Jika malam, di sekitar tugu Mouree, sering terdengar suara jeritan yang teramat memilukan. Begitu sakit dan resahkan para arwah yang ada di sana. Awalnya, tragedi yang sangat memilukan dan menyesakkan dada ini terjadi pada bulan maret 1996.
Belum lagi hilang dari ingatan masyarakat Kab. Aceh Barat akan peristiwa kecelakaan di desa Suak Puntong Kec.
Kuala yang menelan korban belasan jiwa, tiga bulan kemudian, musibah itu kembali terjadi di desa Mouree Kec. Teunom Kab. Aceh Barat.
Musibah yang terjadi pada bulan haji itu menelan korban lebih banyak lagi. 23 orang tewas seketika.
Kecuali, seorang bocah lelaki yang berumur 10 bulan. Darah anak manusia kembali membasahi bumi Teuku Umar Johan Pahlawan.
Seorang pajabat teras Aceh barat sempat berfikir dan bertanya dalam hati, dosa apakah yang terjadi di tanah ini sehingga musibah datang bertubi-tubi?
Desa Mouree, yang terletak lebih kurang 80km arah barat kota Meulaboh, ibu kota Aceh Barat, memang rawan kecelakaan.
Wajar, karena daerah itu sepi dari pemukiman penduduk.
Di kiri dan kanan jalan, yang ada hanyalah padang padi (hutan muda-red) yang tumbuh setelah mereka membabat pepohonan kayu yang besar.
"Di sekitar daerah tersebut banyak berkeliaran binatang peliharaan msyarakat, seperti lembu, kerbau, dan tak jarang, ada babi hutan yang melintasi jalan secara tiba-tiba.
Keadaan ini membuat para pengemudi harus ekstra hati-hati bila melintasi daerah itu" kilah T. Marhaidi (33) penduduk desa Keudee Teunom.
Masih menurut Teuku (panggilan akrab) Marhaidi, bahwa di sekitar jalan lurus mouree itu sering terlihat makhluk asing yang menggidikkan
dan sangat menjijikan. Bahkan, kuntilanak pun acap kali muncul di daerah Mouree.
Teuku mencoba untuk mengingat-ingatkan peristiwa yang cukup menegangkan dan menakutkan itu.
Suatu ketika, karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan di kantor serta mengunjungi kerabat yang sudah lama tidak bertemu, ia pulang agak terlambat dari meulaboh.
Bersamaan dengan hujan rintik-rintik yang mulai turun, ia sampai di desa Mouree sekitar pukul 18.30 WIB. Karena jalan agak gelap, ia pun langsung menyalakan lampu motornya. Dengan sinar lampu itu, kalau dari jarak yang lumayan jauh, maka apapun yang ada di ruas jalanan-
yang lurus dan memiliki panjang sekitar lebih kurang 8 kilometer itu pasti akan tampak. Di dalam keremangan, sekitar 200-an meter, ia melihat seseorang menyetop laju motornya. Tampaknya, orang itu akan menumpang.
Dan ternyata, yang menyetop adalah seorang gadis berwajah manis. Karena merasa kasihan, apalagi hari menjelang malam, ia tak keberatan memberikan tumpangan.
Padahal, sejak semula ia telah merasakan ada sesuatu yang tak beres pada diri si gadis.
Ia begitu pendiam, bahkan ketika ditanya hendak pulang kemana, si gadis hanya menjawab singkat "Kesana bang!"
Tanpa terasa, di antara renyainya hujan, motor telah menempuh jarak sekitar 3 kilometer.
Dan untuk mengusir kesunyian, kembali ia bertanya kepada si gadis, "Siapa nama adik?"
Tak terdengar jawaban, setelah beberapa kali mengulang pertanyaan yang sama dan selalu tak memperoleh jawaban, dengan rasa penasaran, Teuku pun menoleh ke belakang dan apa yang terjadi?
Ternyata si gadis sudah menghilang entah kemana. Bulu kuduk pun langsung meremang. Dan seketika, rada takut juga menyergap relung hati yang paling dalam.
Saat itu ia teringat bahwa dirinya baru saja melintasi Tugu Mouree yang angker itu.
Dan yang pasti, yang tadi menumpang adalah kuntilanak. Tanpa menoleh ke kiri ataupun ke kanan, ia langsung tancap gas untuk kembali pulang ke rumahnya.
Kejadian serupa ternyata bukan hanya di alami oleh Teuku. Para supir bus antar kota pun banyak yang mengalaminya.
Hanya saja, mereka tak pernah ambil pusing. "Selama mereka tidak mengganggu dan hanya sekedar menumpang, kenapa kita tidak bawa saja," Ujar Popon (38) sopir taksi L-300 jurusan Meulaboh - Banda Aceh.
Bukan hanya itu, masih banyak lagi cerita menyeramkan yang terjadi di jalan lurus Mouree Teunom ini. Ulah makhluk halus itu amat beragam.
Sebab bila tak hati-hati, siapapun yang lewat di jalan ini pasti diganggunya.
Biasanya, kecelakaan terjadi saat mereka dalam kecepatan tinggi terpaksa harus membanting stir atau menghindar karena ada orang yang menyebrangi jalan secara tiba-tiba. Dengan begitu, maka mereka akan masuk ke dalam parit atau terjatuh dari motornya.
Yang jelas, sudah banyak jatuh korban di tempat ini.
Musibah memilukan yang terjadi di jalan lurus Mouree itu berawal dari sebuah mini bus L-300 yang melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Meulaboh.
Penumpang pun melebihi batas. Sedangkan dari arah sebaliknya, Banda Aceh, meluncur truk Fuso juga dengan kecepatan tinggi.
Dan entah apa yang terjadi penyebabnya, tiba-tiba mini bus mengambil jalur ke arah sebelah kanan.
Melihat keadaan yang serba mendadak itu, supir truk Fuso tak mampu lagi menguasai laju kendaraannya.
Akibatnya, kecelakaan pun tak dapat dihindari. Mini bus L-300 yang menghantam truk Fuso itu langsung ringsek. Bahkan sebagian badannya masuk ke bawah badan truk.
Seluruh penumpang mini bus hancur akibat tergencet oleh badan truk Fuso. Otak berhamburan keluar, tulang-belulang pun berpatahan. Bahkan ada beberapa penumpang yang tak dapat lagi dikenali.
Kala itu, desa Pasi Jeumpa langsung menangis.
Wajar, keseluruh penumpang barasal dari desa itu. Hanya tiga yang berasal dari Meulaboh.
Sedangkan supir dan kernet langsung tewas seketika akibat hantaman yang terjadi begitu dasyat. Jalanan pun langsung macet.
Orang-orang sibuk memberi pertolongan kepada korban yang masih hidup.
Mayat tampak berjajar di jalanan. Sungguh bukan suatu pemandangan yang menyenangkan.
Manakala orang sedang sibuk, tiba-tiba terdengar suara tangis memilukan seorang bayi dari semak belukar di dekat tempat kejadian.
Dengan cepat, salah seorang dari para penolong segera menghampiri arah suara.
Kini, di depannya tampak bayi laki-laki.
Anak dari salah seorang korban kecelakaan yang terlempar keluar. Tampaknya, bayi yang tak berdosa itu telah diselamatkan oleh allah, demikian komentar mereka melihat peristiwa itu.
Dan selang beberapa bulan kemudian, pemerintah daerah langsung membuat sebuah tugu untuk peringatan bagi pengemudi atau pengguna jalan agar lebih berhati-hati.
Menurut sumber yang enggan disebutkan jati dirinya, setelah peristiwa tragis itu, apabila malam atau bila hujan sedang turun rintik-rintik di tempat kejadian, sering terdengar suara-suara tangis yang memilukan.
Suara tangis itu seolah menggambarkan penderitaan yang teramat sangat.
Dan kesan angker juga langsung terasakan, tatkala misteri mencoba mengabadikan tugu beton dengan mini bus yang ringsek di atasnya.
Bahkan, kamera yg dipakai sempat terjatuh. Bak ada yang menepis. Mereka seolah enggan jika kisahnya ditulis.
Anehnya, jika terjadi seuatu kecelakaan, tugu itu seolah memberi peringatan dengan mengeluarkan darah segar atau bau amis.
Yang jelas, sampai sekarang, pada malam-malam tertentu atau bila hujan sedang turun, masih sering terdengar suara yang menyayat. Oleh karena itu, jangan coba-coba lewat jalan ini sendirian bila anda tak mau diganggu oleh makhluk halus penunggu tugu Mouree.
Nah itu adalah salah satu kisah dari Aceh, mungkin diantara kalian ada yg tau tempatnya?
Atau pernah ada cerita di tugu tersebut?
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh