My Authors
Read all threads
Minggu lalu saya diminta jadi narasumber oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak. Topiknya: bagaimana representasi keluarga di media mensosialisasi pemahaman kita tentang gender.

Daripada presentasi tsb ngendok di laptop, maka saya bagikan saja di sini ya.
Tentu saya tidak mungkin membagikan semuanya. Karena itu saya pilih satu bagian aja ya soal analisis sederhana tentang iklan.

Tidak ada temuan baru sih. Intinya, di iklan TV, ayah selalu absen dalam urusan domestik.
Lihat ini deh. Di iklan obat anak, adegan ini masif: anak sakit dan ibu duduk di samping ranjang.

Bapaknya mana? Bapaknya muncul nanti, ketika si anak sehat dan sekeluarga main lari-larian di taman. Di banyak iklan yang saya tonton, bapak tidak terlibat merawat anak yang sakit.
Cerita yang sama pada iklan susu: cuma ibu yang membuatkan dan memberikan susu kepada anaknya.
Tidak mengejutkan kan? Cuma ibu yang mencuci, menjemur, dan menyeterika pakaian. Bapaknya nanti nongol ketika semua sudah bersih.
Eh, tapi ternyata ada juga loh bapak/laki yang mencuci baju.

Jadi adegan iklan Rinso ini adalah tentang seorang laki yang kaget karena dasinya kotor ketika hendak berangkat kerja. Karena itu dia mencuci dasinya di baskom.

Iya, laki mencuci, tapi hanya untuk dirinya sendiri.
Ternyata laki tidak sepenuhnya absen dalam iklan deterjen. Saya menonton iklan Rinso periode 1970an-2000an, dua laki-laki muncul sebagai penyuluh; memberikan informasi ke ibu-ibu di perkampungan mengenai adanya deterjen yang bagus.
Ketika laki-laki muncul, mereka muncul sebagai pemberi informasi. Mereka digambarkan sbg pihak yg pandai karena mengajari para ibu soal deterjen. Dgn kata lain, di iklan Rinso, laki-laki direpresentasikan sebagai otoritas pengetahuan. Ini muncul dlm iklan thn 70an dan 2000an.
Iklan ini menguatkan posisi laki-laki sebagai otoritas pengetahuan tersebut: semua ahli mesin cuci yang merekomendasikan satu merek deterjen yang sama adalah laki-laki.
Catatan: scr metodologis apa yang saya kerjakan ini tdk prosedural. Semua iklan yg saya tonton adl iklan yang saya temukan secara acak di YouTube. Saya tdk melakukan observasi yg secara metodologis mengambil sampel yg tepat. Artinya, temuan di atas perlu ditunda kesimpulannya ya.
Namun, dari gambaran di atas, terlihat sekali bagaimana ada narasi dominan dalam membentuk makna tentang posisi sosial dan pembagian kerja di rumah antara laki dengan perempuan, antara suami dengan istri.

Sekian.
Ini manis ya. Cuma sayang, kenapa harus ada penghargaan "suami sejati"? Kenapa perannya adl "membantu"? Karena maknanya jd begini: suami yg memasak adl prestasi dan peran memasak tetaplah tugas utama istri, suami hanya bantu.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Keep Current with Roy Thaniago

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!