My Authors
Read all threads
#mwv_bangkaiKKN
Part2

"Kalian Yakin Kita KKN Disini?"

-based on true story-
a thread
Ada apa dengan desa ini?..

Saya melirik ke arah putu, tapi sepertinya putu ga dengar percakapan mereka, dia lagi asyik dengerin lagu dari hp pakai headset, syukurlah.. kalau dia denger saya khawatir dia jadi kebawa takut sama omongan raka.
"Jangan penasaran, ga usah ngecek-ngecek kebelakang kamu." Tiba-tiba aris berbisik ketelinga saya sambil pegangin lengan saya.

Saya tertawa, ini orang tau aja kalau saya penasaran, "woh, aris sekarang bisa baca pikiran.. kereeenn!"
"Ga usah ngece, kelamaan temenan sama kamu, udah apal kelakuan kamu kaya gimana." Aris menoyor pelan kepala saya.
Tinggal kelompok 3 yang belum sampai, lumayan lama juga ini kelompok 3 hingga kami harus menunggu sampai menjelang magrib.
Raka mencoba menghubungi hp eko si ketua kelompok tapi katanya tidak aktif atau nada sibuk. Aris juga berusaha menghubungi hp ardi, hasilnya pun sama.
Saya mulai waswas dan harap2 cemas, raut muka Raka yg biasanya tenang dan datarpun sedikit ada perubahan. Masa sih selama itu? Menurut raka saat mereka jalan ke arah pedukuhan 5, dia sudah mengontak eko dan mereka juga sudah dalam perjalanan..
memang lokasi pedukuhan 3 paling dalam, tapi apa iya selisih waktu sampainya bisa selama ini?

Karena hari kian larut, Haris mengusulkan ke Raka untuk tunggu di masjid yang lokasinya tidak jauh dari sana mengingat sebentar lagi azan magrib.
Akhirnya rombongan kami berjalan menuju masjid, motor-motor kami parkir di halaman masjid tua yang terawat rapih tersebut.

Tidak lama azan magrib berkumandang, kami menunaikan ibadah sholat magrib, selesai sholat rombongan kelompok 3 belum juga sampai.
Aris terus menerus menghubungi hp ardi tapi masih tidak bisa dihubungi.

Saya melihat raka terlihat berbicara dengan imam sholat magrib yang rupanya adalah kepala dukuh 5, namanya pak bambang, sepertinya dia menanyakan perihal lokasi dukuh 3, karena kelompok 3 belum juga sampai.
Aris menghampiri Raka bersama dengan ketua kelompok lain, aris terlihat khawatir sama ardi. Dari sekilas yang saya dengar, pak bambang melarang kami untuk menyusul. Sudah gelap dan kami ga tau jalan, dia akan meminta beberapa pemuda desa untuk menyusul dan mencari mereka.
Kami menunggu di masjid, hari sudah gelap, tak lama beberapa orang ibu penduduk dukuh datang membawa ketel air, gelas dan beberapa kudapan gorengan.

"Monggo silahkan, sambil nunggu." Ujar salah satu ibu berbadan gemuk dan berwajah ramah yang rupanya adalah istri pak bambang.
"Matur suwun bu, memangnya dukuh 3 jauh ya bu dari sini?" Tanya saya ke bu bambang memberanikan diri, karena saya sudah sangat khawatir dengan ardi serta anggota kelompoknya.
Si ibu lantas duduk sebelah saya, "tidak jauh sebenarnya, memang lokasinya agak masuk ke dalam." Kalimat si ibu bambang seperti menggantung. "Tapi apa memang jarak tempuhnya selama ini bu?" Tanya putu.
Si ibu mengelus-ngelus nampan kayu yg drtd dibawanya, seperti sedang menimbang-nimbang sesuatu..

"harusnya tidak ya mba, dusun kami kecil, jarak normal dengan jalan kaki paling hanya 15-20 menit dari dukuh 3 menuju sini, apalagi dengan motor, harusnya lebih cepat."
"Apa ini ada yang salah ya bu?" Tanya saya.

"Yah kita doakan aja ga ada apa-apa ya, tapi memang dukuh 3 itu sepi, penduduk asli saja kalau buat ulah sering dibuat nyasar, apalagi tamu atau pendatang." Jawab bu bambang.
Saya mulai ga enak sama jawaban ibu bambang, mksdnya buat ulah itu apa ya? Apa jangan-jangan di kelompok 3 ada yang tanpa sengaja bertingkah atau berkata ga pantas sehingga mengakibatkan dikerjain sama "mereka"?
Ibu bambang kemudian pamit untuk kembali ke rumahnya. Setelah itu Kami masih menunggu kelompok 3 yang masih disusul dan dicari sama pak bambang dan beberapa orang pemuda desa.
Semua anggota unit KKN mulai gelisah, hampir jam 7 malam, langit sudah sangat gelap, suasana desa sangat sepi dan penerangan hanya berasal dari lampu-lampu rumah dan sedikit lampu jalanan swadaya warga yg letaknya jarang-jarang.
Lalu tiba2 dr kejauhan, kami mendengar suara motor berjalan beriringan, saya beranjak bangun dan berlari keluar pagar masjid, alhamdulillah ternyata itu kelompok 3 bersama pak bambang dan pemuda desa yang mencari mereka.
Motor mereka diparkir di halaman masjid, tidak ada yang bersuara satupun, anggota kelompok 3 juga hanya diam. Ardi menatap saya, aris dan putu dengan penuh arti tapi dia tidak menyampaikan sepatah kata pun, hanya diam.
"Kalian ambil wudhu, sholat magrib dulu, masih ada waktu, istighfar yang banyak." Kata pak bambang.

Mereka mengangguk, melepas alas kaki dan masuk ke masjid. Diantara anggota kelompok 3 ada satu orang anggota perempuan, Anna namanya, dia berasal dari malaysia, anak FKG,
Saat teman sekelompoknya masuk masjid, Anna hanya berdiri mematung, didepan tangga masjid, memandang lurus kedalam pintu masjid tapi seperti tidak ada niatan masuk ke dalam.

Raka menghampiri Anna, "kamu tidak sholat anna?"
Anna menatap raka diam beberapa saat, lalu berkata, "tak lah, tak bisa."

"Va, ada yang aneh sama mereka, terutama anna deh." Putu berbisik ke telinga saya.

Ya, saya juga merasa aneh, tatapan penuh arti ardi, sikap diam semua anggota kelompok dan gerak gerik Anna.
Saya menghampiri Anna dan berbisik, "Anna, kamu sedang haid?" Karena saya pikir dia risih ngomong ke Raka yang laki-laki. "Hmmm.." Anna tersenyum ke saya, ntah kenapa seketika saya merinding, senyumnya itu tidak biasa.

Anna membalikkan badan, "anna, mau kemana???"
Saya reflek memegang tangan anna, tapi seketika juga saya melepas tangannya, saat itu tangan anna serasa sedingin es, sepertinya bukan karena udara dingin, karena udara di dusun ini cukup hangat..
Melihat saya melepas pegangan saya anna cuma tersenyum dan berjalan kearah parkiran motor. "Ada yg ga beres sama Anna nih."kata raka.

"coba aku bicara sama pak bambang dulu ya." Anna memang tipe orang yg cheerfull dan bawel, kadang mulutnya ga ada remnya, semuanya dikomentarin.
Jadi sikap anna yang diam, datar dan ga banyak omong ini agak mencurigakan.

anggota kelompok 3 selesai sholat, saya lihat aris menghampiri ardi, mereka terlihat berbicara, ekspresi muka ardi sudah tidak setegang tadi, begitu juga dengan anggota yang lain.
Pak bambang menyarankan kami untuk segera pulang dan anggota kelompok 3 sebaiknya tidak membawa motor sendiri, jadi formasi membonceng dirubah.

