Halo jumpa lagi.
Kali ini saya akan membagikan kisah perjalanan mistis lagi. Masih bersama mas @iphendAlzikra, yang kemarin perjalanan merbabu sekarang Beliau menceritakan kisah perjalanan di salah satu tempat di Sumatra Selatan. CURUP MAUNG.
Seperti apa kisahnya? Yuk simak.
Silahkan RT dulu selagi nunggu maghrib.
Misteri curup maung
Setelah pendakian gunung Dempo aku dengan team melanjutkan petualangan. Kami berembuk, kemudian sepakat untuk perjalanan ke curup maung yang berada diarea kaki gunung Dempo.
Jadi disini kami berenam laki laki semua.
Aku, Purnama, Rian, Ibrahim, Dian dan Eddo. Kami teman sepekerjaan kecuali Eddo, dia asli Lahat daerah situ dan penggerak salah satu organisasi pencinta Alam didaerah Sumatra selatan.
Kami kenal Eddo ini dari Purnama yang sebelumnya pernah barengan nanjak ke gunung Dempo. Perjalanan turun gunung dari kampung empat harus saya yang nyetir mobil menuju lokasi.
Walau keadaan badan yang lumayan capek karena habis turun gunung. Cuaca hari ini juga tidak bagus, hujan lumayan lebat bercampur angin menyisakan jarak pandang sangat pendek.
Lalu aku putuskan menepi dahulu untuk menghindari bahaya. Disebuah warung kami pesan kopi dan makanan favorite pendaki (mie rebus plus telur) menu istimewa.
Ngobrol seputaran pendakian semalam lumayan banyak kisah misteri namun belum saya ceritakan dikarenakan mau cerita dicurup maung dulu.
Hari beranjak sore hujan mulai berhenti,
Pastinya kami lanjutkan perjalanan yang sempat tertunda karena Alam. Senja hari ini agak lebih gelap karena mendung belum tuntas menghilang.
Disebuah desa (lupa nama desanya) kami mencari rumah untuk menitipkan Mobil dan kami menemukan sebuah warung guna membeli logistic tambahan. Setelah semua siap, kami mulai perjalanan sore itu juga karena memang sengaja mau ngecamp dicurup.
Sebelum meninggalkan desa tiba-tiba dipanggil sama ibu-ibu penjaga warung.
"Kak.. kak.. bayar dulu" setengah berlari ibu itu memanggil.
Kan horor jadinya, beli tapi belum bayar main cabut saja.
Setelah di bayar Rian, kami langsung Ketawa bersamaan sembari jalan menjauh meninggalkan desa itu dan memasuki perkebunan warga yang penuh ditumbuhi pohon karet, pohon kopi, juga pepohonan lainnya.
Jalan setapak yang berhias rindangnya pohon makin gelapkan sore ini. Masih dengan suasana bercanda menuruni track becek berlumpur, buat kami keriangan main main di jalur hingga ada yang jatuh berulang-ulang bikin riuh perjalanan kami.
Ditepian jalur ada pohon jambu yang buahnya cukup lebat, jiwa brangasan kami pun keluar dengan sendirinya. kami ambil buah jambu itu yang menunjukkan pesonanya, ada yang dimakan ditempat ada juga yang di masukkan carrier buat bekal ngecamp.
Dari sinilah awal kami diganggu oleh penunggu curup maung.
Awal interaksi ada seorang kakek-kakek yang jalannya itu cepat banget melewati rombongan. Dia dari arah belakang, berjalan tapi jalannya itu tidak normal, bisa cepat melebihi orang normal berlari.
Sesampai di samping kami, langkah kakek itu memperlihatkan muka dan tatapan seperti orang tidak suka melihat tingkah laku kami semua.
Hingga berlalu dan hilang secepat mata memandang. Disitu Salah satu teman ku Ibrahim nampak nafas nya mulai sesak dan minta istirahat sejenak,
Kemudian beristirahat, menyadari kesalahan kami sambil saling menyalahkan. Ku diamkan saja kegaduhan temen-temenku sambil menyulut rokok. aku kepikiran dengan kakek tadi.
"pasti kedepannya bakal ga beres ini" Batinku
udah gitu pas jam magrib pula, tu kakek joging. Lumyan lama kami duduk ditempat ini hingga aroma bunga kopi yang kami hirup berubah menjadi aroma lain, baunya seperti ubi bakar.
Salah satu temen ku nyeletuk.
"bau apa ini ? ada bakaran kayaknya!! "
Seketika itu juga aku ajak mereka lanjutkan berjalan sebelum sosok Genderuwo itu benar-benar memperlihatkan wujudnya.
Semoga Kita semua senantiasa dalam lindunganNya terhindar dari segala bentuk mara bahaya yang datang secara nyata mau pun yang tidak terlihat oleh mata.
Dikejadian itu karena ulah usilnya kami yang memetik buah jambu dan memakannya sebagian,
juga sebagian lain kami bawa untuk bekal ngecamp. Kesalahan yang jangan ditiru bagi para petualang sekalian, mengambil yang bukan jadi hak kita itu sangat tidak diperbolehkan.
Karena itu kami mulai mendapati kejanggalan dengan munculnya sosok kakek yang berwajah tidak ramah melihat kami, hingga benturan energinya berdampak tidak bagus untuk salah satu temen kami.
Begitu juga bau yang muncul seperti bau ubi bakar, sebuah aroma yang menandakan adanya interaksi makhluk astral berjenis genderuwo.
Menapaki gelapnya jalur becek dan hari sudah gelap, serangga liar menjadi teman sepanjang perjalanan yang sepi. Ditengah perkebunan karet ada dua buah rumah berhadapan, hingga jalur kami berada diantara rumah itu (mungkin rumah pemilik kebun)
entahlah rumah siapa ini yang jelas rumah ini menjadi tanda persimpangan jalur. Disitu ada papan penunjuk arah, arah kiri bertuliskan curup maung.
"haahh lega rasa nya" Seru kami semua menghela nafas.
Melanjutkan perjalanan dan ternyata masih jauh tempat tujuan kami. Masih melewati perkebunan wingit, track yg menurun kami tapaki pelan sembari mengobrol.
Namun perasaan mulai ganjil terasa, serangga yang seakan selalu mengiringi langkah kami tiba-tiba senyap, tubuh ku yang mulanya panas karena pengurasaan energi seketika ditusuk hawa yang sangat dingin membangunkan bulu-bulu lembut ditubuh ini.
Rasa hati seakan di gerakan untuk menoleh kearah kiri, ketika mata menelisik kejalur kiri sudah terlihat sesok kuntilanak yang berdiri disisi jalan dengan wajah menunduk, pakaian putih lusuh, rambut panjangnya agak awut-awutan.
Rasa Ingin melihat lebih jelas, aku sengaja menuju ke arahnya dengan dalih ingin buang air agar temen-temen yang lain jalan duluan. Yang bikin rasa penasaran, sosok ini hanya berdiri mematung, tangan sebelah kiri menggenggam seperti ikat pita atau tali yang lembut berwarna hitam.
Sayangnya sebelum aku sampai dihadapannya, makhluk yang terlihat sedih itu menghilang begitu saja.
Ku biarkan itu berlalu dan segera menyusul teman-teman yang lain. Baru juga selangkah terdengar cekikikan suara kuntilanak yang tanpa wujud lagi. Saat jalan turun menyusul temen yang lain Dari arah belakang terdengar seperti langkah kaki mengikuti,
berkali-kali juga aku pastikan siapa yang mengikuti atau hanya perasaanku saja, ternyata tidak ada siapa pun, hanya terdengar langkah kaki yang terus mengikuti, sampai aku bertemu teman-teman yang sudah menunggu dibangunan yang sepertinya untuk bayar tiket masuk curup maung.
disampingnya juga ada pelataran untuk tempat parkir kendaraan pengunjung.
