Pertama kali ke TNK th 2017, bareng Bang @TodungLubis. Setelah itu bbrp x ke sana, tmasuk bareng menteri LHK. Komodo2 di Pulau Rinca lebih gesit, lincah, muda. Komodo di P. Komodo lebih "lamban", gede2. Rada tua. Kata ranger-nya. Kedua pulau untuk konservasi #soalKomodo 😊
Dari awal ke sana, kemudian saat bareng Bu Siti Nurbaya, saya bandingkan wisata di TNK dg wisata ke Machu Piccu di #Peru (iya, saya pernah ke sana😊). Jumlah pengunjung harian TNK harusnya dibatasi untuk jaga habitat agar Komodonya bisa berkembang biak lebih "nyaman"
Lha kog sekarang malah mau bangun properti2 dan fasilitas untuk wisatawan di Pulau Rinca? Pengunjungnya harusnya dibatasi. Banyak didatangi pengunjung aja Komodo bisa stress, apalagi ada proyek pembangunan? Brisik? Bangunan yg ada sudah cukup. Imo😐
Yang sudah pernah ke P. Rinca dan P. Komodo pasti tahu, sudah cukup banyak bangunan di sana, termasuk warung, kantin, teras lihat Komodo dikasi makan, sampai kamar untuk menginap wisatawan/peneliti🤷♀️
Bikin wisata premium itu ya bukan dg membangun di lokasi yang seharusnya dipertahankan aslinya, sebagai habitat Komodo. Yg perlu dilindungi itu Komodo-nya dg TNKnya. Bukan malah memikirkan kenyamanan wisatawan. Itu dilakukan di Labuhan Bajo dan sekitarnya aja.
Pengunjung yg beneran cinta alam malah gak perlu fasilitas berlebihan. Tracking 2,5 jam? 5 jam? Dilakoni dg penasaran. Makin asri hutan dan tempat Komodo hidup, makin senang mereka. Coba deh belajar beneran soal wisata2 model begini. Ke #Bhutan misalnya.
Menparenkraf-nya di seminar2 sebut #Bhutan sebagai referensi eco-wisata, premium pula. You know, orang bayar mahal untuk wisata ke Kingdom of Happiness justru untuk nikmati budaya dan lingkungan yg bersih, dibiarkan sesuai aslinya. Dilestarikan. Makan biskuit gabin zaman jadul.
Yes, gue pernah wisata ke #Bhutan bareng @dian_noeh . Jadi gak cuma Omdo. Omong doang. Makin alami, makin jadul, makin mahal kita bayarnya. Dan gak menyesal sama sekali. Pengalaman hidup yg luar biasa.
Ya tapi, teriak2 kayak gini, percuma kan. Teriakan manusia yang protes aja gak didengar, apalagi jeritan hati Komodo🤷♀️
Masuk bulan ke-7 #COVID19, kog baru terpikir pembatasan skala mikro efektif. Telat, Pak. Ini liputan saya 12 April. Warga sdh lakukan saat itu. 6 bulan mungkin mereka sudah habis kesabaran🤷♀️
Untuk Gub @aniesbaswedan, ini konsekuensi PSBB yg harus dipenuhi ya. Bansos, bantuan lain2. Dan yg paling penting, lakukan penegakan aturan dg ketat. Percuma PSBB lagi kalo yg melanggar dibiarkan.
6 bulan lalu tempat cuci tangan dipasang di pintu2 kampung. Sekarang udah gak ada. Masker sekarang mudah didapat. Jadi yg melanggar gak pake masker, tmasuk masih kumpul2 didenda gede biar kapok. Cc para kepala daerah