Kami pamit dan mengucapkan terima kasih kepada pak bambang dan pemuda desa yang membantu kami tadi.
lalu saya, putu dan beberapa anggota unit yang perempuan mengembalikan ketel, gelas serta piring kosong yang tadi diantar oleh bu bambang dan beberapa orang warga.
Saat kami berjalan keluar halaman masjid untuk mengembalikan ketel, Anna masih berdiri menyender di motor yang terparkir, dia terlihat ketawa-ketawa dan sedang mengobrol sama seorang laki-laki, mungkin salah satu pemuda desa yang membantu kami.
Syukurlah, melihat Anna tertawa seperti itu berarti dia sudah kembali normal, pikir saya. "Anna ngobrol sama siapa?" Tanya Astri yang 1 kelompok dengan putu, saat kami sudah keluar dari halaman masjid.
Saya langsung terdiam, bukannya dia ngobrol sama salah satu pemuda desa yang tadi nolongin kami? "Iya, dia ngobrol sama ketawa-ketawa sendiri, jadi takut aku." Kata bunga yang satu kelompok dengan saya.
Saya melirik ke arah putu yang berjalan disebelah saya dan putu langsung memberikan tatapan seolah-olah berkata

"ga usah nengok lo.. nengok gue jitak."

Sorry put, penasaran.. lalu saya menengok lagi kebelakang dan saya hanya mendapati Anna berdiri sendiri disana..
Ia berdiri diantara motor-motor dengan penerangan yg minim, menatap tajam kearah kami seolah mengawasi gerak gerik kami dan saat dia menyadari saya melihat kearahnya.. dia tersenyum balik menyeringai kearah saya.
Senyumnya beneran ga ngenakin, padahal Anna ini masuk kategori cantik dan senyumnya nyenengin banget, tapi kok saat itu senyumnya jadi serem..
Setelah mengembalikan ketel dan kawan-kawannya, kami kembali ke masjid. Aris sudah menunggu saya di motor, dia memberikan helm, jaket dan tas saya.

"Ayo buruan, udah malem banget." Kata aris.
"Va, selama jalan sampe ketemu jalan utama ga usah nengok kanan kiri kamu." Kata ardi yang dibonceng sama rizky, yang motornya terparkir sebelah motor kami.
Saya ga banyak tanya ke ardi, pasti dia punya alasan berpesan seperti itu ke saya. Tapi saya reflek mencari anna, sepertinya dia dibonceng sama Raka.

Dari masjid ternyata tidak jauh untuk menuju pintu keluar dusun, kami sudah sampai dijalan yang diapit pesawahan.
Suasana gelap gulita. Penerangan jalan hanya mengandalkan cahaya lampu motor kami, langit sangat gelap dan sepertinya mendung karena tidak ada bulan maupun bintang yang terlihat.
Sesuai pesan ardi, saya ga mau tengok kanan kiri disepanjang jalan sawah, saya hanya menunduk kebawah sambil berpegangan pada pundak aris.
Posisi motor aris persis dibelakang motor Raka yang membonceng Anna. tiba-tiba terdengar raungan suara motor yang tidak wajar dari motor Raka, seperti suara motor yang ngeden dan membawa benda berat melebihi kapasitas..
padahal motor Raka itu motor scorpio, masuk jenis motor gede menurut saya dan kayanya bawa Anna yang berbadan kecil ga mungkin sampai ngeden dan mesin meraung kaya gini.

Aris menyusul motor raka dan mensejajari jalannya motor raka, "kenapa motormu?" Tanya aris.
"Ga tau, ini kayanya berat banget, kaya bawa barang gede banget." Kata Raka. "Mainin giginya" kata aris "Sama aja ris." Jawab Raka

Saya tanpa sengaja melihat ke arah Anna yang dibonceng Raka, ekspresi Anna sungguh diluar dugaan, dia malah senyum-senyum sendiri..
Lebih tepatnya, dia seperti kesenengan dengan situasi ini. Serius ini ada yang ga beres.

