jangan berasumsi bahwa kalo elo sudah suntik vaksin elo akan kebal selamanya. IT WON’T LAST FOREVER. kekebalan itu hanya sementara.
berapa lama kira2?
belum ada riset dan data soal berapa lama kekebalan bertahan akibat vaksinasi.
studi yang ada bilang bahwa kalo elo terpapar covid, maka tubuh elo menghasilkan antibody (kekebalan) yang bertahan selama 5-7 bulan. kata pakar medis biologis sih bisa lebih lama tapi jgn harap sampe bertahun2....mungkin setahun. we don’t know.
silakan baca report ini
intinya saat ini kita gak tahu brp lama kekebalan yg muncul dari vaksin akan bertahan lama.
yang kita tahu saat ini adalh bhw vaksin sinovac yg kemarin sudah disambut dibandara dgn sukacita itu menghasilkan antibodi yg jumlahnya lebih sedikit dr antibodi hasil terpapar covid.
ini report hasil uji klinis sinovac tahap 2 yg sudah dipublish di jurnal
nah gw gak tahu apakah ada korelasi antara jumlah antibodi yang dihasilkan dgn durasi kekebalan. common sensenya adalah: semakin sedikit jumlah antibodi, semakin pendek durasi kekebalan tubuh.
nah mungkin bisa tanya pakarnya mas @septian soal ini...
kalo ternyata benar ada korelasi antara jumlah antibody dgn durasi kekebalan, maka kalo elo suntik sinovac maka kekebalan elo terhadap covid juga gak akan lama
dan ini kalo ini benar, padahal sinovac bkl dipake lebh banyak di +62....implikasinya adalah...tau sendiri
artinya apa?
kalo elo suntik vaksin skr dan cuma kebal setahun, bisa jadi tahun depan elo harus suntik lagi.
kenapa? karena covid masih ada berkeliaran di sekitar kita.
kok bisa..?? nah di sini hitungan ekonominya.
gw break magrib dulu.....
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
kita akan bangun aliansi dgn berbagai kelompok masyarakat sipil untuk mendukung petisi ini untuk mendesak Presiden Joko Widodo untuk MENGGRATISKAN vaksin covid buat semua warga negara Indonesia. karena ini untuk kepentingan kita semua.
elo mungkin mampu bayar biaya vaksin mandiri....tapi kalo masih ada jutaan warga indonesia yang tidak mendapatkan vaksin karena kendala biaya, maka elo tidak akan pernah aman....
halo gaezz....ada kabar gembira nih berkaitan dgn pengendalian pandemi covid di negeri gemah ripah loh jinawi ini.
dan seperti biasa, good news ini juga dibarengi kabar yg bisa bikin ngamuk...
so follow this thread 👇
pertama2, menkes terawan yg dermawan, jenius, dan sgt perhatian itu sudah mengeluarkan SK menteri soal program vaksinasi covid....
alhamdulillah....halleluyah...!!
mudah2an lancar ya menuju akhir pandemi
jadi basically indonesia bakal melakukan vaksinasi covid dgn menggunakan kombinasi vaksin dr berbagai negara...mau dr amrik, china, pokoknya dari mana aja asal terbukti efektif dan aman.
i have to admit that jakarta’s crisis management deserves high appreciation....selevel lah dgn singapura, setidaknya dr aspek penerapan sains dan pengambilan langkah2 sistematis. cuma beda di infrastruktur dan otoritas aja.
leadership DKI sekarang emang tidak sempurna banget. penanganan banjir kemarin gw kritik habis krn emang perencanaan dan mitigasinya gak bener.
tapi untuk covid ini, i have to slightly disagree with those againts him.
mungkin kedengarannya naif, tapi sbg akademisi gw terbiasa untuk mengatakan buruk untuk hal yg buruk, dan baik untuk hal yg baik. kenapa? karena begitulah dunia ilmu pengetahuan bekerja.
tentunya judgment gw bisa bias krn status dan posisi gw dlm ruang sosial.
sambil menunggu magrib, gw mau share hasil survei yg gw lakukan secara kolaborasi bersama teman2 relawan @laporcovid yg dikoordinasi Dr Irma Hidayana.
topik survei: “persepsi risiko covid19 di kalangan warga Jakarta”
apa itu persepsi risiko? kenapa Jakarta?
sit tight people..
jadi kalo kita bicara pandemi, hal itu bisa dilihat dari dua kacamata:
1. wabah sbg fenomena biologis (alam) krn faktor patogen yg merusak tubuh manusia
2. wabah sbg fenomena sosial krn terjadi melalui interaksi sosial
Sebagai sosiolog, nah gw fokus yg kedua...
dalam situasi pandemi di mana vaksin belum ditemukan (entah sembunyi di mana), satu2nya cara bertahan adalah dgn menekan laju penularan. nah dlm kacamat sosiologis, laju penularan bisa ditekan dari dua tingkatan: