mbok yem. Banyak pendaki bilang "Kalau ke lawu belum ke mbok yem itu belum dianggap ke Lawu"
#Lawu #Lawu
entah sejak kapan dan karena apa kalimat itu tersebar ke banyak pendaki mungkin karena Mbok yem adalah pelopor warung yang ada disana(mungkin). Disana kami minum teh hangat dan makan makanan ringan, tanpa terasa kami tidur hingga 1 jam lamanya
#Lawu #Lawu

pict : warung mbok yem
Selesai dari warung mbok yem kami berdua turun ke tempat camp dan langsung packing persiapan turun. Jam menunjukan pukul 13.40 dan kami mulai berjalan turun dari pos 5, target kami sebelum gelap harus sampai basecamp
#Lawu #Lawu
Singkat cerita, tepat adzan maghrib kami tiba di basecamp tanpa menemui kejanggalan-kejanggalan lagi. Setiba di basecamp kami istirahat, bersih-bersih dan makan malam sebelum pulang ke Semarang lagi.

pict : basecamp #Lawu tempat kami istirahat
#Lawu
Kurang lebih pukul 21.00 kami pulang dari basecamp. Sebelum pulang Aqsal sempat ngobrol dengan bapak-bapak pemilik basecamp, katanya "baru kali ini Candi Cetho ramai mas, apalagi bulan Purnama seperti ini kok bisa ramai sekali"
#Lawu #Lawu
Tiba-tiba Aqsal diam, lalu berfikir pantas saja selama berjalan malam di pendakian hawanya berbeda. Tapi sudahlah yang penting kami sudah turun dengan selamat. Alhamdulilah selesai juga perjalanan kali ini, pikirku dalam hati.
#Lawu
Belum lebih dari 1 menit dan belum ada turun 100 meter kami berjalan tiba-tiba rem motor Aqsal blong dan tidak berfungsi, sontak kami berdua kaget campur takut karena memang posisi jalan masih turun,
#Lawu
didepan ada tikungan tajam dan turunan yang lebih curam serta jurang yang sangat dalam di kanan jalan tanpa ada pembatas jalannya. Reflek sepatu yang kami pakai, kami gunakan untuk ikut membantu agar motor ini berhenti, tapi tetap saja motor tidak berhenti
#Lawu #Lawu
"Pie iki sal ? (gimana ini sal ?)" tanyaku ke Aqsal. Saking ketakutannya pikiran kami berdua sudah sampai mana-mana, kami beruda tidak ingin mati disini, saya belum menikah dan Aqsal belum lulus kuliah 😭. Tapi Aqsal tidak kehabisan akal
#Lawu
dengan tiba-tiba saat jalanan sepi tepat sebelum tikungan dia putar balikan motor secepat mungkin. Namun na'as motor tidak belok dengan maksimal karena tertahan carier dibaliknya, sehingga kini kami berhadapan dengan jurang tepat didepan mata kami berdua
#Lawu #Lawu
"Ya Tuhanku, berilah kami keselamatan" doaku dalam hati. Dengan sekuat tenaga kami menggunakan kaki kami berdua agar motor berhenti. Alhamdulilah, maha suci Allah motor ini berhenti tepat di bibir jurang. Saya langsung turun dan Aqsal menepikan motornya,
#Lawu
kami berdua duduk di tepi jalan dan menghela nafas panjang. Hampir saja nyawa kami berdua hilang. "Orak biasa-biasane motorku ngene mas, motorku ki sering tak nggo lungo muncak dan iki mau kan posisi nembe banget mlaku kok langsung blong ?
#Lawu
(gak biasa-biasanya motorku gini mas, motorku sudah sering kupakai muncak dan ini tadi kan posisi nembe wae medun nembe banget, tapi kok iso blong ?" ucap aqsal. Saya juga heran kenapa bisa. Tak lama kami siram rem depan dan belakang motor, anehnya tidak ada tanda-tanda panas.
Ah sudahlah yang penting kami berdua selamat, kami berdua pun melanjutkan perjalanan pulang dengan tetap memperhatikan rem motor jika terjadi masalah lagi.
#Lawu

