Ishaq bin Abbad suatu ketika tidur dan bermimpi, seseorang berkata kpdnya: "Tolonglah orang yg sdg berduka itu!". Beliau bangun lalu bertanya ke orang2 sekitar, "Adakah tetangga kita yg butuh bantuan?"
Mrk bilang, "Kami tdk tahu"
Beliau kembali tidur lalu bermimpi bertemu orang yang sama utk kedua dan ketiga kalinya, orang tsb berkata,
"Apakah kamu masih tidur sedangkan kamu belum menolong orang yang berduka itu?".
Beliau bangun dan membawa uang 300 dirham kemudian mengendarai bighalnya menuju masjid.
Ketika beliau sampai, beliau melihat di mesjid hy ada seorg laki-laki yang sdg shalat. Ketika laki2 itu merasa ada orang yg melihatnya, dia pergi lalu Ishaq pun mendekatinya, lalu berkata:
"Wahai hamba Allah, di waktu & tempat seperti ini? Apa yg membuatmu keluar dari rumahmu?"
Lelaki itu menjawab, "Aku punya modal 100 Dirham, kemudian itu semua habis sampai aku punya hutang 200 Dirham".
Kemudian Ishaq mengeluarkan 300 Dirham yang tadi dibawanya dan berkata, "Ini 300 Dirham, ambillah!".
Lelaki itu mengambil uang tersebut lalu Ishaq bertanya,
"Apakah kamu mengenalku?"
"Tidak", katanya.
"Aku Ishaq bin Abbad, jika kamu butuh sesuatu, datanglah ke rumahku (dia sebutkan lokasinya)."
Lelaki itu berkata,"Semoga Allah merahmatimu, kalau kami butuh sesuatu, kami mengadu ke Dzat,....
Yang mengeluarkanmu di waktu seperti ini dan mendatangkanmu kepada kami".
Sumber: Majmu Rasail Ibnu Rajab
Semoga bermanfaat. Selamat menikmati akhir pekan.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Seorang bapak usia 55 tahunan duduk sendiri di sebuah lounge menunggu pesawat yang akan menerbangkannya ke Jogja. Kami bersebelahan hanya berjarak satu kursi kosong. Sekian menit kemudian, ia menyapa saya.
“Mas, hendak ke Jogja juga?”
“Iya, Pak. Bapak juga?”
“Iya.”
“Bapak sendiri?”
“Iya.” Senyumnya memasam. Menghela napas panjang. “Mas, kerja apa?”
“Saya serabutan, Pak,” sahut saya sekenanya.
“Serabutan tapi mapan, ya?” Ia tersenyum. “Kalau saya mapan tapi jiwanya serabutan.”
Saya tertegun. “Kok begitu, Pak?”
Ia pun mengisahkan, istrinya telah meninggal setahun lalu. Dia memiliki dua orang anak yang sudah besar-besar. Yang sulung sudah mapan bekerja di Amsterdam. Di sebuah perusahaan farmasi terkemuka dunia. Salah satu manajer. Yang bungsu, masih kuliah di Singapura.
Diriwayatkan di dalam Shirah ibn Hisyam, Rasululullah saw hendak berkurban, dan beliau saat itu memilih unta sbg hewan kurban.
Sebagaimana kebiasaan, hewan kalau mau disembelih pasti akan mengamuk jika melihat darah atau melihat temannya di sembelih,
mesti ditutup matanya agar tidak melihat.
Maka Rasululullah berkata: “Buka, biarkan mereka melihat”
“Wahai Rasul mereka kalau melihat darah mengamuk”
”Biarkan mereka melihat”, Nabi mengulangi.
Maka para unta pun itu melihat. Ketika Nabi sudah mengeluarkan pisaunya,
dan menajamkannya. Apa yang diperbuat oleh unta-unta itu..?
Mereka berdesakan untuk lebih dahulu disembelih oleh tangan mulia Sayyidina Muhammad saw. Roboh satu unta, yang lain menjulurkan kepalanya, satu- satu berdesakan ingin didahului disembelih oleh Nabi saw.
Nabi Muhammad jika menangis tidak pernah meraung. Sedikit cucuran airmata dan gemuruh di dada.
Dari Abdullah bin Mas'ud ra, "Nabi berkata kepadaku: 'bacalah Quran untukku!' Aku berkata, 'wahai Rasulullah, apakah aku akan membaca Quran untukmu,
padahal Quran itu diturunkan kepadamu?' Beliau bersabda, 'Aku ingin mendengarnya dari selainku'. Aku pun membaca An-Nisa sampai pada Waji'na bika 'ala ha-u-lai syahida (dan Kami mendatangkan kamu [Muhammad] sbg saksi atas mereka itu [umatmu]. Aku melihat kedua mata Rasulullah
bercucuran airmata".
Beliau banyak menangis memikirkan umatnya, sbg rahmat dan belas kasih ke umatnya.
Pernah saat gerhana Matahari, Nabi berdoa sambil menangis "Wahai Tuhanku, bukankah Engkau telah menjanjikan kepadaku bhwa Engkau tak akan menyiksa mereka, sdg aku berada
Saya teringat kisah kakek kami Habib Umar bin Abdurrahman Alattas, beliau hidup di Huraydhah, Hadramaut, sekitar 300 thn yang lalu. Saya share disini semoga bisa diambil pelajaran 🙏🏼
Beliau pernah dihardik oleh seorang badui di masjid karena shalatnya cepat.
Badui itu ga paham kalau Hb. Umar yg akan ceramah, dan mempercepat shalat krn ada tamu2 yg akan datang.
Hb. Umar bukannya marah tapi malah mengikuti ucapan badui itu, dan mengulangi shalatnya lagi dgn lebih khusyu.
Dia menerima nasihat badui tadi sebagai pengingat bagi dirinya
Habib Umar Alattas karena wibawa dan pesonanya yg luar biasa, orang2 berbondong hadir dalam majelisnya. Melihat ini beliau malah menangis krn takut ketenaran, lalu berdoa mengadu kpd Allah jika yg dia cari bukan itu tapi keridhoan dan kedekatan pada Allah swt.
Doa terhindar dari Fitnah Dajjal, dan Azab Neraka (monggo yg mau amalkan 🙏🏼)
"Allahumma inni auzubika min azabi jahannam wa min azabil qobri, wa min fitnatil mahya wal mamati, wan min fitnatil masihid dajjal, wal maghromi wal ma'tsam.
Ya muqolibal qulub tsabit qulubana ala dinika. Ya Allah biha, Ya Allah biha, Ya Allah bi khusnil khatimah"
*dibaca ketika shalat 5 waktu, pada akhir tahiyyat kedua sebelum salam.
Dlm riwayat, sedikit sekali yg bs selamat dari fitnah dan rayuan Dajjal karena pesona yg luarbiasa