Mohon izin, saya ikut baca juga & sharing pembacaan saya di sini🙏🏻
Laporan lengkapnya:
transequality.org/sites/default/…
Padahal, di penelitiannya, bukan hanya cope menggunakan narkotika doang yg diuji, tapi juga cope menggunakan agama/spiritualitas.
Data tsb menggambarkan persentase konsumsi narkotika oleh laki2 bi/homoseksual yg jd subjek penelitian berdasarkan JENIS narkotikanya.
Penekanan ini saya anggap penting utk saya tulis, karena data tsb disampaikan oleh bu Dwi dalam tweetnya tanpa kejelasan makna/maksud dari persenan2 yg ada dalam data.
a) Kekerasan fisik & seksual di masa kecil
b) Penggunaan obat2an
c) Keterlantaran (homelessness/gak punya tempat tinggal) krn diusir keluarga
d) Viktimisasi
Yg kita baca di sini sebagian besar hanya abstrak/kesimpulan/ringkasannya, silakan bagi yg tertarik bisa baca detailnya sendiri, sebagian besar jurnalnya bisa diakses via Proquest.
1. Yg saya tuliskan di sini adalah HANYA pembacaan terhadap isi penelitian yg dirujuk bu Dwi
2. Pembacaan saja artinya: hanya MEMBACA hasil penelitiannya, BUKAN menguji/membandingkan/menganalisis/mengkritisi isinya
Informasi saintifik artinya:
(a) Informasi tsb diterima benar/valid kecuali dibuktikan salah (dibantah) melalui penelitian lain
(c) Punya keterbatasan2 yg sudah dijelaskan juga oleh peneliti di dalam laporannya
(d) BUKAN acuan moral/etika
(e) Data2 di dalamnya dapat diinterpretasi/disimpulkan berbeda jika menggunakan metodologi/pendekatan lain
Nah, saya di sini mau menyampaikan bahwa dalam budaya dialog saintifik, kita gak bisa menolak didebat/dipertanyakan setelah membuat pernyataan/klaim 😃
Thanks ya sudah menyimak sampai akhir, semoga bermanfaat!
#Caniaksara