pict : lokasi tragedi motor
Pukul 00.30 kami berdua tiba di Semarang di tempat kos Aqsal dan kami langsung tertidur pulas. Perjalanan kami akhirnya selesai.
#Lawu #Lawu
Tapi ternyata, cerita kami berdua tidak berhenti disini. Selang beberapa hari kejadian aneh menimpa Aqsal.Aqsal bercerita jika saat tidur dia 'ketindihan' dan ingin bergerak sedikitpun tidak bisa. Hingga akhirnya Aqsal merasakan ada telapak tangan tepat diatas pipi bagian kirinya
dengan jelas ia melihat, tangannya hitam dan berbulu saat Aqsal hendak menoleh melihat apa yang ada di sampingnya dia masih tidak bisa bergerak. Aqsal ingin teriak minta tolong juga tidak bisa. Hingga akhirnya dia tidur dengan sendirinya.
#Lawu #Lawu
Aqsal melanjutkan cerita, saat tidur dia bermimpi. Di dalam mimpinya dia bertemu dengan banyak sosok makhluk yg gak tau namanya yang sebelumnya dia belum pernah dan tidak bisa lihat, sangat banyak sekali sampai Aqsal merasa ketakutan
#Lawu
Kejadian itu seperti nyata adanya, hingga akhrinya Aqsal terbangun. Besoknya Aqsal mencoba tanya dengan "Yanto" tetangga dekat rumah Aqsal yang memang faham dengan masalah seperti itu. Aqsal menceritkan kejadian ketindihannya dgn apa yg dia lihat dan perjalanannya ke gunung Lawu
Yanto mengatakan jika itu adalah akibat dari bau yang masih Aqsal bawa dari gunung Lawu. Sontak Aqsal terkejut dan hanya tertegun mendengar ucapan Yanto
#Lawu
Beberapa hari setelah pendakian saya sendiri tiba-tiba ingat jika selama pendakian jaket dan tenda yang saya bawa ketika mendaki gunung Lawu kemarin adalah berwarna hijau,
#Lawu #Lawu
sementara sudah menjadi pantangan bagi para pendaki gunung Lawu jika dilarang menggunakan pakaian atau peralatan yang berwarna hijau. Saya hanya diam saat mengingat itu, betapa beraninya saya pikirku dalam hati.
#Lawu
Apa iya kejanggalan-kejanggalan selama pendakian diakibatkan jaket atau tenda berwarna hijau yag saya bawa ? Wallahualam, yang penting alhamdulillah kami berdua bisa kembali ke rumah masing-masing dengan selamat dan tak kurang satu apapun.
#Lawu
Pelajaran yang bisa saya ambil dari perjalanan ini adalah, tetap sopan ketika kita melakukan kegiatan di alam bebas. Mau bagaimanapun kita adalah tamu disana, hewan dan segala makhluk disana adalah tuan rumahnya.
#Lawu
Berlaku sopan adalah hal mutlak yang harus kita lakukan. Dan tetap ingat Allah Swt dimanapun kita berada :))
#Lawu #Lawu
pict : sabana lokasi terdengarnya langkah kaki dan ketika saya melihat sosok hitam.
#Lawu #Lawu
Candi Cetho
#Lawu #Lawu
Sahabat saya Aqsal
#Lawu #Lawu
Dan ini saya manusia biasa yang penuh dengan dosa 🙏🏻
#Lawu #Lawu
Pict tambahan :
Petilasan Prabu Brawijaya V di Hargo Dalem

#Lawu #Lawu #Lawu
TAMAT.

Terima kasih sudah baca thread saya hingga akhir.

Jika menarik dan pantas untuk dibagikan silahkan share dan rt ya lur!

Stay Safe buat yg ingin berpetualang di masa pandemi sekarang ini.Salam lestari!

#Lawu #Lawu #Lawu #Lawu #Lawu
#Lawu #Lawu #Lawu #Lawu #Lawu #Lawu
*Pict pos 1-4 dan basecamp saya ambil dari internet karena keterbatasan foto.

#Lawu #Lawu #Lawu #Lawu #Lawu
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Wah.

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!