Sesampai tempat rombongan yang lain, aku minta istirahat.
"Dari mana kak??" Tanya Purnama padaku
"Kencing tadi" jawab ku
Cuma disini muka Ibrahim terlihat pucat.
"Ga usah sendiri-sendiri kalau jalan, ini tu hutan...udah malam juga bro" Ucap Ibrahim.
Nadanya agak ketus, kemudian aku bercandaiin saja.
"Aku pipis bang, dari pada ditahan kan ga enak"
"mau kencing juga ya"
aku coba pecahkan suasana saat itu yang terlihat memasang muka tegang seperti menahan rasa takut yang mereka sembunyikan agar yang lain tidak melihatnya.
Dian, Rian, Eddo lebih pendiam disini,
Entah bawaan capek, lapar, atau takut.
Harusnya ditempat ini kami membeli tiket masuk ke curup, berhubung penjaganya sudah tidak ada ditempat, kami langsung masuk perkebunan kopi yang saat ini tracknya mulai curam,
karena dibawah tebing inilah keindahan curup maung itu.
Aroma khas bunga kopi yang wangi legakan nafas ku. belum berjalan jauh tiba-tiba Rian berteriak dan semua lari kebelakang, kebetulan aku jalan dibarisan paling belakang.
lampu senter mereka matikan semua, nafas tak beraturan berat menopang rasa takut.
"Kenapa" Tanya ku
Namun tidak Ada yang menjawab satu pun, Lalu aku melangkah kedepan untuk melihat. Sungguh pemandangan yang sangat istimewa, Perkebunan kopi dipenuhi oleh kuntilanak yang seakan pohon-pohon kopi berdaunkan kunti yang tidak bisa dikira-kira jumlahnya.
Dari depan hingga ujung pandangan mata tanah ini seakan berubah jadi hamparan kuntilanak dengan berbagai macam pose dan gaya masing-masing.
Lalu Eddo menyadarkanku yang terbelalak melihat fenomena luar biasa didepan mata.
"Kak...kak" sambil menepuk lenganku yang masih arahkan senter ke kunti-kunti itu.
"Hmmm...apaan do"
"Mau gimana ni? balik arah kah" Tanyanya
"Diem dulu...cek yang lain" jawabku
Kulihat temen-temen masih saling merangkul dengan kecemasan dan ketakutan mereka.
Aku dan Eddo yang masih takut dan kakunya badan mencoba untuk kuatkan yang lain.
Dimana hamparan perkebunan kopi kini dipadati dengan kuntilanak yang jumlahnya tidak bisa dikira-kira lagi saking banyak nya.
Tidak ada yang tidak gentar menyaksikan fenomena tak lazim dihadapan kami, tidak ada yang tidak takut diantara kami semua.
Doa terucap dimulut kami semua, karena hanya pada Illahi semata segala pertolongan itu ada.
Belum aman situasi diarea ini, salah satu teman tiba-tiba berteriak kesurupan.
Ibrahim badan nya kaku, tertunduk dan teriak-teriak.
sepontan Dian, Purnama, Rian yang masih dalam suasana ketakutan pada mundur menatap kearah Ibrahim. Saat wajah Ibrahim diangkat pelan naik kearah kami dibarengin dengan cekikikan khas kunti, matanya tajam menatap kami satu persatu, lalu berubah mengeram seperti erangan harimau.
"Pegang dia" teriak ku pada yang lain.
karena masih pada menatap takut kearah Ibrahim. Tanpa dikomando lagi mereka bertiga sudah memegangi temen kami yang kerasukan setan ditempat itu. aku mencoba melawan tapi badan ku yang masih serasa kaku untuk mendekati.
