Thread by @ceritasisikanan

PERUMAHAN PARA LELEMBUT
2009.
kisah horor oleh @Lihaidar

kisah ini dialami oleh seseorang dan diceritakan kembali disini dengan sedikit perubahan, ditulis dan diedit oleh @Lihaidar

@IDN_Horor @bacahorror @bagihorror @ceritaht

Sore itu, mas Hu dan aku sedang bercengkrama di pinggir rumahku. Kami bercengkrama dan juga berdiskusi mengenai banyak hal, mulai dari topik memancing, makanan hingga membahas tentang rumahku yang belum jadi di renofasi.

Aku yang notabene masih SMP pada waktu itu cenderung lebih banyak bertanya dan memperhatikan pernyataan dari mas Huda. Tidak terasa, topik pembicaraan kami pun bergeser ke topik pembicaraan mistis.

. Mulai dari pengalaman mas Huda menyembuhkan orang kesurupan, bertarung dengan hal ghaib. Hingga beberapa tips dalam menghadapi makhluk ghaib. Juga tidak lupa, beliau mengajarkanku doa doa, yang jika dibacakan, seluruh makhluk halus akan kepanasan. Termasuk banaspati sekalipun.

Aku yang masih SMP, hanya diam dan mengambil buku catatan untuk mencatat doa doa yang diajarkan mas Hu.

Tiba tiba keingintahuanku kembali muncul. Aku pun bertanya pada beliau tentang misteri yang terjadi di perumahan Angsa putih (bukan nama sebenarnya), di daerah *****, Sidoarjo. Konon katanya perumahan itu dihuni oleh ribuan lelembut halus yang entah datang dari mana.

Rumor yang beredar. Tanah tersebut dibangun di bekas kuburan. Atau ada rumor lain yang mengatakan bahwa tanah urug / tanah pondasi di perumahan angsa putih diambil dari tempat angker di Pasuruan.

Mas Hu pun tersenyum sambil berkata “ iyo ancen bener iku perumahan angker “ cobak rono o ( memang benar perumahan itu angker, coba aja kesana ‘ )

Esoknya selepas sholat isyak.aku datang sendiri ke perumahan angsa putih tersebut. Hawa tidak enak sudah menyelimuti tubuhku. Angin dingin tak ketinggalan meniup tengkuk, dan juga ujung siku tanganku. Pohon di kanan kiriku mulai bergetar hebat.

Seperti ada orang yang menggoyangkan pohon tersebut Aku tetap berjalan. Tidak lupa kubaca beberapa doa doa perlindungan, seperti ayat qursi dan lainya. Suasana kembali tenang. Aku pun berhenti di suatu titik pertigaan.

Di perumahan tersebut. lalu kubaca doa membuka mata batin yang diberikan Mas Huda. Setelah selesai membaca doa. Aku pun bergegas menelusuri perumahan angsa putih tersebut.

Pada awalnya tak ada yang aneh dengan perumahan angsa putih tersebut. hanya suatu perumahan yang diterangi lampu jalan dan lampu rumah. Ada beberapa penghuni perumahan yang menyapaku. Kala itu, cemandi masih sepi.

Mereka pun masih tinggal berjauhan. Dan unit yang terisi cenderung unit yang tengah. Sementara unit yang di pingir pinggir dan unit yang didepan masih kosong dan tak berpenghuni.

Beberapa warga yang sudah menempati perumahan tersebut, lebih milih berbincang bincang dengan keluarga dan anak anaknya di rumah. Bebrapa warga yang saya temui pun enggan untuk keluar rumah.

Malahan saya yang disuruh masuk dan bermain di rumah bersama anak anak merka. Aku pun menolak dengan halus. Dan mengatakan bahwa akan melakukan penelusuran di perumahan ini.

. Mereka pun mengerti. Bahkan sebagian dari mereka pun mengatakan bahwa unit yang pinggir dan belakang memang yang paling angker. Pak Adi, salah satu warga, mengatakan agar aku berhati hati. Aku pun mengiyakan.

Sejurus kemudian Aku terus berjalan. Hingga pada suatu titik di bawah lampu jalan sebeleh tembok, aku melihat banyak anak kecil sedang bermain riang.

awalnya kukira memang itu anak kecil yang tinggal di kompleks perumahan tersebut. tapi, setelah kupertajam penglihatanku. Kulihat anak anak kecil dengan tangan panjang. Kulitnya pucat.

Urat urat kebiruan tampak juga menghiasi kulit pucat mereka. Gusi dan gigi mereka merah kehitaman. Sebagian dari mereka memiliki mulut yang aneh. Yaitu mulut yang sobek secara vertikal memanjang dari dagu, hingga ke hidung.

Di antara giginya terdapat lidah kecil yang mengeluarkan sedikit liur. Matanya agak keriput, dan agak menghitam. Dia hanya memakai kolor. Namun diantara mereka, ada juga yang memakai baju.

Tetapi setelah kuperhatikan lebih detil kulihat Ada satu sosok yang berbeda diantara mereka. Sosok tersebut juga berwujud anak kecil yang memiliki tanduk kecil, warna tubuhnya agak merah.

Kulitnya terlihat lebih halus dan juga lebih tebal. Sesekali ia melotot ke arah kawan kawanya. Dan kawananyatak berani untuk menatap dia balik. dahi nya lebih lebar dibanding yang lain.

Ia terlihat memakai gelang tangan dan gelang kaki berwana emas. Mulutnya normal, Namun dilengkapi dengan sepasang taring yang menyeringai. Dia tampak disegani oleh kawan lainya.

Aku pun mendekat. Sambil memelankan langkahku. Aku perhatikan mereka. Sambil agak sedikit ketakutan. Tiba tiba salah satu dari mereka menoleh kearahku. Mendesis agak keras hsssssss hssssss hssssss krrrrrsss.

Mereka menggertak. Maju bersama sama. Aku tak mundur sedikitpun. Karena aku tahu, dari segi fisik saja, makhluk makhluk kecil iini bisa kulibas sekali pukul.

Ia kembali mendesis setengah bertiriak sshhhhhhhhhhhiiiiiiiiihhh hisssssss hiiiiiisssss kaaaaaaaaaaakkk. Lalu mundur dan lari, diikuti oleh semua teman temannya. Tak ada suara ketika mereka berlari ataupun menghilang Hanya seperti ada angin yang berhembus kencang.

Aku tak tahu kemana perginya mereka. Mungkin bersembunyi atau mungkin masuk ke rumah mereka Selebihnya suasana kembali tenang.

Aku pun kaget, namun sesegera mungkin aku menguasai diriku lagi. Nafasku masih sesak. Jantung ku terpompa berkali kali lipat lebih kuat. Kuhirup nafas panjang. Kucoba beristigfar berkali kali. Tidak lupa kubaca berulang ulang doa perlindungan diri.

Kulanjutkan perjalanan mengeksplorasi perumahan tersebut. Aku berjalan dan sesekali kulihat bebrapa sudut pada area perumahan tersebut. Keadaan perumahan di sini cenderung sepi.

Warga perumahan juga masih sedikit. Mungkin karena kisaran harganya lah yang menjadi HOROR sebenarnya.

Dimana perumahan lain masih di kisaran harga 150 juta, namun perumahan ini berani mematok harga 250 juta, untuk unit terkecilnya. Ahh tapi aku tak terlalu memikirkanya waktu itu, toh aku masih anak anak yang hanya tahu harga perumahan dari brosur jalanan.

Sepi. Malam itu hanya jangkrik. Kelelawar. Aku disini terus berjalan. Hingga aku sampai di dekat pos penjagaan pengamanan ( pos satpam). Aku memang berniat istirahat di situ untuk menemani rasa bosanku karena penelusuran sendirian.

Nyamuk yang tak dirindukan pun datang dan segera mungkin menggigiti aku. Aku pun hanya bisa mengusirnya dengan cara menepuknya satu persatu. Aku tidak bawa lotion anti nyamuk malam itu.

Sinar lampu puutih dri pos kamling itu membantu ku dalam melihat sekitar. AMAN, kataku sambil tetap mendeteksi daerah sekitar. Mataku terus menerus memperhatikan setiap sudut yang bisa ditangkap oleh mata ku.

Sendirian di pos itu tak membuatku takut. Tapi aku harap ada satpam yang menghampiriku dan mengajk aku ngobrol. Namun . aku sesekali menghela nafas panjang. Mengusir kebosanan. Nafasku terdengar berat di tempat itu.

Aku seperti sedang dihantui oleh nafasku sendiri. Hsssss hssssss hssss. Memang terdengar agak aneh. Namun itu benar benar suara nafasku sendiri. Aku tidak melihat adanya makhluk lain. Tidak pula merasakannya. AMAN. Untuk saat ini AMAN.

Waktu terus berjalan. 20.00. ahhhh. Waktu malamku masih panjang. Belum lama aku melihat jam. Aku mndengarkan ocehan orang. Pertama terdengar samar samar. “ hmmmbrrr, lapo kowe” lalu suara itu secara perlahan tapi pasti makin keras dan makin dekat.

Hmmmmbr lapo kow... hmmmmmbrrrkkkhh lapo kowe.... heh lapo kowe. He heh khhrrrrhh. Lapo kowe. “ojo rene ojo rene”. “ojo rene,,,,,,, muliho “. Suara itu terus terdengar keras. Dengan intensitas yang cukup mengganggu.

Suara itu pun berubah menjadi setengah teriak. “lapo kowe”. aku menunduk. Sengaja doa perlindungan tidak kubaca. Agar aku bisa lihat, sosok apa yang berani meengeluarkan suara seperti itu.

Kuberanikan diri menengok ke samping, aman tidak ada apa apa. Lalu kutoleh belakang. Tidak ada apa apa. Baru setelahnya aku menoleh ke depan. Astagfirullah hal adzm, kataku seraya mundur beberapa langkah dari tempatku berdiri.

Di sana, kulihat suatu sosok yang sangat menyeramkan. Sosoknya tinggi besar. Dia memiliki dua pasang gigi taring yang terpasang rapi di gigi giginya. Sementara itu, gigi yang lainnya terjajar rapi, namun berbentuk runcing dan juga ada darah merah yang mengalir.

. Bau mulutnya busuknya bukan main. Dia menggeram pelan. Hmmm. Hmmm. Matanya melotot ke arahku. Matanya putih kemerahan. Dengan kelopak mata hijau gelap. Seakan matanya ingin lepas dan juga menghantam mukaku.

Mukanya yang lebar membuatku agak ragu untuk mendekat. Warna hijau gelap dan hitam mendominasi warna dari makhluk tersebut. sela sela jarinya yang kisut dan keriput, berhias kuku yang agak pendek namun runcing.

Sementara kakinya juga berwarna hijau gelap kehitaman, dan juga dihiasi jari kuku yang tajam.

Aku segera menguasai diriku. Doa doa segera kulantunkan dengan suara keras. Ia perlahan mundur menjauh. Lalu mengerang kesakitan. Harrggggh hargggggh hargggg harggh MULIH.

MOLEH MOLEH o. Ojok rene. Heeekrrrr. Teriaknya seraya menjauhi diriku. Mungkin karena doa yang kubaca keras keras. Ia jadi kesakitan dan juga sangat kewalahan

Padahal tadinya ia seperti berani kepadaku. Aku tak tahu mengapa ia menginginkaku untuk pulang. Padahal, aku di situ hanya ingin penelusuran. Mungkin ia takut tempat tinggalnya terganggu. Tapi ya sudahlah.

Aku kembali berjalan, sesekali kuperhatikan pepohonan. Pepohonan rimbun yang memiliki banyak cabang. Ya sejujurnya aku sangat suka dengan pepohonan. Karena selain menyediakan oksigen untuk bumi kita.

Terkadang pepohonan juga menyediakan buah buahan, daun daunan dan juga kayu yang berkualitas. Namun kali ini berbeda. Pepohonan yang tadinya adem ayem, sekarang terdengar berisik.

Ternyata sebuah sosok setengah kadal setengah manusia tengah berrdiri di pucuk teratas pohon itu. Ya langsung aku mundur beberapa langkah, berdoa. Lalu cabut dari situ.

Lalu aku memutuskan untuk pulang. Karena udah malem juga. Takut dimarahi papa saya. Sekian cerita saya

Oh ya tambahan. Setelah aku pergi dari tempat itu, tempat itu masih sangat angker. Mulai dari, pocong, siluman kadal, siluman ular, prajurit, gendruwo dll masih menampakkan dirinya ke warga.

But yah lama kelamaan tempat tersebut jadi tidak angker lagi. Karena sudah banyak sekali warga perumahan tersebut.

Mungkin juga karena sering diadakan pengajian, ceramah agama, ruqyah dsn sudah banyak sekali warga yang berkegiatan baik siang maupun malam jadi demitnya pindah ke tempat lain.

THREAD SELESAI