*PAPUA*
Papua adalah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur wilayah Papua milik Indonesia. Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini.
Provinsi Papua sebelumnya bernama Irian Jaya yang mencakup seluruh wilayah Papua Bagian barat.
*ETIMOLOGI*
Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa asing dengan masyarakat Papua,
termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua.
Pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea).
Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1963 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya.
*LATAR BELAKANG*
Papua adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah utara Australia dan merupakan bagian dari wilayah timur Indonesia. Sebagian besar daratan Papua masih berupa hutan belantara. Papua merupakan pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland.
Sekitar 47% wilayah pulau Papua merupakan bagian dari Indonesia, yaitu yang dikenal sebagai Netherland New Guinea, Irian Barat, West Irian, serta Irian Jaya, dan akhir-akhir ini dikenal sebagai Papua.
Papua sendiri menggambarkan sejarah masa lalu Indonesia, karena tercatat bahwa selama abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Palembang, Sumatra Selatan, mengirimkan persembahan kepada kerajaan Tiongkok.
Di dalam persembahan itu terdapat beberapa *ekor burung Cenderawasih,* yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua, yang pada waktu itu dikenal sebagai *‘Janggi’
Dalam catatan yang tertulis di dalam kitab Nagarakretagama, Papua juga termasuk kedalam wilayah kerajaan Majapahit (1293–1520). Selain tertulis dalam kitab yang merupakan himpunan sejarah yang dibuat oleh pemerintahan Kerajaan Majapahit tersebut,
masuknya Papua kedalam wilayah kekuasaan Majapahit juga tercantum di dalam kitab Prapanca yang disusun pada tahun 1365.
(*Dapat dilihat jauh sebelumnya, mulai dari abad ke 12 Papua sudah tercatat bagian dari Indonesia*)
*1900-sekarang*
*Pada tahun 1956,* Belanda kembali mengubah nama Papua dari Nieuw Guinea menjadi Nederlands Nieuw Guinea. Perubahan nama tersebut lebih bersifat politis karena Belanda tak ingin kehilangan pulau Papua dari Indonesia pada zaman itu.
*Pada tahun 1950-an* oleh Residen JP Van Eechoud dibentuklah sekolah Bestuur. Direktur Sekolah Bestuur membentuk dewan suku-suku. Di dalam kegiatan dewan ini salah satunya adalah mengkaji sejarah dan budaya Papua, termasuk mengganti nama pulau Papua dengan sebuah nama lainnya.
*Pada tanggal 16 Juli 1946*, Frans Kaisepo yang mewakili Nieuw Guinea dalam konferensi di Malino, mengganti nama Papua dan Nieuw Guinea dengan nama *Irian.*
*Pada 1 Desember 1961,* Belanda membentuk negara boneka Papua. Pada tanggal tersebut Belanda memerintahkan masyarakat Papua untuk mengibarkan bendera nasional baru yang dinamakan Bintang Kejora.
Mereka menetapkan nama Papua sebagai Papua Barat. (*anggapan sebagian masyarakat Papua saat itu adalah hari kemerdekaan Papua*).
*Pada 1 Mei 1963* secara resmi nama Irian diganti menjadi Irian Barat saat wilayah ini dikembalikan dari Kerajaan Belanda ke dalam pangkuan Negara Republik Indonesia.
*Pada 2 Agustus 1969* Dunia internasional mengakui secara sah bahwa Papua adalah bagian Negara Indonesia setelah dilakukannya Penentuan Pendapat Rakyat (*PEPERA*).
Disahkannya Papua sebagai bagian dari Indonesia merupakan bentuk rasa memiliki masyarakat Papua terhadap Indonesia.
Negara-negara dunia melalui PBB telah mengakui dan mensahkan Papua sebagai wilayah Indonesia berdasarkan jajak pendapat Papua pada tanggal 1 Mei 1969 sesuai hati nurani Rakyat Papua.
Saksi Pepera, diantaranya, *Saul Yenu, Jakob Rumpaidus,*
sebagai perwakilan masyarakat Papua atau anggota Dewan Pepera, mewakili tokoh-tokoh masyarakat mengatakan pelaksanaan Pepera tidak ada masalah dan dinyatakan sah, kemudian dikukuhkan dengan undang-undang, karena saat itu dilaksanakan sesuai dengan hati nurani rakyat Papua,
Dengan maksud untuk menyatukan Indonesia dari sabang sampai Merauke.
*Pada 1 Desember 2000* Presiden Gusdur memaklumkan nama sesuai permintaan masyarakat Irian Jaya menjadi Papua seperti yang diberikan oleh kerajaan Tidore pada abad ke 18.
*KESIMPULAN*
Jadi, Irian Barat/Papua sudah sejak dulu telah masuk ke dalam bagian kekuasaan RI, Sangat keliru jika ada pendapat yang mengatakan NKRI memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Ibu pertiwi, karena sejak Abad ke 12 Papua sudah merupakan bagian dari Indonesia.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha atau Dahanapura, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.
Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan Kadiri berdiri. Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota api. Nama ini terdapat dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042.
Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa, saat akhir pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan, melainkan pindah ke Daha.
Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua putranya
Ahok mulai bongkar borok Pertamina, semenjak Ahok diangkat jadi Komut Pertamina, Ahok bertekad jaga Pertamina dari korupsi. Semenjak Ahok jadi Komut Pertamina, Ahok kembali menunjukan ketegasannya dengan memberikan peringatan keras
Dan Ahok mengatakan koruptor di Pertamina tidak bisa bergerak bebas.
Ahok memberikan peringatan keras kepada jajarannya untuk tidak melakukan korupsi, lalu Ahok pasang pengintai KPK di Sesdekom (Sekretaris Dewan Komisaris). Ahok mengatakan pihaknya telah bekerja sama dgn KPK,
MOU dengan KPK, adapun kerjasama itu terwujud dengan menempatkan orang KPK di Sesdekom dan KPK setiap saat bisa meminta data.
Ahok juga mengatakan, pihaknya juga akan bekerja sama dgn PPATK untuk melacak koruptor ditubuh pertamina.
Prabu Geusan Ulun (1580-1608 M) dinobatkan untuk menggantikan kekuasaan ayahnya, Pangeran Santri. Beliau menetapkan Kutamaya sebagai ibukota kerajaan Sumedang Larang, yang letaknya di bagian Barat kota.
Wilayah kekuasaannya meliputi Kuningan, Bandung, Garut, Tasik, Sukabumi (Priangan) kecuali Galuh (Ciamis). Kerajaan Sumedang pada masa Prabu Geusan Ulun mengalami kemajuan yang pesat di bidang sosial, budaya, agama, militer dan politik pemerintahan. Setelah wafat pada tahun 1608,
putera angkatnya, Pangeran Rangga Gempol Kusumadinata atau Rangga Gempol I, yang dikenal dengan nama Raden Aria Suradiwangsa menggantikan kepemimpinannya.
#sejarah sunda garis Besar
Bagian (3)
▪Pemerintahan berdaulat
Prabu Agung Resi Cakrabuana (950 M)
Prabu Agung Resi Cakrabuana atau lebih dikenal Prabu Tajimalela dianggap sebagai pokok berdirinya Kerajaan Sumedang.
Pada awal berdiri bernama Kerajaan Tembong Agung dengan ibukota di Leuwihideung (sekarang Kecamatan Darmaraja). Beliau punya tiga putra yaitu Prabu Lembu Agung, Prabu Gajah Agung, dan Sunan Geusan Ulun.
Berdasarkan Layang Darmaraja, Prabu Tajimalela memberi perintah kepada kedua putranya (Prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung), yang satu menjadi raja dan yang lain menjadi wakilnya (patih). Tapi keduanya tidak bersedia menjadi raja.
Terkadang hati ini rapuh menghadapi cobaan-Nya
Terkadang hati ini tak sanggup menjalani takdir-Nya
Terkadang hati ini menangis pilu tatkala tak sampai harapannya
Terkadang hati ini terasa perih melihat sekelilingnya menggapai mimpi
Terkadang hati ini haru biru mengingat ketidakberdayaannya
Terkadang hati ini meneteskan air merasakan cibiran
Terkadang hati ini ingin berteriak meminta keadilan
Terkadang hati ini menutupi aib dengan kebohongan
Terkadang hari ini tersayat bak luka tersayat perasaan
Tetapi hati ini kuat bagaikan batu karang yang diterjang ombak
Tetapi hati ini terbangun dari mimpi kelamnya
Tetapi hati ini tersadar oleh cahaya yang menyinarinya
Tetapi hati ini mendapatkan ketenangan yang sungguh menyejukkan.