Berawal dari sebaran di grup WA yg patut diduga berasal dr PKS (krn diawali dengan kalimat politis “maafkan PKS hanya bisa menolak tapi tidak bisa membendung”) dan infografis yg dibuat merdeka.com di sana ditulis poin2 yg KELIRU ttg OmnibusLaw
1. Uang Pesangon dihilangkan ❌ HOAX
Fakta: pesangon tetap ada (Bab IV, pasal 156 diatur rigid jumlahnya)
2. UMP, UMK, UMSP dihapus ❌ HOAX upah minimum tetap ada ditetapkan pemprov, bahkan jika ada UM Kabupaten/Kota harus lebih tinggi dari Provinsi ( Bab IV, Pasal 88C)
3. Upah Buruh dihitung per jam ❌
Fakta Tidak ada ketentuan itu di Omnibus Law.
4. Semua Hak Cuti hilang. ❌ HOAX
Fakta: Omnibus Law sama sekali tidak mengubah ketentuan cuti yang sudah ada sebelumnya.
Saat bacakan Ikrar di depan peserta demo menolak RUU HIP, pd pembacaan kalimat poin ketiga, tiba2 berhenti
"Demi Allah, kami akan menjaga NKRI dari Faham Komunisme & Khilafah"....
(Ketua Dewan berhenti lalu mencoret redaksi khilafah)😱
Padahal saat itu Ketua DPRD kota cirebon, Ibu AFFIATI. didampingi KAPOLRES CIKO & DANDIM
Apa yg dilakukan oleh Ketua DPRD KOTA CIREBON Ini harus jadi perhatian semua elemen bangsa, baik @Puspen_TNI & @DivHumas_Polri dimana faham Khilafah sudah disepakati harus ditolak di NKRI
Ketua DPRD CIKO dari fraksi @Gerindra
Tolong pak @prabowo kadernya dikondisikan
Banyak yg gak bisa bedain antara LOCKDOWN dgn Pembatasan Sosial
Klo Jakarta & Solo dilockdown beneran, gak ada lagi yg namanya orang wara-wiri di jalan. Gak ada lagi transportasi umum, jualan kelilingan, atau ojol nganterin paket. Semuanya gak boleh keluar rmh kecuali ada perlu
UU no.6 th 2018 menjelaskan ttg karantina wilayah. INI YANG DISEBUT LOCKDOWN. Dilakukan penutupan wilayah utk menangani wabah. Wilayah yg dikunci dikasih tanda karantina, dijaga aparat, masyarakat tidak boleh keluar masuk, dan kebutuhan dasar mrk wajib dipenuhi pemerintah
Yang terjadi di Solo dan Jakarta adalah PEMBATASAN SOSIAL atau SOCIAL DISTANCING