Doa-doa makin kuat kami lantunkan
Namun Ibrahim malah nyengir sinis, sembari tertawa
"Kalian semua mati" hahahaaa
Terdengar ucapannya mengancam
Aku minta yang lain baca ayat kursi dan bersholawat, sambil pegang tubuh itu yang meronta seakan mau melawan. Ku baca doa, lalu ku pencet jempol tangan nya sekuat yang aku bisa, setelah minta pada Allah untuk kesembuhan,
akhirnya keluar demit itu meninggalkan raga temanku yang kini lemas seakan pingsan. masih dengan doa-doa kami, ku lihat wajah pucat Ibrahim hingga akhir nya dia muntah dan terduduk tanpa tenaga.
Belum sempat menarik nafas lega dan mengucap syukur, tiba-tiba segerombolan anjing siluman menggonggong tepat di atas kami, seolah akan menerkam kami semua yang sedang dalam masa kalut.
"Apa lagi ini ya Allah" ucapku dalam hati.
"Tenang.. jangan panik" Ucap ku pada yang lain
Hingga kami saling merapat, agar bisa saling melindungi.
Anjing siluman bermata merah, gigi tajam bertaring dengan liur yang terus keluar menyalak menggonggongi kami. Hanya saja mereka tidak ada satu pun yang bergerak kearah kami.
Dibelakang masih hamparan kuntilanak, di atas siluman anjing seakan kami ditengah prahara yang mematikan. Mulai bergerak pohon disekitaran kami, bermunculan makhluk besar berbulu dilengkapi dengan cakar yang mengerikan.
"Ini Alam jin apa ? sebegitu banyak nya makhluk saat ini"
Betapa wingit nya area ini hingga menjadi sarang lelembut yang begitu banyak kawanannya. Tubuh bergetar keras, ketakutan itu seakan menjadi aura mainan makhluk-makhluk itu.
"Mati kita" kata Salah satu teman terdengar.
Juga mulai ku dengar tangisan dari beberapa temanku. Dalam benak hati masih menyebutkan Asma Tuhan, mencoba tegar, walau kenyataannya jiwa ini benar gentar dan takut.
Benturan energi yang tidak sebanding dengan astral membuat pingsan keempat teman ku. Hingga yang berdiri kini hanya aku dengan Eddo yang terlihat sama diam menahan takut yang tidak tau harus berbuat apa lagi.
"Gusti, engkang moho dumadi, paringi kekiatan iman jiwo rogo... pinaring slamet" Ucapku dalam hati.
(Tuhan, yang maha menjadikan, berikan kekuatan jiwa raga, berikan keselamatan)
Hingga didatangkan penolong yang tidak tau dari mana datangnya, Tiba-tiba terdengar.
"Aji ku nur illahi tumeko'o wali sabrang lor dewi sabrang kidul.. manunggal marang insun, dadio pramesti sejati nur illahi, dumati kerono pengeran"
sosok itu terlihat memegang busur panah dari cahaya putih mengarah kelangit.
Sembari mengucap
"Musno kerono kersoning Allah"
Lalu melesat cahaya putih keatas dan berubah menjadi banyaknya cahaya hingga suasana menjadi sangat terang dimalam itu.
Cahaya itu mengarah ke segala penjuru dan membinasakan semua makhluk itu tanpa tersisa.
Seketika kembali meredup cahaya itu menghilang dan gelap gulita suasana alam kembali seperti semula.
Sambil berucap syukur, laki-laki itu tersenyum dan berucap.
"Berhati-hati selalu.. syukur alhamdulillah kalian semua selamat"
"Ya Kang, terimakasih.. pertolongannya" Jawab ku
"Ini nanti taburkan di makanan atau minuman teman mu, untuk menetralisir energi ghaib yang ada di tubuh kalian semua" Sembari menberiku bungkusan.
Saat aku terima bungkusan yang didalamnya hanya sejumpit tanah. sosok laki-laki itu sudah menghilang dengan tanpa adanya gerakan.
lenyap begitu saja.
"Kang..Kang..Kang Armani"
Aku mencarinya yang sudah tidak ada lagi ditempat
Sahabat ku yang selalu ada saat aku susah, Tak pernah berhenti menjaga ku sampai saat ini.
Singkat cerita saat semua belum tersadar, aku sudah menaburkan jumputan tanah pemberian tadi ke salah satu botol air minum kami.
Terdengar sangat jauh suara adzan berkumandang. Mereka satu persatu terjaga, lalu ku kasih botol air minum tadi ke mereka.
Dengan keadaan yang sudah Aman, Rian langsung berdiri
"Ayo..jalan" ajaknya seakan semua tenaga nya telah kembali.
"Pasang tenda dibawah saja..sambil ngopi pagi terus mandi" kata Purnama
Dian yang beranjak berdiri pun berkata
"Udah terdengar tu suara air terjunnya..ayo cepetan"
Semua aku pandangi, bingung dan penuh pertanyaan dalam hatiku.
"Mereka ini beneran sadar ga sih" Membatin tak percaya.
Akhirnya kami sampai di curup maung sebelum benar-benar fajar. Tenda siap dipasang, kami pun rebahan. si koki andalan ku Rian dan Ibrahim asik memasak untuk Kita semua.
Aku dan yang lain tidur selesai makan dan terbangun saat disitu sudah ada suara pengunjung.
Kami mandi, setelah puas mandi, ngopi sambil bercerita soal semalam. ternyata satu pun dari empat sahabatku tidak ada yang ingat kejadian itu. hanya bercerita lamanya perjalanan lalu tertidur diatas sana. Aku Dan Eddo yang masih mengingat kejadian itu hanya cengar cengir.
ini juga perlu diinget buat pembaca sekalian, Kami serombongan kena tegur petugas setempat, masuk ga ijin, belum bayar tiket masuk, dan selama ini memang belum ada yang berani ngecamp diarea curup kata si pengelola.
Jadi kalau mau muncak atau ngecamp dimana saja yang resmi ya!
Ijin sesepuh atau perangkat desa sangat dianjurkan, agar ketika ada apa-apa tidak kesusahan dan merepotkan penduduk setempat.
Kisahku di curup maung seperti ini.
Bagaimana kisah kalian yang pernah berkunjung di curup nan indah di Lahat Sumatra selatan ini??
Sekian cerita blusukan kami
Waasallam 🙏🙏
Nantikan cerita lain dari mas iphend yang tak kalah seram. JAGAD LELEMBUT ‼
Jangan lupa untuk selalu support kami agar dapat membagikan cerita cerita serem lainnya.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
“Aku lagi naik motor sama temenku. Ceritanya mau liburan ke Pantai Gunungkidul. Gak tau kenapa, tbtb pandanganku gelap beberapa detik, kayak ada yang nutupin mataku. Pas normal lagi, di depanku udah ada BAK TRUK. “BRAK!” Aku nabrak, aku lgsg jatuh ke tengah jalan. Kejadiannya cepet banget. Mobil dari belakang nelindes kakiku. Aku koma 12 hari.”
a thread
#bacahoror #bacahorror @IDN_Horor
Gak cuman warga sekitar yang menyimpan kecurigaan. Saya rasa, hampir semua orang di desa ini menyimpan pertanyaan yang sama. Bagaimana bisa, keluarga yang awalnya begitu melarat, menjadi super kaya dalam hitungan minggu. Sebuah pola lama yang terus terjadi. Cerita lama yang tak akan habis dicertikan sepanjang keturunan.
