Secara terjemahan, “free sex” memang berarti seks bebas. Orang Indonesia memahami istilah tersebut sebagai aktivitas seksual yang tidak terikat atau tidak terbatas pada aturan pernikahan.
Pertanyaannya, adakah istilah “free sex” dalam bahasa Inggris?
Tidak ada! Atau setidaknya, tidak dalam konteks pemahaman aktivitas seksual yang dibayangkan orang Indonesia.
Dalam bahasa Inggris, istilah “free sex” berarti seks gratis alias tidak berbayar.
Jadi, bayangkan kalau orang Indonesia menyebutkan istilah “free sex” di hadapan penutur bahasa Inggris. Yang mereka bayangkan bukan kegiatan seks di luar pernikahan, melainkan aktivitas seks tanpa bayaran.
Istilah berbahasa Inggris ini ternyata membingungkan banyak penutur bahasa Inggris. Ada banyak orang yang pertanyaan ini di forum-forum online. Jawaban pengguna internet pun sebagian besar tidak mendekati dengan apa yang dipahami orang Indonesia dengan konsep seks bebas.
Yang dimaksud orang Indonesia sebetulnya casual sex atau (istilah yang lebih formal) premarital sex. Bahasa Inggris tidak mengenal konsep “seks bebas”. Bagi mereka, “seks bebas” berarti “seks gratis” (ingat konsep free parking yang pernah saya bahas).
Dalam bahasa Indonesia, promiscuity ‘promiskuitas’ dimaknai sebagai praktik melakukan seks pranikah secara sering dengan pasangan yang berbeda tanpa memilih-milih pasangan. Contoh: one-night stand alias cinta satu malam.
Premarital sex
Sementara itu, premarital sex ‘seks pranikah’ adalah sebuah kegiatan seksual yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan sebelum mereka menikah. Seks pranikah belum tentu bersifat promiscuous, tetapi promiscuity sudah pasti aktivitas seks pranikah.
Bagi orang Indonesia, istilah-istilah ini mungkin cukup memusingkan sehingga ditariklah suatu “kesimpulan” bahwa aktivitas seksual apa pun yang dimaksud, selama dilakukan di luar ikatan pernikahan, disebut seks bebas.
Jadi, dari mana istilah “free sex” muncul? Saya tidak tahu. Saya mencoba membuat riset kecil-kecilan, memang ada beberapa penulis yang menuliskan istilah ini pada tahun '90-an, tetapi apakah istilah itu muncul begitu saja dari buah pemikirannya, saya tidak tahu.
Seiring waktu, istilah ini makin populer di Indonesia. Seks bebas mungkin terdengar tabu. Jadi, supaya lebih “keren” (mungkin) diubahlah ke dalam bahasa Inggris: “free sex”.
Lagi pula, istilah itu, bagi sebagian orang, mungkin lebih nyaman didengar karena dianggap merepresentasikan dari mana “budaya” tersebut berasal.
Lalu bagaimana dengan istilah seks bebas itu sendiri? Saya pikir, ungkapan tersebut sudah menjadi suatu istilah atau idiom tersendiri. Istilah “seks bebas” tidak bisa dimaknai sebagai “seks gratis”, tetapi aktivitas seks pranikah, khususnya, dengan gonta-ganti pasangan.
Intinya, mulai sekarang, jangan lagi menggunakan istilah “free sex” karena istilah tersebut ngawur. Istilah tersebut bahkan tidak diakui “ibu kandungnya” (bahasa Inggris).
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Pembahasan yang menarik, saya izin nimbrung, ya. Berdasarkan analisis linguistik, argumen Mas @jpclotaine benar jika kita melihat dari perspektif pragmatik dan semantik.
Dalam teori linguistik, sebuah simbol (kata atau bunyi) memang netral sebelum diberikan makna melalui konvensi sosial. Ferdinand de Saussure, seorang tokoh linguistik strukturalis, memperkenalkan konsep signifier (penanda) dan signified (yang ditandai).
Kata “anjing”, misalnya, secara fonetik hanya sekumpulan bunyi sampai kita menyepakati bahwa ia merujuk pada hewan tertentu. Namun, setelah makna itu dilekatkan, kata tersebut memiliki konotasi dan denotasi, yang sering kali menimbulkan pemahaman yang disepakati oleh masyarakat.
0️⃣1️⃣: Pemberantasan korupsi dari puncak. Secara historis, Indonesia didirikan oleh pribadi berintegritas. Kepercayaan publik terhadap pemberantasan korupsi terus melemah, termasuk pada KPK. Kondisi ini harus dipulihkan.
0️⃣2️⃣: Korupsi merusak kehidupan bangsa dan negara, serta membahayakan keselamatan. SDA menjadi sektor yang dikorupsi. Pendekatan yang saat ini sudah benar dan harus ditingkatkan. Akan tetapi, korupsi harus dipandang dari segi sistemik dan realisme.
0️⃣3️⃣: Harus ada keteladanan dalam memimpin. Korupsi bisa terjadi karena disuruh atasan dan ditiru oleh yang lain. Ada komitmen tinggi atas pemberantasan korupsi, tapi yang ditunggu adalah bagaimana praktiknya berjalan.
PRIORITAS DAN REFERENSI
Bagaimana pasangan capres/cawapres memiliki prioritas dalam menuntaskan korupsi dan referensi dalam menanganinya?
0️⃣1️⃣:
• Sektor yang diprioritaskan adalah pendapatan negara, SDA (laut), pangan, layanan dasar (pendidikan, kesehatan, infrastruktur), dan bisnis ilegal (judi, narkoba).
• Komitmen pemberantasan korupsi sejak menjadi aktivis mahasiswa di era KKN merajalela.
• Pengalaman rektor dan akademisi: menetapkan mata kuliah antikorupsi sebagai mata kuliah wajib mahasiswa. Satu-satunya di Indonesia.
• Pengalaman Gubernur DKI Jakarta: membetuk Komisi Pencegahan Korupsi di Pemprov DKI Jakarta.
0️⃣2️⃣:
• Prioritas pada kehendak politik (political will). Harus memimpin dengan contoh. Harus menegakkan transparansi meskipun berat.
• Pengalaman di tentara: kalau pemimpin memberi contoh yang jelek, anak buahnya lebih jelek lagi.
• Referensi kondisi hakim di negara maju: jabatannya dijamin seumur hidup dan penghasilannya begitu besar sehingga tidak ada insentif untuk korupsi.
• Pengalaman sebagai Menteri Pertahanan: Pejabat yang mengendalikan anggaran besar diperlakukan sama dengan pejabat yang tidak punya tanggung jawab tersebut. Jabatan mereka diusulkan untuk naik. Kalau tidak bisa dari segi gaji, harus diberi penghormatan.
0️⃣3️⃣:
• Sinergi antarlembaga penting, termasuk pelibatan tentara untuk penegakan hukum. Contohnya, korupsi di sektor pertambangan karena pelakunya dilindungi oleh kekuatan luar biasa.
• Dialog dengan pengusaha. Ada aspirasi untuk kepastian hukum sehingga membentuk kenyamanan dalam berusaha (tanpa harus korupsi).
• LHKPN dilakukan dengan monitoring dan pendampingan antar instansi.
• Komitmen harus ditunjukkan dengan bukti.
- Mempertanyakan alutsista bekas, boleh — publik berhak tahu ✅
- Mempertanyakan Indonesia alami lebih dari 800 juta serangan siber, boleh — publik berhak tahu ✅
- Mempertanyakan kepemilikan tanah ratusan ribu hektare, sementara banyak prajurit TNI tak memiliki rumah dinas, boleh — publik berhak tahu ✅
- Mempertanyakan kenapa tidak punya istri, misalnya, ini baru TIDAK BOLEH karena ini namanya masalah personal
Bisa dibedakan dong mana yang masalah personal mana yang bukan?
Kita itu mau memilih calon presiden, ya memang sudah sepatutnya siapa pun orangnya, publik patut mencari tahu sebanyak mungkin informasi, apalagi soal kinerja yang bersangkutan.
Janganlah sedikit-sedikit baper. Masa debat enggak boleh saling serang? Presentasi kelompok di kelas bahkan kadang bisa lebih “sadis” — riil.
Mati berarti ‘sudah hilang nyawanya; tidak hidup lagi’. Siapa pun bisa disebut mati jika, dalam arti sempit, sudah tidak lagi bernyawa, termasuk hewan dan tumbuhan.
Meninggal, tutup usia, dan berpulang berarti ‘mati’, tetapi dalam konteks ragam hormat.
Meninggal dunia digunakan pada orang-orang besar ternama atau para pemimpin.