My Authors
Read all threads
"Kalo soal cinta itu jangan cari pembenaran di akal, cukup pakai hati saja.."

Waduu pendapat gue bisa panjang banget nih hehehe soalnya konsep gue soal akal ini likely beda ama yg dipersepsiin orang2.

[possibly a thread]
Untuk jawab ini, gue ada 3 poin yak:
1. Pengertian akal versi gue
2. Gunanya akal sistem 2 dalam percintaan
3. Hidden assumption soal akal dalam percintaan
Poin pertama. Tanpa lo mikir secara sadar pun, elemen2 biologis lo udah melakukan seleksi dengan sendirinya. Jadi yg lo sebut "ngikutin rasa" itu ya dalam pandangan gue masuk ke akal juga, yakni akal instinctive lo. Atau dalam bahasanya Kahneman: akal sistem 1.
Jadi yang lo anggep "wah gue naksir nih ama dia" atau "gue ngerasa cocok ama dia" yaa itu hasil kerja otak lo juga, hasil kerja akal. Dan di situ lo udah menyeleksi. Kenyataannya lo gak ngerasa naksir ama semua orang kan? Nah, artinya sejak awal udah terjadi seleksi.
Untuk bisa terjadi seleksi, ada suatu selection pressure yg berlaku, artinya ada suatu sistem yg bekerja tanpa lo operasikan secara sadar. Lo taunya cuman "ini suara hati gue" hehe nah, itu lebih tepatnya adalah suara DNA lo yg udah membaca sinyal2 kecocokan biologis lo ama dia.
Jadi, dalam istilah "akal vs hati" yang biasa diomongin orang2 itu sebenernya ada akal sistem 1 (fast thinking) sebagai hati dan akal sistem 2 (slow thinking) sebagai akal.
Akal sistem 2 ini intinya proses berpikir sadar, kritis, dibantu tools penalaran juga, kayak logika dan matematika.

"Oke, kalo gitu maksud gue cinta gak perlu pake akal sistem 2, cukup pake akal akal sistem 1 aja, gimana?"
Masuk ke poin kedua gue: Pentingnya akal sistem 2, atau kita sebut aja "rasionalitas" yak, dalam percintaan.
Kita mulai dari sini dulu:
Seumur hidup lo, apakah lo naksir 1 orang doang? Apakah lo mengalami naksir orang cuman sekali? Very unlikely.
Kenapa? Karena kita hidup di suatu habitat yg sama dgn banyak manusia (bukan 1 orang doang), dmn selection pressure-nya likely sama. Dari situ, akan ada kecenderungan biological compatibility ke banyak individu dgn gen2 yg sama2 berkecenderungan utk survive.
Long story short, dampaknya: Lo bisa naksir sama banyak orang (>1 orang) sepanjang masa hidup lo. Mungkin tingkat naskirnya bisa berbeda-beda, but well, secara rasa ya more or less sama, intinya lo ngerasa suka, pengen jadian sama dia, pengen milikin dia, pengen sama dia.
Sayangnya, sama seperti segala hal lainnya dalam hidup lo, resource lo gak selalu cukup untuk memenuhi segala keinginan lo dan elo gak selalu menjadi resource yg tepat utk memenuhi keinginan dia. Di sinilah gunanya rasionalitas.
Guna yg pertama adalah untuk menentukan ke mana lo harus alokasikan resource lo yang terbatas itu dan seberapa banyak yg mesti lo alokasikan. Buat apa? Buat mencapai kebahagiaan optimal buat lo.
"Waittt resource yg terbatas ini apaan dan? Asli gajelas"

Hehehehehehe itu sumber daya yg lo punya cuy: waktu lo, energi lo, duit lo, memori lo, perasaan lo, kebucinan lo, dll. Ini semua kan terbatas, maka lo akan harus memilih kan?
Misal lo mau jadian sama a, sementara lo juga liat ada opsi b, c, dan d yg lo suka juga. Nah lo harus milih alokasiin waktu dan energi lo ke siapa dan seberapa banyak, sehingga lo dapet pilihan optimal.
Itu guna pertama. Yaitu dari sisi elo yang memilih.

Guna kedua adalah dari sisi elo sebagai pilihan. Misal lo naksir a, elo harus dilihat oleh a sebagai resource yang bisa memenuhi keinginan dia. Maka lo harus menemukan cara yg akurat utk menjadi resource itu.
"Busetdeh buat ngegebet orang aja sampe harus akurat segala??? Ribet lo kayak utbk aje"

Well kalo lo ngeliat dia gak butuh akurasi lo, artinya dia gak seberharga itu. Kalo lo ngerasa dia seberharga itu, lo bakal mau mikir buat nemu strategi yg tepat cuyy~
Nah, emang mazhab gue dalem ngebucin adalah mazhab "i see it i like it i want it i get it".

Untuk bisa begini, peta lo harus akurat 😁

Yang umumnya bikin gagal:
Asumsi lo sendiri
Nih gue kasih contoh kasus dulu sebagai selingan. Ketika pembacaan lo soal dia gak akurat, maka strategi lo gak tepat, then lo gak sampe ke tujuan yg lo mauu👌🏻
That being said, gue juga gak bisa menyangkal adanya orang2 privileged yang tanpa strategi rasional apapun bakal tetep dapetin yg mereka mau anyway. Well, what can I say? Biological inequality exists~ tapiii lo bisa tau adanya fakta ini ya dengan make akal sistem 2 ehehehe 😜
Sekarang, masuk ke poin ketiga gue. Hidden assumption soal "pake akal" dalam percintaan. Orang sering bilang: kalo pake akal dalem urusan percintaan mah gak bakal nemu jawabannya, udah gausah pake akal.
Kemungkinan besar pendapat ini tercetus karena ada asumsi2 tentang "pake akal" ini gimana. Umumnya, itu berarti memikirkan hal2 yg biasa disebutkan oleh masyarakat; terutama oleh selebriti, financial advisor, atau tokoh2 berpengaruh lainnya 🙈
Contohnya:
Lihat gelar pendidikannya, lihat gajinya, tanyakan sudah punya rumah atau belum, pastikan punya mobil, pastikan dia gak emosian, pastikan dia sayang orang tuanya, pastikan dia dekat ama keluarga, dst.
"Lho jadi ini salah??"

Kalo lo ngeliat itu sebagai referensi2 aja ya boleh2 aja doong.. tapi kalo lo anggep itu standar universal "pake akal dalam percintaan" yaa jelas salah 😉
Untuk preliminary selection (seleksi awal bgt), gue mazhabnya mammalian radikal wkwk leaning ke murni pake akal sistem 1 ajaa~

Go for who attracts you sexually, yg fisiknya (termasuk sentuhan kulit & baunya) cocok di elo, +yg menurut lo enjoyable/effortless to be with.
Terus, kalo itu udah beresss, masuk ke seleksi berikutnya. Lo tentuin deh variabel2 yang penting buat elo (deal breaker/threshold2, plus point, dll). Sangat mungkin berbeda dgn orang lain and that's totally okayy! Jadi lo bikin metrics lo sendiri.

Gue lampirkan contoh metrics.
Penjelasan metrics:
Di kolom "deal breaker", lo tulis hal2 yg bikin seseorang gak bisa sama elo. Di kolom "plus point", lo tulis hal2 yg bakal jadi nilai plus seseorang di mata elo (dalam konteks nyari pasangan).

Nah, lo juga cari metrics ginian yg dimilikin orang yg lo suka.
"Lah gimana cara nyarinya?? Masa gue tanya? Deal breaker dia apa?"

Bisa ajaa lo tanya langsung, bisa juga enggak. Misalnya lo tanya ke orang sekitarnya (kl belom bisa tanya langsung). Tapi intinya ya kalo lo di posisi yg lagi diseleksi, maka metrics dia yg jadi acuan 🥳
Btw koreksi ejaan "metrics", maksud gue "matrix" 😄✌🏻
Poin tambahan:
Akal sistem 2 td bkn cuman berguna di yg udh gue sebutin ituu, cuman kl disebutin semua22 jd panjangg lagi hehe antara lain buat maintenance (pas udh dlm relationship), bikin matrixnya itu sendiri, trs juga memetakan opportunity cost & sunk cost dr pilihan, dll.
Possibly discussed on next threads yak! 😳

#Caniaksara
Gue ulang sekali lagi hehehehe seleksi awal (yg menentukan lo suka ama siapa) itu gue serahkan ke akal sistem 1. Artinya ngikutin instinct aja~ Gak ada argumen/reasoning di situu, sesederhana ada kecocokan biologis (biological compatibility).
Bahkan yg orang bilang "gue jatuh cinta sama dia karena dia pinter" itu biologis juga. Coba pikir, apa yg bikin lo bilang dia pinter? Apa lo punya ukuran/indikator +pembuktiannya? Nope. Pokoknya lo merasa dia pinter. Itu instinctive. Artinya, kapasitas kognitif dia fit ke elo 😁
Buat yang menarik kesimpulan seperti ini, gue jelasin sekali lagi yak hehe begini:
☑️ Seleksi tahap awal justru gausah pake 'mikir', melainkan ikutin aja instinct lo (sistem 1) 😉
☑️ Kalo yg lolos tahap awal ada banyak, baru pake matrix (rasionalitas) utk menyeleksi lagi.
Kalo lo gak ada opsi lain yg lebih compatible secara sistem 1, maka emang matrixnya gak relevan wkwk itu kan seleksi tahap lanjut. Seleksi tahap lanjut cuman berguna kalo yg lolos seleksi tahap awal ada banyak~
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Cania Citta

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!