Semua itu bermula ketika Arum masih kecil. Dulu Pak Seno, bapaknya Arum ini kerja diperusahaan besar di jogja dan ekonomi keluarga mereka bisa dibilang cukuplah.
kisah nyata
"NIAT MERANTAU MAU KERJA, MALAH SETOR NYAWA"
Menurut cerita dari warga, dulu, di rumah itu pernah ada tragedi pembunuhan yang dilakukan oleh beberapa orang dan di dalangi oleh adik kandung yang punya rumah. lalu dia berhasil di habisi dengan cara di sembelih tepat jam 12 malam di dalam kamar . Tapi sebelum dia meninggal, dia sempet bersumpah....
a thread horror
#bacahorror #asupanhorror @IDN_Horor
Mereka menghabisi nyawa si pemilik rumah karena sudah gak tahan sama kelakuan dan kejahatan yang di lakukan pada warga sekitar. Termasuk sama keluarganya sendiri.
Lalu si pemilik rumah berhasil di habisi setelah di rencanakan lama. Karena si pemilik rumah itu punya banyak ilmu, makanya yang ikut terlibat itu gak cuman 1 atau 2 orang aja, tapi banyak orang.
Dan setelah menentukan waktu yang tepat, berdasarkan anjuran dari orang2 yang tau ilmu kebatinan, di malam kelahirannya , jadi malam tragisnya.
Seperti yang kita tau, santet itu adalah praktik ilmu hitam yang melibatkan kekuatan gaib untuk menyakiti orang lain dari jarak jauh. Biasanya, santet digunakan oleh orang untuk balas dendam. Entah itu mau bikin si korban sakit atau bahkan langsung meninggal.
Dan metode ini banyak dipercaya diberbagai budaya di asia, termasuk di Indonesia. Karena selain gampang juga menjadi salah satu cara gaib yang punya efek langsung pada fisik maupun psikis korban.
“Kalo nanti gagal ya kamu tetep mati mas. Cuman bedanya kamu matinya di sungai bukan di rumah saya.”
MERINDING!! Ada salah satu sungai di jogja yang ternyata pernah dipake buat ritual Kungkum Kedung.
A thread horor
#bacahorror
Nah kemarin ada follower dari tiktok yang ngirim DM. Pas saya buka, ternyata dia ngirim gambar sama video sungai, yang mana, di Lokasi itu ada semacam tempat buat ritual.
Karena merasa tertarik, saya lanjut bales chatnya.
Disini kita sebut aja namanya mas Eko. Dia cerita, jadi malem itu dia sama temennya rencana mau nyari spot buat mancing. Pas udah nyampe Lokasi yang di rasa pas, mas eko sama temennya ini turun buat nyari tempat yang enak buat mancing dipinggir sungai.
KELUARGA WONGSO Kaya 7 turunan di kota kecil diperbatasan selatan jawa timur.
thread horor
#bacahoror @IDN_Horor
Pernah denger kaya 7 turunan? Tapi gmn ceritanya kalo belum sampe keturuan ke7 tapi udah ngelakuin hal yang gak sesuai dengan aturan mainnya?
Nah ini ada 1 kisah yang terjadi di beberapa tahun silam, diperbatasan kota kecil di Selatan jawa timur. Dan Kisah ini diceritakan oleh narasumber yang kita sebut aja namanya mbak novi.
masuk daerah limpung, aku lupa nama jalannya apa. liat jam 23:45, kita masuk gapura muter2 nyari jalan lama banget sampe nemuin hal-hal aneh. aku liat jam di tangan, hape sama di layar mobil itu jam nunjukin 23:45!!
Anjir kita panik, bisa keluar apa kagak!
#bacahorror
ini kejdiannya udah lumayan lama sekitar tahun 2016-2017 yang lalu. Namaku nanda (samaran) aku sama sodaraku habis liburan di jogja. Singkatnya, pas perjalanan balik ke Jakarta, kita mulai dari magelang, karena mampir dulu ke rumah temen. Habis isya kita gas lagi.
Kita mutusin buat lewat pantura. Buka hape nyalain google maps. Di arahin tuhh pantura via limpung yang tembusnya jalan pantura batang. awalnya biasa aja, gak ada kejadian2 aneh. Masuk di jam 10 malem, kita memasuki Kawasan limpung.