My Authors
Read all threads
ANAK BERBAKAT TIDAK BISA DIAJARI
(UTAS BAGIAN 2)

Pada hakekatnya anak berbakat (di dalam seni rupa) itu tidak bisa diajari, karena kemampuannya sudah melekat dalam dirinya secara alamiah.
Hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mendidik anak yang berbakat itu adalah dengan memberinya stimulus (rangsangan) saja untuk mengasah potensinya tersebut. Bukan memolanya dan mencetaknya menjadi foto copy sang guru.
Maka di akademi-akademi Seni Rupa seperti di Fakultas Seni Rupa Isi Jogjakarta, biasanya mereka hanya ditugaskan untuk menggambar atau melukis suatu objek sesuai dengan kreatifitas, persepsi masing-masing. Tidak perlu ada yang sama.
Ketika sang dosen membahas karya mahasiswa A dari sudut (style/isme/corak) tertentu, misalkan realis, maka chanel pembahasannya berada dalam perspektif realis,
ketika karya mahasiswa B mempunyai kecenderungan untuk menghasilkan karya dengan corak impresionisme, maka sang dosen akan memindahkan chanel di pikirannya, dan mendiskusikannya dari sudut pandang tersebut,
yang lain lagi mungkin ekspresionisme, abstraksionisme, romantikisme, surealisme, dan sebagainnya.
Tidak ada salah dan benar, yang ada adalah, "dari sudut pandang style anu lukisan atau gambar tersebut belum maksimal, temanya perlu dipertajam lagi dari sisi…, sebaiknya disarankan begini, komposisinya akan lebih menarik jika,.. dan seterusnya".
Minggu depan mahasiswa yang sama dengan style yang sama namun dengan karya yang berbeda, bisa jadi akan mendapat penekanan pembahasan pada soal lainnya lagi. Tidak akan sama persis yang dibahas.
Secara umum, selama menempuh studi para mahasiswa akan meraba-raba kecenderungan umum diri sendiri, sampai akhirnya merasa nyaman di satu titik dan menemukan gaya pribadinya.
Sehingga tatkala lulus, dalam satu angkatan, masing-masing tidak ada karya yang serupa, baik style, kecenderungan warna, maupun temanya. Coba di-Googling lukisan karya perupa Indonesia yang sudah mendunia, tidak ada yang sama antara satu dengan yang lainnya.
Jika anak-anak kita masih kecil, berikan saja sarana atau alat-alat pendukungnya, sediakan dan fasilitasi saja peralatan secukupnya, jangan diumbar juga (karena kalau diumbar biasanya berkaryanya sesuka hati tanpa arah), kalau sudah habis baru beli lagi.
Berikan stimulus saja untuk merangsang dan memperkaya imajinasinya, berupa bahan bacaan yang banyak ilustrasinya, komik juga tidak apa-apa. Sebaiknya diberikan yang bervariasi bentuknya.
Lalu amati kecenderungan serta minatnya, biasanya ada yang benar-benar dia suka akan digambar terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Biarkan saja, dan kesukaan dia menggambar sesuatu biasanya berubah seiring waktu, ketika dia sudah bosan di situ dia akan belajar hal baru.
Seiring usia (SMP ke atas) peralatannya juga harus lebih variatif, jangan sejenis dan mentok di pensil warna atau crayon dan pastel, beri mereka cat air, cat poster, cat minyak, yang menuntut gerak motorik dan olah raya yang berbeda dengan pensil, crayon, atau pastel.
Sehingga rasa hausakan belajarnya terjaga. Begitu seterusnya, sampai berkembang.

Ikut lomba juga tidak masalah, ikut saja, tapi orang tua harus hati-hati dan jangan menarget dia untuk menang.
Kalau menang syukur, kalau tidak, hitung-hitung latihan mental supaya dia belajar berbesar jiwa.

Karena belajar berbesar jiwa mengakui keunggulan orang lain lebih sulit daripada belajar untuk menang, dan hal itu sangat bermanfaat ketika mereka dewasa kelak.
Menjadi juara sebaiknya dipandang sebagai sebuah hadiah dan buah dari kerja keras, tapi bukan keharusan. Karena siapa tahu orang lain sesungguhnya lebih keras usahanya dari kita.
Lagi pula kenyataan hidup (yang akan dihadapi anak kelak) bukan hanya melulu soal, "saya adalah yang terbaik, dan harus selalu menjadi yang terbaik," yang seringkali membuat mereka menjadi egois, mau menang sendiri, anti sosial, dan tidak bisa toleran terhadap kekurangan orang.
Tapi juga menyangkut sikap kesalingtergantungan satu sama lain, atau berbagi peran.
(*) hipotesa saya bisa salah. Untuk itu bagi yang punya data silakan beritahu saya, siapa nama senimannya, serta apa saja deretan prestasinya di masa kecilnya (saya sangat terbuka dalam hal ini, dan akan sangat berterima kasih sekali jika ada datanya).
Saya sendiri cuma tahu satu orang yang hebat dari sejak dini dan hingga hari ini masih eksis, yaitu pelukis Dadan Gandara (saat ini beliau tinggal di bandung), selebihnya saya tidak tahu
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with guruh ramdani

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!