Diriwayatkan di dalam Shirah ibn Hisyam, Rasululullah saw hendak berkurban, dan beliau saat itu memilih unta sbg hewan kurban.
Sebagaimana kebiasaan, hewan kalau mau disembelih pasti akan mengamuk jika melihat darah atau melihat temannya di sembelih,
mesti ditutup matanya agar tidak melihat.
Maka Rasululullah berkata: “Buka, biarkan mereka melihat”
“Wahai Rasul mereka kalau melihat darah mengamuk”
”Biarkan mereka melihat”, Nabi mengulangi.
Maka para unta pun itu melihat. Ketika Nabi sudah mengeluarkan pisaunya,
dan menajamkannya. Apa yang diperbuat oleh unta-unta itu..?
Mereka berdesakan untuk lebih dahulu disembelih oleh tangan mulia Sayyidina Muhammad saw. Roboh satu unta, yang lain menjulurkan kepalanya, satu- satu berdesakan ingin didahului disembelih oleh Nabi saw.
Imam Abdurrahman Addiba’i di dalam Maulid Ad-Diba’ mengatakan,
“Apakah kalian tidak melihat bahwa semua unta (sampai saat ini) yang mau menuju ke Madinah pasti mempercepat langkahnya, lebih cepat dan terburu-buru ingin sampai ke Madinah dan kalau mau masuk ke Madinah,
pasti mengalirkan air matanya karena mereka ingin bergegas ingin cepat sampai ke Madinah”.
Demikian besar cinta hewan kepada Sayyidina Muhammad saw, demikian indahnya Sayyidina Muhammad Saw.
Seorang bapak usia 55 tahunan duduk sendiri di sebuah lounge menunggu pesawat yang akan menerbangkannya ke Jogja. Kami bersebelahan hanya berjarak satu kursi kosong. Sekian menit kemudian, ia menyapa saya.
“Mas, hendak ke Jogja juga?”
“Iya, Pak. Bapak juga?”
“Iya.”
“Bapak sendiri?”
“Iya.” Senyumnya memasam. Menghela napas panjang. “Mas, kerja apa?”
“Saya serabutan, Pak,” sahut saya sekenanya.
“Serabutan tapi mapan, ya?” Ia tersenyum. “Kalau saya mapan tapi jiwanya serabutan.”
Saya tertegun. “Kok begitu, Pak?”
Ia pun mengisahkan, istrinya telah meninggal setahun lalu. Dia memiliki dua orang anak yang sudah besar-besar. Yang sulung sudah mapan bekerja di Amsterdam. Di sebuah perusahaan farmasi terkemuka dunia. Salah satu manajer. Yang bungsu, masih kuliah di Singapura.
Nabi Muhammad jika menangis tidak pernah meraung. Sedikit cucuran airmata dan gemuruh di dada.
Dari Abdullah bin Mas'ud ra, "Nabi berkata kepadaku: 'bacalah Quran untukku!' Aku berkata, 'wahai Rasulullah, apakah aku akan membaca Quran untukmu,
padahal Quran itu diturunkan kepadamu?' Beliau bersabda, 'Aku ingin mendengarnya dari selainku'. Aku pun membaca An-Nisa sampai pada Waji'na bika 'ala ha-u-lai syahida (dan Kami mendatangkan kamu [Muhammad] sbg saksi atas mereka itu [umatmu]. Aku melihat kedua mata Rasulullah
bercucuran airmata".
Beliau banyak menangis memikirkan umatnya, sbg rahmat dan belas kasih ke umatnya.
Pernah saat gerhana Matahari, Nabi berdoa sambil menangis "Wahai Tuhanku, bukankah Engkau telah menjanjikan kepadaku bhwa Engkau tak akan menyiksa mereka, sdg aku berada
Saya teringat kisah kakek kami Habib Umar bin Abdurrahman Alattas, beliau hidup di Huraydhah, Hadramaut, sekitar 300 thn yang lalu. Saya share disini semoga bisa diambil pelajaran 🙏🏼
Beliau pernah dihardik oleh seorang badui di masjid karena shalatnya cepat.
Badui itu ga paham kalau Hb. Umar yg akan ceramah, dan mempercepat shalat krn ada tamu2 yg akan datang.
Hb. Umar bukannya marah tapi malah mengikuti ucapan badui itu, dan mengulangi shalatnya lagi dgn lebih khusyu.
Dia menerima nasihat badui tadi sebagai pengingat bagi dirinya
Habib Umar Alattas karena wibawa dan pesonanya yg luar biasa, orang2 berbondong hadir dalam majelisnya. Melihat ini beliau malah menangis krn takut ketenaran, lalu berdoa mengadu kpd Allah jika yg dia cari bukan itu tapi keridhoan dan kedekatan pada Allah swt.
Doa terhindar dari Fitnah Dajjal, dan Azab Neraka (monggo yg mau amalkan 🙏🏼)
"Allahumma inni auzubika min azabi jahannam wa min azabil qobri, wa min fitnatil mahya wal mamati, wan min fitnatil masihid dajjal, wal maghromi wal ma'tsam.
Ya muqolibal qulub tsabit qulubana ala dinika. Ya Allah biha, Ya Allah biha, Ya Allah bi khusnil khatimah"
*dibaca ketika shalat 5 waktu, pada akhir tahiyyat kedua sebelum salam.
Dlm riwayat, sedikit sekali yg bs selamat dari fitnah dan rayuan Dajjal karena pesona yg luarbiasa
Kisah Pencari Fatwa Pembenaran Yang Viral Di Zamannya
Dikisahkah oleh Hb. Jindan @habibjindan bin Novel bin Jindan.
Dahulu ada hartawan yang kaya raya yang sangat sayang dengan anjingnya. Makan, tidur dan bermain sama anjingnya hingga ada yang ngasih tau dia kl anjing itu najis
..haram baginya melakukan itu. Org tsb lalu datangi Hb. Ali Kwitang, utk bertanya perihal persoalan itu. Setelah mendengar penjelasan orang tsb, Hb. Ali berkata, "Najis haram".
Karena ga puas, dia pulang dan berkata, "Hb. Ali tdk paham, tdk ngerti permasalahan, tdk alim"
Kecewa dgn Hb. Ali Kwitang, dia mendatangi Hb. Ali bin Husin Alatas (Hb. Ali Bungur), dan bertanya permasalahan yg sama. Maka dijawab oleh Hb. Ali Bungur, "itu Haram Najis".
Dan org itu berkata lagi, "Hb Ali Bungur tdk paham, tdk mengerti permasalahan, tdk alim"
Kalau turun wahyu, dahi Nabi berkeringat disebabkan beratnya wahyu yg turun dari Allah swt. Keringat di wajah Nabi seperti butiran mutiara dan berbau sangat wangi.
membentangkan tikar dari kulit yg telah disamak. Ketika tidur keringat Nabi tampak banyak dan Ummu Sulaim mengumpulkannya dan ditaro di cupuk minyak wangi.
Ketika bangun Nabi bertanya, "wahai Ummu Sulaim, apa ini?"
"Ini adalah keringatmu yg kami letakkan di tempat minyak wangi
dan ini adalah wewangian terbaik". Dan Nabi pun tdk melarangnya.
Nabi berbau harum tanpa minyak wangi. Org yg berjabat tangan dgnnya, maka bau wangi tgn org tsb ga akan hilang sepanjang hari.
Jika Beliau usap kepala anak, maka org2 tahu anak tsb diusap Nabi karena wanginya.