Eva alias E narsum ancaman bagi keluargaku dan teror dikota pelajar kembali lagi, mudah-mudahan ga bosen sama cerita saya yaa.. Untuk yang baru bergabung, salam kenal dari saya.
KKN saya adalah program KKN mandiri, yang pada intinya isi program kerja serta pendanaan dirancang dan dicari oleh mahasiswa yang menjalankannya.
Setelah pak herry menjelaskan garis besar program KKN, ketua unit KKN mengambil alih, ketua unit KKN bernama Raka berasal dari fakultas teknik sipil. Raka badannya tinggi, tegap dan dari cara berbicaranya, ia tipikal orang yg tenang,-
Saya celingukan kanan kiri, benar-benar belum saya temukan rumah penduduk, sampai akhirnya mata saya menangkap sesuatu diantara deretan pohon-pohon tebu,
Akhirnya kebun tebu ini berakhir juga. "GUSRAAKK!!" Tiba-tiba ada suara motor terjatuh didepan, ternyata Andreas terjatuh.
"Kamu ga apa-apa?" Tanya Raka setelah membantu andreas berdiri.
"Ga apa-apa Ka." Jawab andreas sambil mengelus-elus sikunya yang sedikit berdarah.
"Engga, tadi motorku kaya berat banget jalannya, ngeden gitu padahal ga ada boncengan, mangkanya aku gas poll biar bisa jalan,-
"Masih, kayanya cuma lecet2 aja."kata andreas sambil menaiki motornya kembali.
Saya dan aris mencopot helm, lumayan enggap dan gerah juga pakai helm dalam waktu yg lama.
Saya melihat sekeliling dan menghitung sambil mengabsen anggota perempuan, masing-masing sudah dibonceng sama anggota kelompoknya,..
Saya bersama kelompok 1 tiba dirumah pak dukuh, beliau dan istrinya menyambut kami dengan ramah.
"Anu, maaf mas andreas, itu sikutnya kenapa ya?" Tanya bu lastri yang baru menyadari di sikut andreas ada luka yg masih baru.
"Kalian lewat kebun tebu?" Tanya pak trisno.
"Ini cepat dibersihkan dan diobati mas lukanya." Bu lastri memberikan kotak obat-obatan kepada andreas yang ntah kapan mengambilnya kami tidak ada yg sadar.
"betul pak, tadi kami lewat kebun tebu, karena kami hanya tau jalur itu." Jawab andreas.
"Waduh, nanti pulangnya jangan lewat situ lagi ya... bu tolong ambilkan kertas dan pena." Kata pak Trisno ke bu Lastri.
"Oh iya baik pak." Jawab andreas.
"Maaf, memangnya kenapa pak?" Saya bertanya mulai penasaran.
"sebaiknya kalian pulang sekarang sebelum gelap, karena jalanan akan gelap sekali kalau matahari sudah terbenam."
Trisno. Memang, di pedukuhan 1 ini rumah-rumah tertata rapih dan bersih meskipun tidak mewah, beberapa rumah memiliki plang show room dari hasil kerajinan.
Bangunan SDnya sederhana tapi terawat dengan baik, bangunannya berbentuk letter L dan ditengah-tengahnya ada lapangan serba guna.
"Oh ini sekolahnya sore kali ya ris? Jam segini belum pada balik." Kata saya ke aris saat melewati bangunan SD.
"Siapa yang sekolah sore?" Aris balik tanya.
Tapi.. "DEG"
saya tertegun seketika, lapangan sd yang tadi ramai anak-anak berseragam sd sedang bermain tiba-tiba kosong dan lengang.
"Lumayan put, jauh lebih layak dari perkiraan awal, pak dukuh sama istrinya juga baik banget." Jawab saya.
"Iya, ini juga lumayan lah kelompok 5, enak rumah sendiri gini lebih bebas, gue bisa bangun siang tanpa sungkan,-
"Laah.. putu.. tanah dialasin daun pisang juga dia bisa tidur,
Tidak lama kemudian kelompok 2 datang, Raka si ketua unit KKN tergabung di kelompok ini, sedangkan ketua kelompoknya namanya Fauzan.
"Iya ka, lumayan kok dalemnya, layak huni, nanti tinggal bawa karpet sama bedcover aja buat alas tidur, cuma emang wc nya jauh banget di belakang." Jawab haris. "Oohh.." raka menanggapi dengan ekspresi datar,
Part 1 -end-