"Astagfirullah.." gumam raka sendiri, lalu dia terlihat komat kamit, sepertinya membaca doa, mungkin raka menyadari juga ada yang tidak beres.
"Kenapa?" Tanya haris yang membonceng putu dan sepertinya melihat juga ada yang ga beres dari motor Raka dan ikut mensejajari Raka.

"Duluan aja, ini aku ga bisa cepet2 kayanya." Kata Raka.
"Udah santai aku ngiringin kamu dibelakang, jalan pelan-pelan aja" aris kembali memposisikan motor dibelakang raka.

"Aku kasih tau yang lain suruh duluan dan nunggu dimulut gang dulu." Kata Haris mendahului kami dan memberitahu satu-persatu anggota lain di depan.
Setelahnya, Haris kembali sama motor Rizky yang membonceng ardi, kami mengiringi motor Raka yg jalannya pelan dan suara mesinnya terus ngeden dan meraung-raung.

Ardi terlihat menatap tajam ke arah Anna yang mukanya sangat sumringah dan lebih nyebelin lagi dia bersenandung riang.
Kalau Anna beneran kerasukan dan ini ulah jin yang merasuki Anna, itu jin bener-bener ngeselin dan rasanya pengen saya jorokin dan tinggal ditengah-tengah sawah.
Setelah susah payah, akhirnya kami tiba di mulut gang, dan secara ajaib suara motor Raka kembali normal dan jalannya pun normal, anna berhenti senyum-senyum sendiri dan senandung riang tapi ngeselinnya juga berhenti.
Ekspresi muka Anna tidak ada yang aneh sekarang, tidak ada senyum menyeringai, tidak ada tatapan tajam, kini ia terlihat biasa aja.
"Anak-anak nunggu di lesehan, katanya ga jauh dari mulut gang." Kata haris setelah membaca sms dari salah satu anggota didepan.

Tak jauh darisana kami menemukan deretan motor yang kami kenali terparkir rapih didepan tenda warung lesehan, kami langsung memparkir motor dan masuk.
Yang lain sudah pada mulai makan, kami duduk di meja yang kosong dan memesan makanan.

"Kamu kenapa toh tadi nyanyi-nyanyi sambil ketawa ga jelas? Udah tau org lagi susah." Tanya ardi tanpa basa basi dan keliatan banget dia keselnya sama Anna.
"Eh? Ya kah? Aku ga nyanyi, aku diam saja, malah aku ga sadar tau-tau kita dah sampai di jalan besar." Jawab anna dengan muka bingung.

"Anna.." saya langsung menggenggam tangan anna dan tangan anna kini hangat, tidak dingin seperti waktu di masjid.
"Kenapa?" Anna terlihat bingung. "Tak apa." Jawab saya, berarti tadi memang ada yang aneh sama anna.

"Kalian tadi kenapa bisa sampe nyasar?" Tanya Raka sama ardi.

Ekspresi muka ardi langsung berubah, "tadi kami kaya diputar-putar ditempat yang sama." Jawab ardi.
"Di, memang ada apa selama kalian di wilayah pedukuhan 3? Karena ibu bambang bilang jangankan pendatang, penduduk asli aja kalau buat ulah suka dibuat nyasar." Tanya saya.

"Tempat tinggal kami di rumah penduduk, kami disediakan 2 kamar, 1 kamar untuk cewe dan 1 untuk cowo,..
...rumahnya sebenernya biasa aja, tapi terlihat sudah tua, Kamar mandinya ada di luar rumah, disamping kandang bebek dan ayam. Dibelakang kamar mandi itu sudah mulai deretan hutan rotan, memang pedukuhan 3 ini banyak 'penghuninya'.. karena selain jarang penduduk, ntah gimana..
...suasananya lembab, mungkin karena dekatan dengan hutan ya." Ardi mulai bercerita,

"awalnya biasa aja, anna juga masih biasa aja, walaupun dalam penglihatan aku di rumah itu ada 1 atau 2 penghuni tapi mereka ga ganggu..
...Sampai akhirnya anna sama harina (cewe lain dikelompok 3 selain anna) katanya pengen lihat kamar mandi. Jadi kami diantar lihat kamar mandi sama pemilik rumah."

Minuman pesanan kami datang dan ardi memberi jeda cerita untuk menyeruput teh hangatnya,
"nah begitu sampai kamar mandi si eko ngejerit, 'A*U, kenapa gue harus mandi sebelahan sama ayam?' yang ternyata si eko ini phobia sama ayam, bebek dan kawan-kawan"
"Tapi dari situ, aku mulai ngerasain hutan di belakang kamar mandi itu mulai rusuh, aku langsung ajak yang lain masuk ke rumah... dan ga lama, kami segera pamit waktu eko dapat tlp dari andreas, kami juga minta petunjuk arah ke pedukuhan 5 seperti kata andreas,..
..tapi ga tau gimana kami kaya ga bisa keluar dari pedukuhan 3, jalan kok kayanya muter-muter aja disitu, dan kayanya jalanan berasa gelap banget. aku sampai istighfar terus dan baca-baca al-quran, sampai akhirnya kita liat cahaya, terus aku samperin cahaya itu..
Yg ternyata itu pak bambang dan pemuda desa yg diminta tolong kalian buat nyari kami, saat itu kami baru sadar kalau saat itu sudah lewat magrib, berarti kami muter2 ditempat hampir 2 jam."

"Nah ini si anna kenapa?" Tanya putu. "Anna, kamu lagi haid?" Tanya ardi to the point.
Muka anna yang putih seketika langsung blushing merah karena malu mendengar pertanyaan to point dari ardi.

"Sorry tanyanya to the point ya, soalnya tingkah kamu tadi ga wajar dan ga biasanya, plus kamu tadi ngeselin banget." Ujar ardi.
"Eh.. maaf aku juga tak sadar dan iya betul memang sedang haid, tapi sudah mau selesai kok." Jawab anna malu-malu.

"Aku ga paham ya ini jin tertarik sama kamu karena kamu lagi haid atau apa, tapi dari kamar mandi dia nempel kamu terus, sampai dia berusaha cegah kamu keluar...
...mangkanya motor Raka jadi ngeden banget gitu karena dia ikutan nebeng." Jawab ardi.

"Iya tadi waktu aku liat dispion itu ada laki-laki tinggi besar muka banyak semacam bulu atau rambut ikutan ngebonceng dibelakang anna, mangkanya aku istigfar dan baca doa terus." Jawab raka.
Saya jadi teringat kejadian anna di halaman masjid yang dia terlihat sedang mengobrol sama seorang lelaki, tapi yang lain melihat anna ngobrol dan ketawa sendirian, tapi saya tidak mau menambahi cerita, karena sepertinya anna sudah cukup ketakutan.
Anna hanya diam, dari raut wajahnya terlihat dia takut tapi tidak mau diungkapkan. Kami menghabiskan makanan pesanan kami dalam diam dan tidak ada yang bicara sampai selesai.
Kami bersiap2 pulang, ardi kembali membawa motornya sendiri dan putu membonceng ardi biar bisa sekalian langsung diantar ke kontrakan saya dan putu.
Selesai? Tidak.. Itu hanyalah kesan pertama kami pada lokasi KKN kami itu.. Teror sebenarnya terjadi saat KKN berlangsung..

35 hari yang cukup berbekas disebuah daerah yang menyimpan pertanyaan..

Part 2 END
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with mwv.mystic

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!