Ketika menyampaikan amanat dalam Taruna Melati Utama PP IPM pada Kamis (19/11) saya berpesan agar kader-kader IPM setelah menempuh bangku pendidikan strata 1 sampai 3, silahkan bekerja dan berkiprah ke mana dan di mana saja.
Jadi politisi boleh, tapi jadi politisi IPM yang maju, punya integritas. Jadi tentara ok, jadi polisi juga boleh. Apalagi kalau mau jadi presiden, wapres, dan mentri.
Muhammadiyah tidak pernah membatasi kadernya untuk berprofesi, untuk mengembangkan karir, dan berkiprah dimana saja. Asalkan memegang kunci, akhlak, wawasan maju, dan memberi manfaat.
Kunci tersebut harus menjadi pembeda yang harus dimiliki oleh kader IPM, termasuk kader Muhammadiyah pada umumnya. Sehingga kader tidak boleh cupet, jadi tidak boleh memiliki pandangan cupet diwariskan kepada kader-kader setelahnya.
Pandangan sempit kader Muhammadiyah harus dihilangkan, karena dalam setiap profesi memiliki sisi gelap dan terang. Karenanya kader Muhammadiyah dituntut harus punya percaya diri untuk terjun dan berkiprah dimana saja.
Kiprah kader Muhammadiyah di luar persyarikatan tidak akan melunturkan muru’ahnya. Tapi semua harus dengan seksama dan membawa manfaat, hal ini sesuai dengan perintah KH. Ahmad Dahlan.
Serta sebagai kader IPM, harus senantiasa memupuk rasa persaudaraan. Perbedaan disetiap kader adalah keniscayaan, namun kader harus senang dan saling mendukung jika kader yang lain maju dan berkembang.
Tidak boleh memupuk kecurigaan dan asumsi-asumsi stereotype, stigma. Senang saudara maju, maka kita juga akan ikut maju.
Kedepan kader Persyarikatan tidak boleh asal-asalan dan pas-pasan, karena zaman sekarang akan berbeda dengan yang akan datang. Sehingga peran kader dalam persyarikatan harus mampu mendinamisasi gerakan, gagasan, dan amalan.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Muhammadiyah diusia 108 tahun ini tentu akan semakin ditantang berbagai masalah-masalah yang besar. #Milad108
Tetapi kami yakin dengan pandangan keagamaannya yang kokoh, dengan sistemnya yg kuat, dan sumber daya manusianya yang mumpuni in sya’allah Muhammadiyah akan mampu dan memberi kontribusi bagaimana menghadapi pandemi dan menyelesaikan masalah negeri dengan spirit dakwah dan tajdid
Gerakan Islam Muhammadiyah akan selalu hadir menjadi gerakan yang bertumpu di atas semangat menjadi syuhada’a alannas, menjadi saksi sejarah yang membawa kemajuan bagi umat, bangsa dan kemanusiaan semesta yang rahmatan lil-‘alamin.
Pandemi covid-19 di Indonesia masih belum berakhir dan cenderung naik angkanya. Malaysia menutup negerinya dari kedatangan warga negara Indonesia bersama India dan Philipina.
Hingga Kamis (10/9/20) terdapat kasus 207.203 terkonfirmasi, 147.510 sembuh, dan 8.456 orang meninggal. Rumah sakit kewalahan, 112 dokter dan 69 perawat meninggal. Mereka pahlawan kemanusiaan. Indonesia termasuk negara paling tinggi kematian dokter dan tenaga kesehatannya.
Baru satu hari ditinggal Prof Dr H Abdul Malik Fadjar, terasa ada ruang kosong di negeri ini. Demikian bagi kami di Muhammadiyah. Yakni tokoh yang sepenuh hidupnya dihabiskan menjadi guru di dunia pendidikan sekaligus role-model pendidik bangsa yang bersahaja.
Di pikirannya hanya satu perhatian utama bagaimana terlibat aktif dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dengan karya nyata, bukan retorika kata.
Hijrah dalam Islam berpindah dari kondisi yang serba mengekang menuju keadaan yang lebih leluasa untuk mengemban misi risalah Islam menuju kehidupan baru yang tercerahkan dan dirahmati Allah dalam kehidupan umat manusia.
Nabi dan kaum muslimin berpindah dari Makkah yang penuh ancaman ke daerah baru di Yasrib yang lebih bebas untuk menyebarluaskan dan menjalankan ajaran Islam untuk kebahagiaan hidup sejati manusia di dunia dan akhirat.
Allah menggambarkan dalam Al-Quran tentang hijrah: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-Baqarah: 218).
Muhammadiyah organisasi besar sarat pengalaman sejarah panjang dalam segala ujian zaman. Muhammadiyah kenyang asam-garam kehidupan hadapi dinamika kebangsaan sesulit apapun, sejak pra kemerdekaan sampai saat ini dan ke depan.
Muhammadiyah istiqamah jalankan misi dakwah amar ma'ruf nahi munkar dan tajdid untuk kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta yang rahmatan lil-'alamin.
Dua remaja di Bandung bermain "prank" dengan membagikan "daging kurban" berupa bungkusan plastik berisi sampah kepada orang-orang di jalanan. Akibat ulah sembarangan itu keduanya digelandang ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kepada wartawan ketika ditanya kenapa melakukan ulah yang keterlaluan dan meresahkan publik? Jawabannya santai, "ingin meraih banyak subcribe dan viewers seperti para artis di Jakarta".